16. Balas Budi

21 2 0
                                    

"Akhirnya mimpi Kak Gevan terwujud, ya," ujar seorang gadis yang duduk di sebelah Gevano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya mimpi Kak Gevan terwujud, ya," ujar seorang gadis yang duduk di sebelah Gevano. Lelaki itu hanya tersenyum manis dan sesekali mengangguk antusias.

Gevano pernah bercerita kepada kekasihnya, ingin memiliki sebuah keluarga. Entah itu keluarga kandungnya, atau keluarga yang di kepala keluargai olehnya. Gevano juga sempat mengatakan janji, ingin membentuk keluarga bersama Andara.

"Tapi, Kak. Aku takut sama ayah Kakak," bisik Andara.

Laksana tertawa kecil tanpa sepengetahuan Andara. Meskipun Andara berbisik seperti itu, ia masih bisa mendengarnya. Jarak mereka hanya terhalang oleh Gevano saja.

Apakah tubuh ayahnya yang besar bisa sampai membuat seorang gadis ketakutan? Tapi, memang ucapan Andara ini tidak ada salahnya. Pasti masih banyak mahasiswa di kampus tempatnya mengajar merasa takut saat melihat Anatra. Senyum Anatra kepada orang lain tidak selepas ketika Anatra tersenyum kepada putra-putranya.

"Tadi aja sewaktu aku mau salam ke Om itu, senyumnya tipis banget, Kak Gevan," adu Andara.

"Emm, mungkin Abin belum terlalu kenal sama kamu. Berbeda dengan Alphino. Dia, kan, ponakannya Abin."

Andara menundukkan kepala, memilih untuk memendam rasa sedih itu. Hati Andara bisa dibilang lembut sekali, rawan tersinggung. Hal sesepele senyuman Anatra saja pasti akan membuatnya menangis nanti malam.

Gevano tahu betul tentang perasaan kekasihnya. Tidak jauh berbeda dengan hati yang dimilikinya. Gevano juga gampang tersinggung, gampang kepikiran. Namun, Gevano sangat lihai menyembunyikannya. Sebelah tangan Gevano mengusap-usap pucuk kepala Andara.

"Nggak apa-apa, nanti juga Abin pasti senyumin kamu, kok."

Laksana menjadi nyamuk di sini. Ia memutar bola matanya. Kalau boleh bersumpah, Laksana juga akan memamerkan rasa cinta itu di depan Gevano, jika nanti dirinya sudah mempunyai pasangan. Laksana akan memastikan ia dan kekasihnya nanti akan lebih romantis.

Hari ini adalah jadwal syukuran atas kembalinya anak sulung keluarga Dhieut. Seperti yang telah dikatakan, Anatra hanya mengundang kerabat dekat, para tetangga, dan teman-teman Gevano. Pengajian dan doa bersama sudah selesai sejak setengah jam yang lalu. Para tetangga secara berangsur-angsur mulai meninggalkan rumah Anatra, setelah mengucapkan selamat dan beberapa wejangan kepada Gevano agar tidak hilang lagi.

Para perempuan yang turut menghadiri pengajian sempat curi-curi pandang kepada Laksana dan Gevano. Pasalnya selama para pemudi itu bertetangga dengan Anatra, ini kali pertama mereka melihat putranya yang ternyata tampan-tampan. Sayang, ternyata putranya yang baru kembali itu sudah memiliki pasangan, Andara sengaja berdiam diri di dekat Gevano sepanjang acara. Namun, mereka masih memiliki harapan untuk mendekati Laksana, atau Pradana yang seharian ini menjadi kulkas tujuh pintu.

"Andara, apa aku boleh minta tolong?" tanya Gevano penuh harapan.

"Tentu."

Gevano sempat mengalihkan pandangan kepada Pradana, adiknya sedang menyendiri di ruang televisi sembari memeluk kedua lutut dengan cukup erat.

Detention : Perjuangan Mencari Sang PemberaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang