@Chapter 16.

371 70 2
                                    

Setelah beberapa lama membiarkannya menangis. Yena akhirnya mencapai batasnya. Ia menggunakan lengan bajunya yang panjang untuk menghapus air mata dan hidungnya yang berair.

"Sudah baikan ?" tanya Sakura. Yena masih sesenggukan. Sakura dan Hyewon malah menganggapnya menggemaskan.

"Maaf... hiks... aku marah-marah tadi." ucap Yena.

"Tidak apa. Kami semua mengerti." kata Hyewon. "Aku juga merasakan hal yang sama sepertimu."

"Kemana yang lainnya ?" tanya Yena.

"Mereka pergi memeriksa semesta yang mencurigakan itu." jawab Sakura.

"Lalu kenapa kalian ada di sini ?" Yena kemudian menghela napas setelah menyadari perbuatannya. "Ah, kalian mengkhawatirkan aku, ya. Maaf sudah menghambat kalian."

"Kamu ini bicara apa. Kamu tidak menghambat, kok." kata Sakura.

"Hwee..." lagi-lagi Yena merengek. Dia tentu saja bukanlah yang paling kecil diantara mereka tapi kali ini dia seakan menjadi adik mereka yang paling rapuh. Sakura dan Hyewon mulai mengelus-elus lagi pundak Yena. Mereka berusaha memberikannya ketenangan.

"Sekarang... apa yang harus kita lakukan ?" tanya Yena. Dia kelihatan sudah lebih tenang.

"Jujur saja aku tidak tahu. Mereka berlima yang sudah pergi ke semesta misterius tersebut terasa sudah terlalu banyak." ucap Hyewon.

"Jadi kita hanya akan diam menunggu ?" tanya Yena lagi.

"Tidak." sahut Sakura. "Ingat kita pernah membuat sobekan semesta ketika menolong Wonyoung ?"

Yena dan Hyewon mengangguk-angguk.

"Waktu itu kita menyatukan kekuatan untuk membuat sobekan itu dan akhirnya bisa melewati penghalang yang dibuat perempuan berbaju putih itu."

"Jadi maksudmu mungkin kita bisa membuatnya lagi untuk sampai di semesta bayangan ?" kata Hyewon. Namun Sakura menggeleng.

"Itu akan terlalu sulit. Waktu itu saja kita butuh seluruh kekuatan kita berdua belas."

"Benar juga. Waktu itu bahkan kita cuma membuat sobekan kecil yang bisa dimasuki satu orang. Sekarang teman-teman kita berada di semesta yang lain." kata Yena.

"Tapi mungkin saja..."

Yena dan Hyewon langsung menoleh ke arah Sakura. Sakura menatap balik mereka namun ia tetap terlihat tidak yakin.

"Dengar, aku tidak terlalu yakin dengan ini. Tapi kita bisa mencobanya." kata Sakura.

"Apa ?"

"Kita mungkin bisa menyatukan kekuatan kita bertiga untuk membuat jalur komunikasi. Setidaknya cukup untuk mengetahui keadaan mereka."

Mendengar ucapan Sakura, Hyewon dan Yena pun terdiam untuk beberapa saat untuk mencerna itu dalam pikiran mereka. Dan mereka menyepakati satu hal, bahwa usul itu sebenarnya merupakan harapan kecil yang akhirnya mereka dapatkan.

"Itu layak dicoba." kata Hyewon.

"Iya, khususnya pada saat kita tidak punya pilihan lain seperti ini." sahut Yena.

Bulan makin menggelincir. Malam makin larut dan situasi mereka belum membaik. Dibalik kekhawatiran pada teman-teman mereka yang menghilang dan ancaman yang tidak mereka mengerti, tiga gadis itu berdiri di atas konstruksi puncak gedung yang belum jadi.

Sakura memposisikan dirinya berada di bagian paling depan sementara Yena dan Hyewon bersiap di belakangnya. Tanpa ucapan apapun lagi Yena dan Hyewon segera meletakkan satu tangannya pada pundak Sakura.

"Aku akan coba menghubungi Chaeyeon."

Tidak ada yang memprotes, tidak ada waktu untuk itu. Aura berwarna warni mulai menyelimuti tubuh mereka bertiga, menandakan kekuatan yang sudah mulai terfokus.

Sakura merasakan aliran energi merasukinya dan ia tidak membuang waktu lagi untuk segera menghubungi Chaeyeon. Diiringi benaknya yang penuh harap, semoga ia bisa mencapai Chaeyeon di ujung jauh yang tidak terlihat di sana.

"S-Sakura ?"

"Chaeyeon !" tidak mampu menahan rasa senangnya, Sakura berteriak tiba-tiba. Yena dan Hyewon pun merasakan kesenangan yang sama namun mereka tidak bisa banyak bereaksi karena sibuk berkonsentrasi.

"Bagaimana... apa yang terjadi... kamu baik-baik saja ?" tanya Chaeyeon di sana.

"Aku baik-baik saja." Sakura mengangguk-angguk meskipun Chaeyeon tidak bisa melihatnya.

"Syukurlah. Aku juga baik-baik saja disini. Aku saat ini sedang bersama Minju."

"Minju ? bagaimana dengan yang lain ?"

"Apa maksudmu dengan yang lain ? ada lagi yang menghilang dari sana ?"

"Ya ! selain kamu dan Minju, Yuri dan Chaewon juga menghilang."

"Baiklah, kami berdua akan mencari mereka."

Sakura merasakan sambungan telepatis itu makin melemah. Dia juga mendengar lenguhan dari belakangnya yang diiringi cengkraman pada bahu yang menguat. Itu berarti sambungan telepatis ini tidak akan bertahan lama lagi.

"Kami disini baik-baik saja dan sedang mencari cara mengembalikan kalian." Sakura berusaha berucap secepat mungkin. "Jaga diri kalian dan bertahanlah sampai kami berhasil !"

"Iya ! tidak usah khawatirkan kami. Aku yakin kami bisa menjaga diri."

"Dan satu lagi, jika kamu menemukan Yuri katakan kalau Yena sangat mengkhawatirkan dan merindukannya !"

Dan begitu saja. Sambungan tersebut terputus. Setelahnya Sakura merasakan energinya terkuras habis. Ia jatuh berlutut dan ketika ia menoleh, Hyewon dan Yena pun mengalami hal yang sama. 

"Kamu... tidak perlu... mengatakan itu..." ucap Yena disela napasnya yang tersengal.

Sakura tersenyum lemah. "Tidak usah berterimaskasih."

~~~

Valmon, Elmer, dan Gantar mungkin adalah prajurit terbaik di desa mereka. Namun ketika ia melihat perempuan itu ia tidak berkutik. Hawa keberadaannya memaksa mereka untuk mengakui kekalahan sebelum bertarung. Kini, hawa tersebut berlipat ganda ketika ia membawa empat temannya yang lain. Gantar bahkan berhenti bersikap menyebalkan seperti biasanya.

"Seberapa jauh desa kalian ?" tanya Yujin. Mereka yang mendengarnya pasti bisa merasakan seberapa tidak sabarnya dia saat ini. 

"Tidak jauh." Valmon menjawab tanpa menoleh. 

Tak lama setelah itu mereka sampai di bagian hutan yang lebih dalam lagi. Akar-akar pohon yang begitu besar merambat keluar membentuk semacam gerbang hidup yang mengelilingi mereka. 

Kelima gadis itu merasakan sesuatu yang mengganjal ada di balik bayangan di ujung jalan akar ini. Valmon, Elmer, dan Gantar masih terus saja berjalan sambil sesekali menoleh ke belakang. Hingga akhirnya jalanan yang dilingkupi oleh akar ini perlahan membuka dan berakhir. Cahaya bulan mulai terlihat dan menyinari desa di bawahnya. 

"Ini adalah desa kami." ucap Valmon. 

~~~ 

To Be Continued... 

12 Anomali Season 2 : "Secret Story of the Swan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang