@Chapter 26.

291 57 6
                                    

Valmon, Elmer, dan Gantar mendengar ledakan besar yang berasal dari dalam jurang. Mereka menoleh seketika dengan wajah yang tegang, apapun yang terjadi di sana bukanlah sesuatu yang baik. Setelah beberapa lama menunggu dengan perasaan yang berdebar mereka akhirnya mendengar sesuatu yang membuat mereka makin takut.

Hawa panas tiba-tiba saja keluar menghantam tubuh mereka. Ketiga pria tersebut terdorong mundur sampai bersusah payah menjaga keseimbangan. Gantar merasakan wajahnya meleleh dan ia pun akhirnya jatuh terduduk.

Mereka tidak sempat melihat siapa yang keluar terlebih dulu karena hawa panas itu membuat mereka bertiga menutup mata. Lee dan beberapa dari gadis itu sudah keluar dari dalam jurang. Beberapa diantara mereka langsung terjatuh lalu terbatuk-batuk. Yang lainnya tetap bisa menjaga keseimbangannya sambil berdiri meskipun suara batuk yang menyesakkan masih keluar dari mulut mereka.

"Mana Eunbi ?" tanya Hitomi. Entah karena hawa panas itu atau memang kelelahan. Suara yang keluar dari Hitomi terdengar serak.

Mereka semua pun menoleh ke segala arah. Tetapi mereka tidak mendapati keberadaan Eunbi, Yujin, dan Wonyoung. Menyadari jika bukan hanya Eunbi saja yang belum datang, para gadis yang jatuh terduduk langsung berdiri dan menatap ke arah jurang.

Suara ledakan keras itu masih saja terdengar dari sini bahkan ketika mereka sudah keluar dari semesta itu. Mereka menunggu dengan cemas, sampai akhirnya wujud Eunbi keluar dari dalam jurang. Ia membawa Yujin dan Wonyoung dalam pelukannya.

Bersama dengan suara ledakan terakhir yang terdengar paling keras dan sedikit awan panas yang lolos keluar dari dalam jurang, Eunbi terjatuh setelah melepaskan Yujin dan Wonyoung. Mereka semua berkumpul mengerumuninya.

"Arghhh..." erangan Eunbi terdengar ketika ia memegangi kakinya. Awan panas itu tidak hanya membakar sebagian punggung dan rambut panjangnya. Kini rambut panjang Eunbi terlihat tidak seindah dulu. Awan panas itu telah membakarnya dari bagian tengah sampai ujung.

Tapi saat ini bukanlah itu yang lebih mereka khawatirkan. Kaki Eunbi menderita luka bakar yang cukup parah. Sepatu dan celan jeans Eunbi menempel pada kulit kakinya dari bagian betis kebawah karena panas yang besar. Sebagian dari para gadis itu meringis melihatnya, lalu akhirnya mereka sedikit meneteskan air mata.

Yujin dan Wonyoung adalah yang paling mereka bersalah. Karena Eunbi yang mendorong mereka, ia jadi lebih tertinggal di belakang. Kini kedua kaki Eunbi menderita luka bakar yang mengerikan.

"Maaf-"

"Sudahlah !" Eunbi memotongnya sebelum Wonyoung sempat berkata. Dengan mata yang sedikit berair Wonyoung menatap Eunbi.

"Tidak perlu ada yang minta maaf. Semua sudah terjadi dan aku bersyukur karena aku lah yang terluka," Eunbi menatap Wonyoung dan Yujin secara bergantian. "Bukan kalian berdua."

Mendengar hal itu menjadikan perasaan dalam hati Wonyoung dan Yujin makin berat. Air mata mereka sudah mendorong keluar namun mereka berdua sadar, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menangis atau meluapkan perasaan sentimental.

Wonyoung dan Yujin mengusap air matanya dengan kasar lalu mengembalikan ketegaran mereka seperti sebelumnya.

Kini ketika Chaeyeon, Minju, Yuri, dan Chaewon telah bersama mereka kembali  bisa dibilang kekuatan mereka sudah hampir terkumpul. Hanya tinggal Sakura, Hyewon, dan Yena yang masih ada di semesta lainnya dan kabar tentang mereka masih belum terdengar sampai sekarang.

"Sebaiknya kita kembali ke desa dulu dan menunggu kabar dari Sakura, Hyewon, dan Yena." kata Eunbi.

Yujin dan Wonyoung langsung mengambil inisiatif untuk membantu Eunbi. Meskipun luka yang diderita Eunbi cukup parah tetapi mereka yakin dengan kemampuan regenerasinya Eunbi bisa mengatasi itu. Lagipula mereka semua tahu kalau Eunbi adalah wanita yang kuat.

~~~ 

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang ?" tanya Yena. Mereka bertiga masih duduk di atas rerumputan di taman. Bekas-bekas pertarungan mereka menyisakan kerusakan pada taman ini. Pepohonan yang tumbang di beberapa sisi dan rerumputan taman yang semula tertata rapi kini terpotong berantakan. 

"Kita menunggu kabar dari mereka." jawab Hyewon. "Tapi, apakah ZOZI itu sudah tidak melakukan apapun lagi ?" 

"Benar juga. ZOZI itu melakukan banyak hal sebelumnya untuk memisahkan dan melemahkan kita. Apa dia sudah berhenti ?" Sakura mengerutkan dahinya dalam-dalam. Mereka memang belum terlalu lama duduk dan beristirahat disini. Tetapi sebelumnya ZOZI itu bahkan tidak memberikan mereka kesempatan untuk bernapas lega. Sedikit waktu yang mereka miliki terasa mencurigakan. Seperti tenang sebelum badai. 

"Apa kita bisa sudah bisa menghubungi mereka ?" tanya Yena. 

Sakura pun segera bersiap berkonsentrasi untuk melakukan komunikasi telepatinya ketika tiba-tiba suara yang seakan sudah lama sekali tidak ia dengar sampai padanya. 

"SAKURA !!!" 

Sakura diam termenung selama beberapa saat. Matanya yang melebar dan mulutnya yang sedikit terbuka membuat Hyewon dan Yena melihat padanya dengan tanda tanya yang sama. 

"Apa yang terjadi ?!" Melihat wajah Sakura yang seperti itu, Yena pun mengira jika apa yang didengarnya adalah sesuatu yang gawat. Hyewon memikirkan hal yang sama, ia mencondongkan wajahnya ke arah Sakura. 

"Kamu tidak apa-apa ?"  suara Chaeyeon masih bergema di kepalanya. Sakura meraih kembali kesadarannya setelah pertanyaan Yena barusan. 

"C-Chaeyeon !" kata Sakura. Yena dan Hyewon saling berpandangan. "Kamu sudah kembali ?" 

"Sudah,"  jawab Chaeyeon. "Kamu baik-baik saja ?" 

"Aku baik-baik saja." 

Mendengarnya Yena pun segera membuat panggilan telepatinya sendiri kepada Yuri. Tidak perlu waktu yang lama sampai akhirnya Yuri menyambutnya.

"Hai."

"Lama sekali kamu perginya !" Yena yang tidak bisa menahan debaran di hatinya pun mengeluarkan seruan yang tedengar lebih keras daripada yang ia inginkan.

"Ya maaf. Lagipula aku tidak pergi selama itu."

Air mata Yena mulai lolos sedikit. Gadis itu segera menghapusnya sebelum siapapun mengetahuinya.

"Iya, baguslah."

"Sekarang kita semua sudah berkumpul. Sebaiknya kalian ikut kesini." ucap Yuri di ujung sana.

Yena mengalihkan pandangannya kepada Hyewon dan Sakura yang ternyata sudah berdiri. Mereka berdua menyambut pandangan matanya yang seolah mengatakan jika mereka berdua juga sudah memahami situasi saat ini. Tidak perlu menunggu lama lagi, Yena pun ikut berdiri.

"Kami kesana sekarang."

Selesai mengucapkan kalimat terakhirnya, Yena pun membuka portal di hadapannya. Suara mendesis itu mengisi taman yang sepi. Matahari pagi sebelumnya mulai naik tiba-tiba tertutupi oleh awan mendung yang datang entah darimana. Ketiga gadis itu mendongak secara bersamaan ke atas.

"Aku punya perasaan buruk." kata Hyewon.

"Semuanya sudah terasa buruk sebelum saat ini." sahut Sakura.

Yena tidak menjawab. Kebahagiaan yang sebelumnya ia rasakan terasa kecil jika dibandingkan dengan perasaannya pada apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ketiga gadis itu pun bersiap memasuki portal. Akan tetapi firasat buruk mereka ternyata menjadi kenyataan lebih cepat daripada yang mereka kira.

Sosok perempuan berbaju putih itu muncul tiba-tiba membawa aura tekanan yang membuat mereka berhenti di hadapan portal.

~~~

To Be Continued... 

12 Anomali Season 2 : "Secret Story of the Swan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang