@Chapter 25.

305 52 0
                                    

Ledakan demi ledakan pun akhirnya terjadi menyusul lelehan lava yang mengalir dan asap hitam. Bebatuan pun jatuh ke arah mereka. Menghujani mereka tanpa ampun.

Sepertinya mereka memang tidak akan semudah itu keluar dari sini. Perempuan berbaju putih itu mungkin mengawasi dari jauh dan membuat semesta ini mengamuk untuk menghalangi mereka.

Monster-monster mulai bermunculan dari berbagai tempat. Menyerbu mereka yang sedang menunggu ataupun yang sedang terbang sekuat tenaga untuk mencapai teman-temannya.

Beberapa monster bergerak untuk menghalangi pintu gua yang terhubung dengan jurang di ujung sana yang menjadi tempat mereka keluar dari sini. Lee yang melihatnya segera melesat ke sana. Hitomi, Nako, dan Yujin yang melihatnya pun mengikuti Lee sementara yang lain menunggu Chaeyeon, Minju, Yuri, dan Chaewon.

Lee mengeluarkan lagi gadanya dan menghantam ke arah kepala monster berbentuk banteng yang kebetulan menjadi monster yang berada tepat di depan matanya. Monster-monster yang lain mempecepat gerakannya namun Hitomi, Nako, dan Yujin sudah berada di sekitar Lee.

Dari arah yang jauh seekor naga menembakkan cairan asam ke arah pintu gua di belakang mereka. Cairan asam itu mulai mendesis dan melehkan pintu gua tersebut. Para monster itu jelas tidak menyerang secara acak. Mereka mengincar pintu keluar mereka supaya mereka tidak bisa keluar dari sini.

"Pintu guanya !" seru Lee. Yujin bergerak cepat menuju bagian yang terkena cairan asam itu dan menghancurkannya. Dengan begitu bagian yang meleleh karena cairan asam itu pun terhenti.

Yujin melihat naga yang menembakkan cairan asam tadi telah bersiap untuk serangan selanjutnya. Ia melesat ke arahnya dan naga itu menembakkan asamnya ke pada Yujin.

Yujin berhasil menghindar dengan berputar-putar lalu menjaga keseimbanganya kembali di udara. Yujin melesat lagi, kemudian ia menembakkan sinar pada kedua bola mata si naga.

"KHUAAAKKK !!"

Teriakan naga itu begitu memilukan. Yujin melanjutkan serangannya dengan menembakkan petir ke arah naga itu.

Lagi-lagi teriakan yang memilukan terdengar menggema bersautan dengan ledakan gunung berapi di belakang mereka. Namun tak lama kemudian naga itu tewas dengan tubuh hangus yang kaku. Begitu membentur tanah tubuh naga tersebut pun hancur terpecah.

Yujin melihat kebelakang di mana teman-temannya yang lain juga sedang bertarung melawan monste-monster yang terus menyerbu. Ia bertanya-tanya kenapa mereka belum juga sampai ke pintu gua. Lalu Yujin mendongak dan melihat penyebabnya.

Jumlah pastinya tidak bisa Yujin perkirakan dari sini, mungkin sekitar lima atau enam. Naga-naga mengerumuni Eunbi, dan Wonyoung sementara yang lain menghalangi jalan Chaeyeon, Minju, Yuri, dan Chaewon.

Yujin pun dilanda kebingungan tentang siapa yang harus dia bantu lebih dulu. Apakah teman-temannya yang sedang melindungi pintu gua, atau mereka yang tengah melawan naga-naga di udara itu.

Sebuah serangan akhirnya mengenai Yujin yang pikirannya teralihkan. Ia terhempas ke bawah menghantam beberapa pepohonan hingga tumbang. Yujin merasakan sakit yang amat sangat. Pandangan matanya berkunang-kunang.

Dia melihat seekor naga mendarat tidak jauh di hadapannya. Apakah ini salah satu naga yang menghalangi teman-temannya di udara tadi ? Yujin tidak bisa memastikannya. Lagipula hal itu sudah tak penting lagi sekarang.

Sekarang naga itu berada di hadapannya dengan tatapan haus darah. Yujin merasakan amarah mendidih di dadanya, namun rasa sakit pada sekujur tubuhnya tidak mendukungnya.

Naga itu menyerang dengan menghujamkan cakarnya pada Yujin. Serpihan pepohonan yang hancur menyebar ke segala arah. Yujin yang bisa menghindar dengan melompat dengan cepat kini berada di sebelah kanan si naga. Masih dengan pandangannya yang berkunang-kunang.

"KHAAAAA !!!"

Naga itu seakan menyerukan tantangan. Yujin dibantu dengan amarahnya yang sudah menumpuk pun berdiri, kedua tangannya terkepal di kedua sisi tubuhnya.

Yujin melesat dengan tombak cahaya yang sudah tercipta di tangannya. Kemudian ia melemparkan tombak tersebut ke arah si naga. Naga itu membuka mulutnya, bola api besar keluar dan bertabrakan dengan tombak Yujin. Serangan pertama Yujin berhasil dihempaskan dengan mudah.

Yujin yang sudah tahu serangannya tidak akan berhasil telah menyiapkan serangan yang lain. Dia kini telah berada tepat di atas si naga. Kedua tangannya memegang masing-masing sebuah pedang cahaya. Mata Yujin masih di penuhi amarah.

Naga itu membuka kembali mulutnya lebar-lebar. Lalu uap panas keluar bersama warna kemerahan dari mulutnya.

Yujin melesat lagi menuju kepala si naga lalu berputar-putar dengan pedang di kedua tangannya.

Serangan Yujin menghujam ke arah kepala si naga kemudian Yujin terus berputar. Ia membuat tebasan memanjang dengan putarannya yang berawal dari kepala si naga dan berakhir pada punggungnya yang berduri.

Yujin menjauh sebentar, tapi ia tidak memberikan kesempatan pada naga itu untuk berbalik maupun berteriak kesakitan. Yujin lagi-lagi melesat ke arah sayap si naga dan membuat gerakan berputar yang sama. Yujin pun memotong sayap si naga dengan begitu cepat.

Kemudian ia melanjutkan lagi serangannya untuk sayap yang satunya lagi. Yang akhirnya berakhir secepat sebelumnya. Si naga jatuh berdebum di atas tanah. Dan Yujin yang sudah dibakar amarah pun tidak memberikan kesempatan padanya untuk sekedar berteriak.

Ia melesat, berputar dengan kedua pedang di tangannya. Lalu menebas, memisahkan kepala si naga dari tubuhnya.

Setelah itu Yujin mendarat di atas tanah dengan napas tersengal. Kedua pedangnya ia lenyapkan. 

"Yujin ! Kamu dimana ?!"

Itu suara Eunbi lewat telepatinya. Ia terdengar begitu khawatir.

"Aku baik-baik saja." jawab Yujin.

"Cepatlah ke sini sekarang !"

"B-Baik."

Yujin segera melayang lagi meninggalkan mayat naga di belakangnya. Di depan pintu gua itu rupanya semua teman-temannya sudah berkumpul. Dengan monster-monter yang juga masih mengepung.

Gunung api di sana pun meletuskan kekuatannya yang paling besar. Suaranya memekakkan telinga. Lalu awan panas yang menghanguskan segala sesuatu yang dilewatinya pun datang ke arah mereka seperti ombak yang menuju tepi pantai. Hanya Yujin yang bisa melihatnya saat ini karena dialah satu-satunya yang masih melayang.

"AWAN PANAS DATANG !" Seru Yujin sembari terbang ke arah pintu gua.

Mereka semua yang mendengar seruan Yujin pun tidak repot-repot untuk menoleh. Mereka terus melawan monster-monster yang datang mengepung.

"Kita harus segera masuk !" kata Eunbi.

Yujin bergabung untuk membantu mereka melawan monster. Hingga akhirnya satu persatu dari mereka pun mulai memasuki pintu gua yang terhubung dengan jurang di semesta yang lain.

Yujin, Eunbi, dan Wonyoung adalah yang masih tertinggal. Mereka dihalangi terus menerus oleh monster yang menyerang.

Awan panas itu membawa hawa panas yang menyengat sebelum kedatangannya. Pada detik-detik terakhir sebelum awan panas itu menyapu mereka bertiga, Eunbi melesat terbang menuju pintu gua. Wonyoung dan Yujin ia tangkap dalam pelukan tangannya di kedua sisi tubuhnya.

"AKHH !"

Eunbi melepaskan rintihan karena kakinya yang masih belum masuk sepenuhnya tersapu awan panas itu.

~~~

To Be Continued... 

12 Anomali Season 2 : "Secret Story of the Swan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang