27. Kita💜

175 155 23
                                    

"Hari minggu Kamu kemana By?"

"Di rumah aja, kenapa emangnya?"

"Mau ikut Aku gak?"

"Kemana?"

"Ikut aja yuk, nanti Aku kasih tau."

"Yaudah deh hehe. Emang jam berapa?"

"Jam 7 bisa?"

"Bisa dong."

"Gak ke pagi-an 'kan?"

"Gak kok, Mas."

"Nice kalau gitu. Aku pamit pulang dulu ya udah malam."

"Iya Mas."

"Salamin buat semuanya."

"Iya, hati-hati..."

Nevan melangkah 'kan kaki-nya keluar dari rumah Dyra. Nevan menaiki motor besar-nya. Dyra melambaikan tangan memberi kode. Nevan 'pun hanya menanggapi-nya dengan klakson.

Dyra tak sabar untuk besok. Kira-kira Nevan ingin membawa ia kemana? Sampai-sampai harus di rahasia 'kan terlebih dahulu.

Dyra bangun dengan keadaan yang segar, karena tadi malam Dyra memakai masker wajah biar glowing katanya. Dyra turun dari Kasurnya. Dan cepat-cepat masuk ke dalam Kamar mandi karena sudah jam 6 pagi. Saat Dyra sedang berada di Kamar mandi, Mamih masuk ke dalam Kamar Dyra dengan membawa centong nasi.

"Dy?" panggil Mamih sambil membuka laci lemari Dyra untuk mengambil barang yang ingin Mamih pinjam.

"Ya Mih," teriak Dyra dari dalam Kamar mandi.

"Chas'an mana?" tanya Mamih sambil membuka selimut tebal di Kasur King Saze milik Dyra.

"Di situ," sahut Dyra sambil menyabuni badan-nya.

"Dimana?" tanya Mamih lagi.

"Ihhh itu Disitu."

"Dimana sih?"

"Di sebelah Meja Rias Mamih."

"Oh, bilang dong dari tadi."

"Huffttt," Dyra hanya menghembuskan nafas-nya kasar.

"Pinjem dulu ya, Nanti di balik-in."

"Iyaaaaa."

Mandi pagi Dyra di usik oleh Mamih-nya. Dyra keluar dari Kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan Handuk. Dyra langsung mengambil pakaian dari dalam Lemari dan memakai-nya cepat.

"Mih, Dyra pergi dulu ya," izin Dyra kepada sang Mamih yang pagi-pagi begini sudah berada di Dapur.

"Lah gak makan dulu Dy?" tanya Mamih dari Dapur.

"Gak Mih, nanti aja."

"Serius nih? Emang mau kemana sih?"

"Iya serius. Main, ntar pulang juga gak malem kok."

"Hati-hati."

"Ya."

Dyra tergesa-gesa memakai Sepatu berwarna hitam miliknya. Suara klakson dari motor Nevan 'pun terdengar sangat nyaring di telinga Dyra.

"Ayok," teriak Dyra kepada Nevan yang tadi ingin melepaskan Helm-nya.

"Udah?"

"Udahlah."

"Tumben bisa bangun Pagi By?"

"Bisalah, Dyra gitu lhooo."

"Hahaha."

Mereka berdua 'pun pergi dari pekarangan rumah Dyra. Dyra memeluk pinggang Nevan erat, tangan kiri Nevan mengelus tangan milik Dyra lembut. Pagi-pagi begini Mereka berdua berada di kerumunan jalan raya Cirebon. Ntah, Nevan ingin membawa Dyra kemana pagi-pagi seperti ini.

PROMISE FOREVER [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang