"Rayn." Dinda berdiri dengan perasaan yang campur aduk—matanya menatap Rayn yang menatap kearahnya datar, ini pertama kalinya Rayn seperti ini.
Raut wajahnya begitu mengerikan membuat ia gugup setengah mati.
Ya ampun ia tidak suka situasi mencekam ini apalagi—tatapan Daniel dan Rayn seperti ingin saling membunuh satu sama lain. "Kenalin Rayn dia Daniel. Daniel kena—"
"Ikut gue." Rayn menarik tangan Dinda kearah kamar yang mereka tempati. Sedangkan Daniel hanya terdiam menatap lelaki yang begitu lancang menarik tangan perempuan yang sangat ia sukai—jujur saja ia tidak suka dengan lelaki itu.
"Rayn. Tangan gue sakit." Dinda meringis ketika tangannya ditarik secara kasar. Sedangkan Rayn tetap berjalan—mengabaikan ringisan Dinda. Kesal sekali melihat Dinda berpelukan dengan lelaki itu.
Sialan.
Kenapa ia merasakan kesal begini?
"Aww.." Dinda meringis kesakitan ketika tubuhnya dibantingkan keatas tempat tidur.
"Sakit tau nggak." Ucap Dinda dengan kesal.
"Lo tau nggak sih. Gue nggak suka liat lo sama cowok lain." Ujar Rayn sangat marah.
"Gu—" Belum sempat mengucapkan Rayn terlebih dahulu memotong ucapannya.
"Gue nggak suka." Ucap Rayn penuh penekaan—bahkan sekarang tangan Rayn mencengkram rahang Dinda agar mendongak.
"Sakit."
"Sakit lo bilang. Lebih sakit gue yang liat lo pelukan sama dia."
Dinda mengernyit bingung. Sakit—kenapa Rayn merasakan sakit, bukankah hubungan mereka hanya sebatas teman tidur. Atau jangan-jangan dia mulai suka padanya?
"Lo tau lo patnert gue. Dan gue nggak suka lo dideketin cowok lain selain gue. Lo boleh deketin cowok mana pun setelah Ranty balik di kehidupan gue. Karena gue nggak peduli setelah itu."
Nyut.
Sesak sekali saat Rayn mengatakan hal seperti itu.
Apakah dia sadar bahwa ucapannya telah melukainya?
Ia sudah berpikir jika Rayn mulai suka padanya—ternyata ekspetasinya terlalu tinggi. Dia hanya menganggap ia patner lebih tepatnya patnert di tempat tidur.
"Sekarang lo hanya milik gue." Ucap Rayn sambil mencium kasar bibir Dinda—sedangkan ia meronta kesakitan, Rayn berubah layaknya monster. Bahkan tangannya terus melepaskan pakaian yang ia pakai.
"Be-berhenti g-gue b-bilang." Ucapannya tersendat ketika tangan Rayn terus meremas kasar dada miliknya.
Rayn melepaskan pakaian miliknya—ia benar-benar kesal dan cara melampiaskan kekesalannya sekarang hanya dengan menyetubuhi Dinda.
Sungguh.. Dinda merasakan sakit yang teramat. Dia benar-benar melukainya—bahkan ia tidak peduli bahwa ia sedang kesakitan. Ia tidak tahu bahwa Rayn memiliki sifat yang kasar jika sedang marah seperti ini.
Sakit.
Dinda menangis tersedu-sedu ketika Rayn mulai memasukinya dengan kasar—tanpa ada kelembutan sedikit pun.
Lukanya terasa mengangga setelah Rayn memperlakukan ia seperti ini.
Hatinya benar-benar sakit.
Kenapa ia bisa mencintai orang seperti dia?
Ia hanya bisa menangis tanpa bisa memberontak sedikit pun. Jika ia memberontak maka Rayn akan semakin menjadi-jadi.
"Berhenti Rayn. Tubuh gue sakit." Ucap Dinda tersendat-sendat.
Rayn menyudahinya—memakai kembali pakaian miliknya dan berlalu dari sana tanpa menatap kearah Dinda yang tengah menangis sesenggukan.
"Lo jahat Rayn." Batin Dinda sambil memeluk tubuhnya yang sudah di tutupi selimbut. Tubuhnya benar-benar sakit—ini pertama kalinya Rayn bersikap seperti ini—dia bertingkah layaknya monster gila.
***
"KELUAR DARI SINI." Teriak Rayn sambil menunjuk Daniel.
"Apa hak lo buat ngusir gue. Lo taukan gue kesini mau ketemu Dinda bukan lo." Ucap Daniel santai bahkan ia tidak terpancing emosi dengan nada tinggi Rayn.
"HAK LO BILANG. GUE INI PEMILIK APARTEMENT INI JADI GUE PUNYA HAK BUAT NGUSIR LO." Teriak Rayn, lagi-lagi kemarahan menguasainya.
Rayn berdiri berhadapan dengan Daniel—menarik tangannya dan menyeret tubuh tinggi itu hingga keluar pintu apartement miliknya. "Apaan lo." Ucap Daniel menatap sengit.
"Gu—" belum sempat ia menyelesaikan ucapannya. Rayn sudah menutup pintu apartement itu. Sialan, benar-benar sialan.
Siapa Rayn?
Apa hubungannya dengan Dinda?
Dan kenapa dia bilang ini apartement miliknya—bukannya ini milik Dinda?
Berbagai pertanyaan terbesit dalam pikirannya.
Dari pada ia penasaran mending ia menanyakan hal ini pada Mala—pasti dia mengetahuinya.
Besok ia akan kembali lagi kesini untuk bertemu Dinda.
Daniel berlalu dari sana walaupun begitu berat tapi mau bagaimana lagi. Gara-gara si cowok sialan itu, jadi ia hanya bertemu dengan Dinda hanya sebentar.
***
TBC!
Senin—07 September 2020
Rayn Jahat😭 Kasih komentar ya—apa tanggalan kalian melihat tingkah Rayn yang kayak gitu sama Dinda?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep Friend
Storie d'amoreRank# [05092020] # 2 in bebas [19092020] # 3 in raynwijaya [30092020] # 1 in dindakirana Young Adult 18+ Dinda yang rela melepaskan semuanya untuk Rayn. Bahkan ia rela menjadi teman tidur Rayn tanpa ikatan hubungan apapun kecuali hanya teman. Selama...