Bagian 1

14K 570 4
                                    

Dingin

    Hanya itu kata yang cocok untuk mengekspresikan sifat Rangga kepada ku.Semenjak menikah dia lebih banyak diam daripada bicara,bahkan dia lebih memilih tidur di ruangan yang berbeda dengan alasan belum terbiasa tidur satu kamar dengan orang lain.

     Harusnya saat dia memilih tidur di ruangan lain aku merasa senang.Tapi aku merasakan hal yang aneh di dasar sana.

****

     Tepat setelah satu bulan pernikahanku dan Rangga berlangsung.Rangga menemui ku dikamar,dia sempat mengetuk pintu tiga kali,kubukakan pintu yang tidak terkunci  dan mempersilahkan nya untuk masuk.

       Aku duduk di sisi ranjang, sementara Rangga duduk di kursi rodanya.Yah sekarang kami saling berhadapan satu sama lain,aku merasakan hal yang aneh, jantungku berdegup kencang tidak seperti biasanya.

      Suasana yang canggung.Rangga hanya menatap ku dengan penuh tanya,itu membuat jantungku berdegup semakin cepat,aku mencoba setenang mungkin di depan Rangga.

      "Ada apa mas?"Akhirnya aku memutuskan untuk berbicara lebih dulu, memecahkan suasana canggung di antara kami berdua.

      "Na apa kamu malu punya suami cacat seperti aku?"Rangga berkata sembari menatap ku dengan penuh tanya, tentu saja aku kaget dengan perkataan nya, kenapa dia harus menanyakan pertanyaan yang bahkan aku sendiri tidak tahu jawabannya.

      Aku membalas tatapannya yang menantikan jawaban dari ku. Sekarang pandangan kami saling bertemu satu sama lain,aku bingung harus berkata apa?ku alihkan pandangan dari Rangga dan sedikit menunduk.

       "Na kenapa diam?"Suara Rangga kembali terdengar,dia masih menatap ku dengan penuh tanya,"kalo kamu gak mau jawab juga gak papah."Lanjutnya dengan sedikit senyum membentuk bibirnya.

       "K..kamu marah?"Tanyaku dengan gugup

        "Aku gak marah,aku cuma takut kalau kamu gak bahagia jadi istri ku Na."Kali ini Rangga mengalihkan pandangan nya dariku,dan sedikit menunduk,apa dia benar-benar ingin tau jawabannya?

          Ku genggam tangan Rangga-Suamiku itu,dan kembali menatap nya,"Aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk kamu Ga,kalau kamu tanya bahagia atau enggak? biarlah waktu yang menjawabnya."Kataku

         "Na aku minta maaf."

         "Maaf untuk apa"

         "Maaf karena selama ini aku selalu diam dan menghindari kamu,aku merasa gak berguna sebagai seorang suami."

          Butiran bening berhasil keluar dari kedua mata suamiku.Sedih rasanya...

           Aku masih menggenggam erat tangannya,mata ku berkaca-kaca menahan butiran-butiran bening yang mendesak ingin keluar, tidak menyangka suamiku,yang ku kira memiliki sifat sedingin es ternyata bisa menangis di hadapan ku.

          Aku bangkit dari tempat dudukku,dan memeluk Rangga yang terlihat rapuh,entah apa yang aku pikirkan?apakah aku sudah jatuh cinta kepada suamiku?

          "Yang lalu biarlah berlalu."

           Bisiku kepada Rangga,dia hanya menghela napas pelan dan membalas pelukanku.

            "Kita tidur ya."lanjutku

            Aku melepaskan pelukanku,dan membantu Rangga naik ke ranjang, Rangga sempat menatap ku, sebentar.

          Kata itu begitu saja terucap dari mulutku."Kita tidur ya",apa yang sedang ku pikirkan? kenapa aku mengajak nya tidur satu ranjang dengan ku?

****
        Rangga dan aku sudah berada di satu ranjang yang sama,saling bersebelahan.Aku berusaha untuk menenangkan perasaan ku yang campur aduk,jujur saja ini pertama kalinya aku tidur satu ranjang dengan lelaki.

        "Selamat malam Na"Rangga mengucapkan selamat malam kepada ku,lalu mengecup kening ku

        "Malam"Jawabku

****
        Ku tatap wajah tampan suamiku yang sedang tertidur lelap di hadapan ku, wajahnya yang tampan bak oppa Korea dan kulit yang putih bersih, membuatku terhanyut dalam pesona nya.

        Aku masih memakai jilbab Hoodie Brukat Mutiara dengan dalaman kerudung yang masih melekat di kepala ku,tentu saja dengan baju tidur lengan panjang begitu pun celananya.

       Berhentilah menatap nya.Ku pejamkan mataku agar tidak terhanyut dalam pesona suamiku,malam semakin larut,rasa kantuk mulai menyerang ku,membuat mataku sayu.

      Akhirnya aku menyerah pada rasa kantukku dan kupejamkan mata,ikut tertidur besama suamiku.

~Bersambung

         

              

         

       

    

Suamiku Berkursi Roda {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang