Hari ini adalah hari ulang tahun Tsubaki. Pesta ulang tahun Tsubaki yang ke-22. Keluarga kerajaan mengadakan sebuah pesta yang besar nan meriah. Sayangnya hanya keluarga besar dan kerabat dari sisilah keluarga Blue moon saja yang di undang. Para rakyat sudah terbiasa dengan perlakuan raja mereka terhadap mereka paling jika mereka membrontak toh paling mereka akan di hukum seumur hidup atau hukuman mati.
Boruto keluar dari kamarnya, hari ini ia harus menghadiri pesta ulang tahun dari Tsubaki. Ia berjalan menuju kamar Sarada. Sepi... itulah sekarang keadaan istana Boruto. para penjaga masih berjaga di tempatnya sedangkan para maid pasti sedang menyiapkan sarapan.
Cklekk
" Ohayo mou Sarada,"
Sarada masih saja tertidur di atas kasurnya. Boruto berjalan menuju ranjang Sarada. sudah 10 hari Sarada tidak sadarkan diri, kemarin Sasuke, Sakura, dan orang tua Boruto kembali dari persiapan mereka. Sasuke tahu di balik manik Saphire Boruto di simpannya amarah dan kesedihan yang bercampur aduk menjadi satu. Hinata juga saat itu menenangkan Sakura yang menanggis sedangkan Naruto, menatap sendu dan prihatin atas keadaan putra sulungnya. baru beberapa bulan ia bertemu Sarada, namun sekarang sudah tidak dapat di jelaskan dengan kata-kata.
layaknya Sasuke, Naruto dapat melihat amarah dan kesedihan yang terpancar dari manik anaknya hanya saja ia dapat melihat ada kekosongan di dalam manik biru laut yang indah tersebut.
" ne, kau masih ingatkan dengan janji yang kita buat untuk kau segera sadar dari tidur panjangmu,"
" lihatlah hari ini akan terjadi bulan purnama,"
" kau harus segera bangun ya Sarada,"
cup~
Boruto mencium kening Sarada dengan penuh kasih sayang dan kelembutan " kau akan meilhat apa hadiah yang ku berikan pada Tsubaki,"
" jangan lupakan janji kita, Uzumaki Sarada no Hime," Boruto berdiri dan berjalan keluar dari kamar Sarada.
" penjaga, jaga pintu kamar Sarada jika ada yang berani masuk ke dalam akan ku penggal kepala kalian,"
" Ha-Ha'i Boruto-sama," nyali para penjaga langsung saja ciut ketika Boruto menggancam mereka.
' tunggu saja nyoya Tsubaki, hari ini akan menjadi hari ulang tahun terburukmu sepanjang sejarah,' Boruto tersenyum licik.
🌹🌹🌹
Boruto melanjutkan perjalanannya hingga sampai di pintu masuk utama kerajaan Blue moon. Sepanjangn Boruto berjalan tadi tidak ada warga kerjaan sama sekali mereka seaakan lenyap dalam waktu satu malam. Terbesit rasa curiga namun Boruto tepis pikiran itu jauh-jauh.
" selamat datang Boruto-kun, ayo masuk," Tsubaki langsung menarik lengan Boruto masuk kedalam. Boruto sedikit risih dengan perlakuan Tsubaki dan Pakaian yang di gunakan Tsubaki.
Penggemar Tsubaki harap jangan santet saya - Author
biasanya para putri bangsawan akan menggunakan gaun untuk menyambut hari ulang tahunnya namun untuk Tsubaki tidak. Ia menggunakan rok diatas lutut berwarna hitam dengan motif polkadot berwarna pink mangenta. Baju yang berlengan pendek berwarna hitam. Rambutnya ia gerai dan di hiasi bando sewarna dengan dengan roknya. jika di perhatikan memang terlihat lucu dan imut namun yang di lihat Boruto adalah Sarada menggunakan pakaian itu.
yang di depan siapa, yang di lihat siapa itu lah Boruto - Author
Ayah Tsubaki seketika tersenyum ketika Tsubaki membawa Boruto ke hadapannya, seketika ia berdiri " wah, akhirnya anda datang juga pangeran tanpa basa-basi mari kita mulai saja pestanya."
Pesta berjalan dengan lancar, sekarang Boruto sedang berdansa dengan Tsubaki. Tsubaki hanya tersenyum puas dan berpikir Boruto akan sepenuhnya menjadi miliknya. Boruto lebih memilih mengalihkan pandangan namun matanya tetap fokus kepada satu orang yaitu ayahnya Tsubaki. Raja hanya diam saat Boruto terus memperhatikannya namun para tamu tidak tahu jika mereka sedang melakukan isyarat melalui mata.
🌹🌹🌹
Bersambung...
jangan lupa vote dan commentnya
Maaf jika ada kata-kata yang Typo
See you In Next Chapter~
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Princes and Bad Girl [Borusara]
Vampire[ Completed ] Jangan plagiat. Arigato _________ Sejak kejadian malam itu takdirku pun berubah Malam itu ku bertemu dengan seorang pemuda, ia menemuiku saat aku tidur. Ia menghisap ku layaknya bank darahnya. Aku sudah berusaha mati-matian menghinda...