@Chapter 5.

487 84 11
                                    

Ketika Lee mulai duduk dan berbicara para gadis itu menghentikan obrolan mereka dan berusaha menyimak dengan benar. Meskipun mereka sebenarnya juga masih ingin memperpanjang pertemuan kembali ini.

"Seperti yang kalian lihat sendiri, Eunbi tidak ada disini. Itu karena dia sedang pergi lebih dahulu untuk menyelidiki sebuah semesta. Aku harap tidak ada apapun yang mungkin mengancam kedamaian semesta ini seperti dulu. Tetapi sepertinya penyelidikan Eunbi belum bisa melaporkan apapun."

Kebanyakan dari mereka mengangguk paham dengan itu. Meskipun tidak jarang juga ada yang merasa khawatir dengan apa yang diucapkan Lee.

"Baiklah kami paham tentang getaran yang kamu rasakan ini. Tapi seberapa sering ini terjadi sebelumnya ?" tanya Chaewon. Yang lainnya nampak ikut meminta jawaban dari Lee tentang itu. Mereka menatap Lee dengan pandangan tanya yang sama.

Lee menggeleng. "Tidak sering. Karena itu aku sedikit cemas."

"Kenapa kamu hanya mengirim Eunbi ? bukannya dari pengalaman sebelumnya kita bisa tahu kalau tidak bisa sendirian mengatasi masalah semesta ini ?" kata Hitomi.

"Aku sadar tentang itu. Tapi mengirim terlalu banyak juga akan semakin mencurigakan. Bagaimana jika ada penduduk asli yang menyaksikan kalian semua dan menganggap kalian sebagai ancaman. Kita jadi tidak bisa melakukan penyelidikan dengan baik." ujar Lee. Hitomi mengangguk-angguk.

"Lagipula Eunbi pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Dia tidak selemah itu." imbuh Lee. "Aku juga sudah bilang untuk memberikan sinyal bahaya jika memang dia berada dalam situasi itu."

Para gadis itu memahaminya dengan baik. Mereka akan mempercayakan semuanya kepada Eunbi dan berharap bahwa apa yang ditemukannya bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan. Tapi di lubuk hati mereka yang terdalam sesuatu bergejolak karena tidak bisa melakukan apapun untuk membantu. Dan kekhawatiran kepada Eunbi jelas termasuk dalam hal itu.

~~~

Mereka berempat tentunya berada dalam situasi yang membingungkan. Mencoba kabur dari perempuan di hadapannya ini jelas bukan sesuatu yang bisa meereka lakukan saat ini. Mencoba melumpuhkannya dan menangkapnya lalu membawanya ke desa ? itu lebih mustahil lagi.

"Aku akan melepaskan kalian." ucap Eunbi. Lalu tanpa mereka sadari ikatan tali artifisial pada tubuh mereka telah lenyap begitu saja. Ketiga pria itu kembali saling bertatapan dengan bingung. Kekuatan perempuan ini jelas tidak bisa mereka ukur dengan pengamatan mereka sendiri.

"Sekarang kalian akan menjawab pertanyaanku. Atau ada lagi yang mau protes ?" Kali ini Eunbi tidak mau lagi bersikap baik. Karena dia sudah diserang dua kali saat mau berbicara baik-baik dengan mereka. Eunbi bertanya-tanya apakah semua penduduk di semesta ini seperti mereka ? jika iya itu akan sangat merepotkan.

Mereka berempat nampak diam saja. Itu artinya mereka menyetujui atau sebenarnya merasa takut dan tidak punya pilihan selain menyetujuinya. Dilihat dari mana pun Eunbi memang menakutkan jika sedang marah begini.

"Aku mau tahu nama kalian. Dimulai dari dirimu." ucap Eunbi dengan tangan terlipat di depan dada. Ia bersandar pada pohon dibelakangnya. Dengan dagunya ia menunjuk kepada perempuan yang tadi menyerangnya dengan bola listrik dan meneriakinya tepat di depan muka.

"Namaku Lyrei." ucap perempuan itu.

"Aku Valmon." lelaki yang terlihat paling tua melanjutkan. Sebenarnya wajah mereka semua hampir mirip, hanya saja ada sedikit fitur pada wajah yang membedakan mereka.

Perempuan bernama Lyrei itu terlihat jelas feminim dengan dagu lancip. Valmon memiliki sedikit keriput di pipinya dan punya tubuh yang paling besar serta suara yang paling berat.

"Aku Elmer."

"Dia adikku yang nomer dua." sahut Valmon. Lalu entah mengapa lelaki yang menurut Eunbi adalah adik bungsu dari ketiga bersaudara itu diam. Dia menatap Eunbi dengan mata yang jelas menunjukkan kalau dia tidak menyukai Eunbi dan ia mengutuknya dalam tatapan itu.

"Lalu kamu ?" kata Eunbi, tidak sabar.

Elmer menyenggol lengannya.

"Aku tidak mau memberikan namaku padanya !"

"HAH ?!" Eunbi yang jengkel mulai berdiri dengan tegak. Kedua tangannya berkacak pinggang dan ia mendengus tidak percaya.

"A-Ah ! tolong tenang. Namanya adalah Gantar." kata Valmon sambil mengangkat tangannya rendah.

Eunbi menghela lagi napasnya. Sudah beberapa kali ia berusaha menahan amarahnya menghadapi orang-orang ini dan Eunbi berharap dia tidak kehabisan kesabaran.

"Baiklah, sekarang jelaskan siapa dan apa kalian ini." ucap Eunbi.

"Kami adalah penduduk disini. Leluhur kami mengtakan jika kami tercipta dari potongan jiwa Makhluk yang Melebarkan Sayapnya dan Menciptakan Semesta." ujar Valmon. Penjelasannya jelas sangat asing bagi Eunbi. Tapi melihat dari apa yang pernah dialaminya, hal seperti itu jelas mungkin sekali terjadi.

"Makhluk apa yang kamu maksud ?" tanya Eunbi.

"Tentu saja kami tidak punya pengetahuan yang cukup untuk menjangkau penjelasan tentang Dewa Agung kami." jawab Valmon.

Eunbi diam dan berpikir. Jika apa yang dikatakan Valmon memang benar terjadi, itu artinya ada makhluk setingkat para ZOZI atau bahkan Celestial yang belum mereka ketahui dan menciptakan semesta ini beserta para makhluknya.

"Kalau begitu apa kalian tahu apa yang terjadi pada makhluk itu setelah menciptakan kalian ? tentu saja berdasarkan legenda leluhur kalian." tanya Eunbi.

"Hei, jangan menyebut Dewa Agung kami sebagai 'Makhluk itu', ya ! lancang sekali kamu." tiba-tiba saja Gantar menyahut dengan mulutnya yang menurut Eunbi sangat kurang ajar itu.

"Maaf saja, ya. Tapi aku pikir kalian sudah paham jika aku ini bukan penduduk asli sini seperti kalian. Apa yang aku maksudkan 'asli sini' adalah aku bukan berasal dari dunia ini." Balas Eunbi diiringi senyuman sarkastiknya. "Jadi aku tidak tahu tentang Dewa kalian itu."

"Tapi tetap saja-"

"Diam bodoh ! kamu mau mati ?!" Elmer, kakanya yang kedua memukul kepala Gantar. Lalu Valmon melanjutkan.

"Kami tidak tahu tentang itu. Menurut kisah yang kami tahu Dewa Agung lenyap setelah menciptakan alam semesta."

Eunbi mengangguk-angguk. "Apa kalian tahu apa yang terjadi akhir-akhir ini ? sebuah kejadian besar yang mungkin mengguncang kalian ?"

Keempat orang itu saling bertukar pandangan. Kemudian lagi-lagi Valmon yang menjawabnya.

"Kami tidak tahu apa yang Anda bicarakan. Maaf sekali."

Eunbi melayangkan pandangannya ke atas. Ke arah puncak-puncak pohon yang menjulang dan menghalangi sebagian sinar matahari untuk mencapainya. Berpikir tentang kemungkinan yang bisa terjadi. Dewa mereka adalah sesuatu yang belum pernah mereka dengar. Apakah Dewa Agung itu adalah Pemegang Kunci semesta ini seperti dirinya ? ataukah makhluk seperti ZOZI yang punya tujuan jahat ? atau seperti Celestial yang bertujuan baik ?

Tidak ada yang ia tahu tentang Dewa Agung itu.

Lalu tiba-tiba dia merasakan sebuah tegangan yang merasuk dalam dirinya. Ini adalah panggilan dari semestanya. Entah apa itu yang terjadi, tetapi ini bukan hal yang baik.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun Eunbi segera membuka portal di hadapan mereka berempat. Dan ia masuk ke dalamnya meninggalkan empat orang itu dalam kebingungan yang jelas.

~~~

Di ruangan itu pun para pemegang kunci yang lain merasakan tegangan yang sama. Mereka tidak perlu saling berkomunikasi untuk membicarakan betapa gawatnya situasi yang terjadi pada semesta mereka. Dengan tergesa-gesa mereka semua segera memasuki portal untuk beralih menuju semesta mereka masing-masing secepat mungkin.

"Sesuatu jelas sedang terjadi." gumam Lee menyaksikan sedikit kepanikan yang menyelimuti mereka semua.

~~~

To Be Continued...

12 Anomali Season 2 : "Secret Story of the Swan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang