Chapter 18

445 37 26
                                    

🥀HAPPY READING'S🥀
.
.
.
.

"Mbok Dindanya ada?" Tanya Mala pada perempuan paruh baya yang tengah menata makanan diatas meja. Ya, ia ingin menemui Dinda dan melihat kondisinya ia berharap Dinda tidak memikirkan lagi si brengsek itu.

"Ada Non. Diatas kamar." Ucap Mbok Ira yang terlihat bahagia—sebenarnya hal apa yang membuat si Mbok bahagia? Entah, kenapa ia jadi penasaran kebahagiaan apa yang Mbok Ira rasakan.

"Mbok kenapa aku perhatikan Mbok terlihat bahagia banget?" Tanya Mala menelisik raut wajah Mbok Ira.

"Itu Non. Mbok lagi bahagia banget ngeliat Non Dinda yang tersenyum lagi. Apalagi pas datang cowok ganteng dikehidupan Non Dinda. Sekarang dia lebih banyak tersenyum dan itu semua berkat cowok ganteng yang udah mengembalikan senyuman Non Dinda. Mbok seneng kalo liat Mbok liat Non Dinda tersenyum dan nggak murung lagi setidaknya dia bisa melupakan masalah beratnya." Ujar Mbok—ia bisa melihat begitu menyayangi Dinda.

Tapi tunggu ..

Cowok ganteng?

Siapa yang dimaksud Mbok Ira?

"Mbok. Apa Mbok tau siapa nama cowok itu?" Tanya Mala yang begitu penasaran siapa cowok yang bisa membuat Dinda tersenyum lagi. Walaupun sedikit ada rasa kesal begitu mendengarnya—kalau begitu ia tidak bisa mendekatkan Dinda dengan Daniel.

Mbok Ira mencoba mengingatnya. "Eh, iya Non. Mbok Ingat—namanya den Daniel." Ujar Mbok Ira seketika membuat Mala terkejut namun tak berapa lama ia tersenyum mendengarnya—akhirnya Daniel bisa meluluhkan hati Dinda juga bahkan bisa membuat Dinda tersenyum.

Apa hubungan mereka sekarang?

Kapan mereka dekat?

Rasanya penasaran untuk mendengar penjelasan Dinda tentang semuanya—dan ada rasa kesal kenapa dia tidak mengatakan hal ini lebih awal?

Mala dengan cepat berlari kearah kamar Dinda. Ia mengingat ucapan Mbok Ira tadi—sekarang ia berniat memberi pertanyaan pada Dinda, awal dimana sahabatnya bisa dekat dengan Daniel.

"Dinda." Ia menerobos masuk kamar sahabatnya membuat dia yang tengah memainkan ponsel terkejut dan menatap kesal Mala yang mengagetkan dirinya.

Mala yang melihat tatapan Dinda hanya cengengesan. "Sorry, abisnya gue sebel banget sama lo." Ucap Mala sambil duduk disamping Dinda.

"Sebel kenapa?" Tanya Dinda.

"Sebelumnya lo nggak bilang kalo lo sekarang lagi deket sama Daniel. Lo mah gitu nggak bilang gue—untung aja tadi Mbok Ira bilang makanya gue tau. Kalau nggak lo pasti nggak bakal cerita."

"Bukan gitu Ma. Gue belum sempat bilang sama lo tadinya besok gue mau ketemu sama lo buat bicarakan hal itu, tapi sekarang lo udah tau." Ucap Dinda.

"Tapi udahlah gue nggak bakal marah sama lo. Bahkan gue seneng banget denger lo deket sama Daniel. Yey, sekarang sahabat gue nggak sedih lagi nih." Ucap Mala menggoda Dinda.

"Cerita semuanya sama gue." Desak Mala yang sudah sangat penasaran.

"Yaudah, gue bakal cerita sama lo." Ujar Dinda yang langsung menceritakan semuanya pada Mala tanpa terlewat sedikit pun.

"Gila. Daniel perfect banget. Dia bisa nerima lo dalam keadaan sekarang bahkan dia mau menerima bayi lo Dinda. Beruntung banget si lo bisa dicintai sebegitu dalamnya hingga sekarang pun dia mau menerima lo bahkan dia sudah menganggap bayi ini bayi miliknya." Ucap Mala benar-benar terharu melihat begitu besarnya cinta pada Daniel bahkan dalam keadaan seperti ini pun ia masih menerima.

 Sleep FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang