@Chapter 23.

453 62 7
                                    

Serangan berbentuk bulan sabit itu menahan Wonyoung dan Valmon untuk diam di tempatnya. Memaksa seluruh kekuatan mereka untuk berfokus menahan serangan itu. Sehingga, ketika si monster ksatria maju dengan pedang terhunus ke arah mereka, tidak ada yang bisa mereka lakukan ketika ujung pedang tersebut makin mendekat.

Wonyoung melihatnya ketika pedang itu jelas menuju ke arahnya lebih dahulu daripada Valmon. Ia terpaku, menanti momen ketika ia merasakan sakit yang ia harapkan.

'SYUT !'

'DUAK !!!'

Wonyoung tidak berkedip sedikitpun ketika cahaya putih itu turun dari langit. Gelombang angin menyebar ketika sesuatu menghantam si monster ksatria untuk tunduk kepada tanah. Debu menyebar menghalangi pandangannya. Beberapa saat kemudian sosok itu menyingkir ke arah Wonyoung dan Valmon.

"Huff... sepertinya aku datang tepat waktu." ucap Lee yang berdiri di hadapan Wonyoung. Lee datang dengan wujud siap tempurnya. Zirah putih beserta senjatanya yang berupa gada besar. Tubuh Lee hampir terlihat seperti diselimuti cahaya dalam perlengkapannya tersebut.

"Terimakasih." kata Wonyoung. Ia menghela napas, namun kemudian menegang kembali ketika si monster ksatria mulai berdiri lagi. Nampaknya serangan Lee belum cukup untuk melumpuhkannya.

"Apa-apaan ini ? monster ini kuat sekali. " Lee menatap dengan dahi yang merengut penuh kekhawatiran.

"Sepertinya terlalu cepat untukku berterimakasih, ya." Wonyoung pun kembali bersiap. "Serangan kita tidak bisa menembus zirahnya."

Valmon sendiri tidak tahu siapa lelaki bezirah putih yang turun dari langit itu. Tapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan itu.

Dari kejauhan terdengar ledakan disusul pilar api yang membumbung tinggi, lalu raungan kesakitan datang dari dua arah yang berlawanan. Wonyoung dan Valmon menyimpulkan jika dua monster itu mungkin telah berhasil dikalahkan.

Itu hanya kemungkinan, masih ada kemungkinan yang lain ketika ternyata yang dikalahkan adalah teman-teman mereka.

"Aku pikir pertarungan yang lain tidak berjalan terlalu baik juga." kata Lee setelah mendengar suara dan ledakan itu.

Tidak ada yang menjawab mereka terlalu fokus kepada musuh di hadapannya.

"Singkirkan pedangnya dahulu." kata Lee sebelum ia akhirnya menerjang maju ke arah si monster. Wonyoung terkesiap ketika menyadari sesuatu.

Lee mengayunkan gadanya yang kemudian ditahan dengan pedang si monster. Lee berusaha sekuat tenaga mendorong gadanya tetapi kekuatan si monster menahannya.

Wonyoung dan Valmon kemudian maju menyusul. Valmon menebaskan pedangnya pada mata si monster hingga muncul percikan akibat benturan itu, menghalangi pandangannya. Lalu Wonyoung mengeluarkan tali aritifisial yang ia gunakan untuk menjerat tangan si monster yang memegang pedangnya.

Wonyoung mendarat di belakang si monster, lalu menarik tali itu sekuat tenaga. Tangan si monster tertarik ke belakang dan lepas dari menahan gada Lee.

"HYA !" Lee mengayunkan gadanya dengan kekuatan penuh ke arah tangan si monster yang sudah ditarik Wonyoung. Serangan Lee membuat si monster melepaskan pedangnya. Pedang itu melayang ke samping dan berputar-putar sebelum akhirnya menancap di tanah.

Lee dan Valmon menyerang si monster secara bersamaan dan beruntun. Monster itu tidak dapat menyerang balik tetapi juga tidak ada serangan yang berdampak padanya.

Saat itu lah Wonyoung bergerak dan mengambil pedang yang tertancap di tanah dan mencabutnya. Pedang tersebut terasa berat di tangannya. Tidak ada waktu untuk mengamatinya, Wonyoung langsung berlari menuju monster itu.

12 Anomali Season 2 : "Secret Story of the Swan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang