Epilogue

370 63 43
                                    

Mereka keluar dari portal yang berdesis. Dua belas gadis itu menunggu sampai Eunbi akhirnya muncul. Kesunyian mengiringi, mereka tahu apa yang harus mereka lakukan tanpa harus mengucapkan kata-kata.

Eunbi memimpin mereka semua memasuki pintu berwarna perak besar di ujung koridor. Mereka mengedarkan pandangan mengenang semua yang telah terjadi di dalam kastil ini.

Saat mereka di bawa satu persatu menuju tempat perlindungan ini. Yena dan Sakura saling berpandangan mengingat pertengkaran mereka dahulu kala. Dan semua memori berkelebat menyedihkan. Sesuatu yang sesak terasa di hati mereka. Apakah ini semua sudah berakhir ?

Pintu perak tersebut terbuka perlahan dan sosok bercahaya di ujung ruangan terlihat menyilaukan. Kedua belas gadis itu maju mendekat ke arah Celestial, sang pencipta alam semesta.

Sebelum Eunbi membuka bibirnya, Celestial mendahuluinya dengan suaranya yang ganjil. Seperti suara lelaki dan perempuan, anak kecil dan orang tua yang berucap bersamaan.

"Kalian sudah kembali." Mereka semua mendongak pada Celestial, sosok bercahaya yang entah mengapa sekarang tidak terasa menyilaukan.

"Musuh besar kalian sudah kalian kalahkan. Alam semesta sudah kalian selamatkan. Untuk sekarang, tugas kalian sudah selesai."

Kecemasan mengudara di sekitar para gadis itu. Tugas mereka telah selesai.

"Lalu... apakah kami harus berpisah ?" tanya Eunbi yang mewakili teman-temannya.

"Itu terserah kepada kalian. Kalian punya kekuatan untuk melindungi semesta. Tapi kalian juga masih seorang manusia. Semua yang telah kalian lalui pasti menciptakan perasaan saling terikat yang dimiliki manusia."

Senyuman muncul di wajah para gadis. Mengetahui mereka tidak perlu berpisah membuat mereka lega. Celestial benar, apa yang telah mereka lalui menjadikan mereka terikat. Dua belas gadis asing, yang bahkan berasal dari semesta yang berbeda, bersatu dalam suka dan luka dari pertarungan. Bukan hal yang berlebihan jika dibilang mereka semua telah menjadi saudara.

Tetapi ketika kebahagiaan dan kelegaan itu masih hangat, Celestial melanjutkan.

"Akan tetapi, saat ini ancaman pada alam semesta sudah teratasi. Portal yang bisa kalian buka secara leluasa tidak bisa semudah itu lagi kalian gunakan."

Sakura mengernyit, lalu bertanya. "Kenapa begitu ?"

"Ada hukum yang berlaku, setiap kali kalian membuka portal, kalian menggunakan energi dari semesta kalian. Tidak bijak jika kalian membuka portal bukan karena bahaya mengancam, namun hanya karena ingin bertemu."

Mendengarnya senyuman itu pun lenyap dari wajah mereka. Tetapi tidak ada pilihan lain dan mereka sadar akan hal itu.

Penghormatan terakhir kepada Lee mereka berikan kemudian secara perlahan mereka berjalan kembali menuju ruangan portal.

Kursi-kursi yang berjejer merekam memori dari setiap pertemuan mereka berdua belas bersama dengan Lee. Kini mereka memandang sekali lagi dengan lebih seksama, bersamaan dengan kesadaran jika mereka mungkin tidak akan pernah ke tempat ini lagi bersama-sama.

Terlalu sedih untuk sekedar salam perpisahan. Para gadis itu menteskan air mata, menyatu dalam tangisan sunyi yang menyesakkan. Mereka berpelukan. Bahu saling bergetar menahan tangis yang tak bisa ditahan.

Lalu satu persatu dari mereka mulai memasuki portal. Langkah mereka terasa berat namun pada akhirnya hanya Chaeyeon lah yang paling terakhir. Dia menoleh ke belakang, mengedarkan pandangannya sekali lagi pada ruangan ini dan merekamnya dalam-dalam pada memorinya. Dan Chaeyeon pun memasuki portal menyusul yang lain.

Desisan pada portal berwarna putih dan merah muda itu terdengar makin pelan. Lalu ukurannya pun mengecil, hingga pada akhirnya portal itu yang sebelumnya tidak pernah tertutup, kini tertutup dan menghilang. Seakan telah melaksanakan tugasnya selama ini dengan baik, ia pun beristirahat.

~~~
.



.




.





.






.





.







.





.







.







.
~~~

Waktu pun berlalu tanpa disadari. Bahkan sebenarnya waktu berlalu begitu lama. Malam ini Wonyoung memandangi langit malam yang bersih. Bulan purnama nampak megah di tengah bebintangan. Wonyoung mendongak menatapnya. Tanpa ia sadari air mata mengalir turun. Ia rindu pada mereka semua.

Sudah terlalu lama waktu berlalu. Dia senang berada dalam kehidupan yang damai ini. Tetapi kerinduan pada mereka semua menyesakkan dadanya. Dan lagi-lagi air matanya turun.

Tiba-tiba suara mendesis yang ia kenali muncul dari belakangnya. Wonyoung diam sejenak karena terkejut, lalu ia berbalik.

Portal berwarna putih dan merah muda itu, pintu menuju dimensi lain yang ia rindukan. Lalu suara dari sebelas orang gadis yang ia kenal dengan baik muncul secara bersamaan di kepalanya. Suara-suara itu... terasa hangat dan menyenangkan. Mereka mengucapkan kata yang sama.

"Wonyoung, kemarilah. Kita berkumpul bersama lagi."

~~~

The End

A/N : Silakan tuliskan pesan dan kesan kalian setelah baca FF ini. Author sadar masih banyak banget kekurangannya. Tapi karena kalian yang terus ngikutin, ngasih vote dan komen, FF ini akhirnya sampai Season 2.

ZOZI sebentar lagi. Waktu mereka, dan kita, nggak terlalu banyak. Tapi seperti yang udah Author simbolkan di cerita, 12 gadis itu akan terus bersama dan nggak akan terpisahkan. Memori dan ikatan mereka terlalu kuat dan berharga untuk sekedar dipisahkan oleh kontrak perusahaan.

IZ*ONE adalah mereka, dan WIZ*ONE adalah kita. Semoga ini semua tetap abadi. :)





Anyway, meskipun udah berpisah, cerita tentang mereka berdua belas kayaknya masih akan ditulis di oleh Author. Karena, kenapa nggak ? :v

12 Anomali Season 2 : "Secret Story of the Swan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang