@Chapter 7.

484 77 9
                                    

Valmon, Elmer, Gantar, dan Lyrei sudah berjalan pergi dari tempat mereka bertemu Eunbi sebelumnya. Tidak ada yang mengucapkan sepatah katapun karena mereka masih belum bisa memproses semuanya dengan baik. Bahkan Valmon yang menjadi kakak tertua dan biasanya paling bisa diandalkan dalam situasi seperti ini pun belum mampu mengambil keputusan.

Apakah mereka harus menjelaskan apa yang terjadi pada Ketua mereka ? tapi, apa yang sebenarnya mau mereka jelaskan. Kehadiran Eunbi dengan penampilannya yang sangat asing beserta kekuatannya yang lebih sulit dijelaskan lagi. Dua hal itu tidak akan membuat cerita mereka dipercayai.

"Aku pikir kita akan mati tadi." ucap Elmer yang akhirnya memecah keheningan diantara mereka. Tatapan mata pria itu menuju ke bawah, ke arah tanah lembab yang akan diinjaknya selanjutnya.

"Keberadaan kita yang masih hidup disini berarti menjadi bukti kalau perempuan itu memang tidak bermaksud jahat." sahut Valmon.

"Aku tidak yakin. Mungkin dia hanya belum membunuh kita karena belum mendapatkan apa yang dia mau." ucap Gantar. Dan mau tidak mau Valmon harus mengakui kemungkinan itu meskipun ia tidak mengatakan apapun.

Disisi lainnya, Lyrei berusaha menyembunyikan tangannya yang gemetaran. Dia lebih tahu kemampuan sihirnya dari siapapun. Dan Lyrei paham seberapa besar efek dari serangan petirnya itu jika mengenai lawan. Biasanya dengan sekali hantaman bola petir itu sasarannya akan langsung hangus jadi debu, namun tidak dengan perempuan itu. Bahkan setelah dua serangan, dia masih bisa berdiri seakan tidak pernah mengalami apapun.

Terlebih lagi, auranya begitu mengerikan jika sedang marah. Lyrei menelan ludahnya membayangkan tatapan matanya ketika menusuk jauh kedalam jiwanya yang mendadak begitu rapuh tadi.

"Tapi kenapa dia langsung pergi begitu saja tadi ? dan kalian lihat bagaimana caranya pergi ? dia membuka sebuah pintu yang seakan menghubungkannya dengan dunia lain !" kata Elmer.

"Tahu darimana kamu kalau dia terhubung ke dunia lain ?" tanya Gantar.

"Kalau tidak kemana lagi dia pergi ? melihat dari gerak-geriknya saja kita bisa tahu kalau perempuan itu tidak berasal dari dunia yang sama dengan kita."

Ada benarnya juga, mereka semua berpikir pada kesimpulan yang sama.

"Sebaiknya kita simpan saja semua ini untuk diri kita sendiri saja karena kita belum bisa membuktikan apapun. Percuma juga kita mengatakannya kalau tidak ada yang percaya." ujar Valmon. Mereka semua memberikan jawaban dengan arti yang sama, bahwa mereka menyetujui usul Valmon.

Perjalanan mereka lanjutkan dengan ganjalan di hati yang ternyata lebih berat daripada yang pernah mereka alami sebelumnya ketika melakukan patroli. Muncul sosok makhluk dengan kekuatan yang tidak bisa mereka perkirakan.

~~~

Sakura ternyata adalah yang paling terakhir datang ke sini namun dia tidak terlalu telat. Semua teman-temannya sudah duduk di mejanya semula. Kali ini wajah mereka tidak menunjukkan raut bahagia karena bisa bertemu kembali seperti sebelumnya. Karena mereka akhirnya paham jika ancaman baru memang telah muncul.

Sakura duduk di kursinya semula di samping Chaeyeon. Dan Eunbi yang sudah kembali memberikan senyuman kecil padanya. Eunbi duduk tepat di hadapannya kali ini.

"Karena semuanya sudah berkumpul." kata Lee. "Kita bisa mulai membicarakannya."

Pandangan mata Lee tertuju pada Eunbi, memberikannya isyarat untuk mulai menjelaskan apapun yang ia ketahui saat ini.

"Sebenarnya aku tidak mendapat terlalu banyak. Portal putih itu mengganggu sebelum aku sempat bertanya lagi." Eunbi mulai berdiri dari kursinya.

Dia menjelaskan semuanya. Apapun yang telah ia dapatkan dari pertemuannya dengan penduduk asli semesta yang baru dia datangi. Tentang Dewa Agung yang mereka puja itu.

"Hanya itu ?" tanya Yuri.

"Sayangnya iya." jawab Eunbi.

"Gambaran itu terlalu samar. Kita tidak bisa menyimpulkan apapun." Yuri menghela napasnya. Pikirannya itu sampai pada seluruh temannya yang ada disitu. Dalam udara yang tenang ini mereka nampaknya menyetujui satu hal yang belum terucap.

"Kita harus melakukan penyelidikan lagi." ucap Lee pada akhirnya. Tentu saja mereka semua langsung menyetujui itu.

"Tapi bagaimana jika ancaman datang lagi ?" tanya Yena.

"Benar juga. Kita tidak akan bisa mengandalkan klon untuk mengatasinya." imbuh Minju.

"Begini saja. Aku akan menyelidikinya sendiri dulu sekarang dengan berkonsultasi pada Celestial. Kalian bisa berjaga-jaga di semesta kalian sendiri." kata Lee, mencoba memberikan solusi terbaik di benaknya sekarang.

"Menurutku itu ide yang bagus." jawab Sakura. "Daripada kita membiarkan semesta yang harus kita jaga tanpa pengawasan pada situasi yang belum menentu ini. Kita bisa menyerahkannya pada Tuan Lee."

Nampaknya semua setuju dengan usul itu. Kesepakatan telah diambil. Dalam benak kedua belas gadis itu tentu saja kecemasan menghantui mereka. Kemunculan portal putih sebelumnya jelas bukan peristiwa yang terakhir. Mereka tahu akan ada yang menyusul. Tidak mengetahui asalnya, tidak mengetahui alasannya. Hal itu membuat kkehawatiran terus naik ke permukaan.

Mereka memutuskan mengakhiri pertemuan kali ini dengan keputusan yang jelas. Menunggu dan berjaga adalah yang paling bisa mereka lakukan saat ini ketika tidak ada apapun yang mereka ketahui. Mereka mempercayakannya kepada Lee.

Satu persatu gadis itu mulai memasuki portal dan menghilang ke dalamnya. Meninggalkan Lee dalam beban yang lumayan pada pundaknya.

Dewa Agung yang menciptakan semesta dengan sayapnya ? pernahkan ia mendengarnya dari semua yang ia alami ? rasanya itu begitu asing. Lee tidak pernah mendengar tentang itu sebelumnya.

Lee mengangkat tubuhnya dan menuju ke ruangan suci tempat Celestial berada. Ia akan memakai waktu ini untuk menanyakan semuanya pada Celestial. Keputusan terakhir yang harus ia ambil demi mendapatkan jawaban dari semua yang telah terjadi sebelum semuanya terlambat.

~~~

To Be Continued...

12 Anomali Season 2 : "Secret Story of the Swan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang