"Rindu, hanya satu kalimat yang memperjelas kalimat lainnya."
•••••
Dyra berangkat pagi-pagi sekali, setelah sampai di sekolah ia pun pergi ke dalam Kelas Nevan dan memberikan sebuah surat berisikan sebuah kalimat 'Missing You.'
Ia sangat merindukan Nevannya. Nevannya yang selalu ada, Nevannya yang menerima semua kekurangannya dan Nevannya yang menjadi tempat curhat dimana Dyra berkeluh kesah setiap harinya. Ia selalu berpikir apakah Nevannya itu merindukan dirinya juga atau tidak.
Dyra selalu memikirkan Nevan sepanjang hari dan waktu. Sampai ia juga malas untuk makan atau pun mandi.
Dan surat itu Dyra memasukkannnya ke dalam kolong meja milik Nevan setelah itu ia pun bergegas pergi dari situ. Tidak di sangka bahwa surat itu akan di baca oleh Rani yang sekarang berstatus pacar Nevan.
Rani tidak terima jika Dyra masih mendekati miliknya. Rani pun mengejar Dyra dan langsung menarik Dyra ke Gudang sekolah.
"Lepasin," teriak Dyra tak suka. Rani pun tersenyum mengejek dan mendekati Dyra.
"Lu ngapain ngasih surat dekil kayak gini, hum?" ejek Rani sembari merobek surat itu dan Dyra hanya bisa terdiam tak bisa berkutik.
"Jadi gini ya mbak..," ucap Rani sembari mendorong tubuh Dyra. Dyra hanya diam dan mendengarkan dengan baik ucapan-ucapan yang di ucapkan oleh Rani kepadanya.
"Lu itu udah mutusin Nevan. Tapi lu gak mau pisah dari dia. Woi sadar diri lu itu udah nyakitin perasaannya waktu itu bangsat, Dan setelah dia dapet cewek yang lebih baik dari lu, eh lu malah gak terima. Dan dia udah sama gua, lu gak usah kegatelan deh deket-deketin dia lagi. Jangan ganggu Nevan lagi, dia itu udah punya gua bangsat!" ungkap Rani panjang lebar, perkataannya itu mampu membuat hati Dyra sakit. Dyra pun meneteskan air matanya sembari menatap Rani tak bersahabat. Dyra tau, mungkin ini semua 99% adalah kesalahannya, tetapi Dyra tidak ingin bersikap munafik. Ia masih mencintai Nevan.
"Apa, lo gak terima dia udah jadi pacar gua? Cih, Jangan ganggu hubungan gua sama Nevan ya, dasar cewek gak ngotak!!" sindir Rani sembari menarik rambut Dyra dan mendorongnya ke belakang sampai-sampai Dyra jatuh ke lantai.
•••••
Dyra masih menangis di Mejanya saat ini, itu membuat Adel khawatir karena saat ia masuk ke dalam kelas ia melihat Dyra yang menangis sesegukkan, bahunya narik turun menandakan bahwa Dyra sedang menangis.
"Ya ampun, Dy. Lo kenapa?" tanya Adel khawatir sembari menarik Dyra ke dalam dekapannya. Adel mengelus rambut Dyra lembut.
"Gue udah putus sama Kak Nevan," jawab Dyra sembari memeluk erat Adel karena ia membutuhkan sebuah sandaran.
"Lo yang sabar ya, Dy. Kurang ajar tuh Kak Nevan omongan dia emang bener-bener gak bisa di percaya!" gerutu Adel tak terima jika sahabatnya tersakiti. Dulu, Nevan pernah berkata jika ia akan melindungi, menemani dan tidak meninggalkan sahabatnya Dyra. Tetapi sekarang terbukti bahwa omongan Nevan hanya lah bohong.
•••••
"Dyra gue izin ke toilet dulu ya," pamit Adel sembari berdiri dari tempat duduknya. Dyra menarik sebelah alisnya heran. Sekarang sudah waktunya untuk istirahat, Mereka berdua istirahat di dalam kelas dan tidak berniat untuk beristirahat di kantin.
"Mau ditemenin gak?" ajak Dyra sambil ikut bangkit juga dari tempat duduknya itu. Dyra ingin menemani Adel ke toilet.
"Gak usah gue cuman bentar kok," tolak Adel dan langsung pergi meninggalkan Dyra sendirian di dalam kelas.
Adel lari ke dalam kelas 11 ipa 1 untuk mencari keberadaan Nevan, kakak kelas sekaligus mantan pacar sahabatnya itu.
"Bajingan," panggil Adel sembari mengeluarkan sebuah senyuman mengejek kepada Nevan.
"Lo yang sopan kalau sama kakak kelas!" ujar Nevan sambil menatap Adel tak suka.
"Lo putusin Bidadari cuman buat Lonte kak?" ejek Adel sambil menatap Nevan dari atas sampai bawah.
"Gila lo?" tambah Adel lagi dan tertawa melihat kebodohan kakak kelasnya ini.
"Yang penting dia setia gak kayak sahabat lo!" cetus Nevan sembari memalingkan wajahnya ke arah kiri ia tak ingin menatap Adel yang ada di hadapannya kini. Mereka berdua berada di dalam Kelas Nevan yang sepi, semua anak-anak kelas 11 ipa 1 berada di kantin. Hanya Nevan seorang yang berada di kelas saat itu dan itu membuat Adel menjadi lebih mudah berkomunikasi dengan Nevan.
"Eits, jadi perjuangan dia dari dulu gak pernah lo hitung hm. Oh gue tau lo cuman ngitung kesalahan dia doang ya?" celetuk Adel sambil menggelengkan kepalanya.
"Dengerin omongan gue baik-baik ya kak, orang yang bener-bener sayang gak akan ninggalin cuman karena capek sama sikapnya. To the point aja kalau lo mau balikan sama jalang itu, Haha!!" ejek Adel terang-terangan.
Nevan tidak bisa berkata apa-apa karena ucapan Adel itu ada benarnya ia pun terdiam cukup lama dan pada akhirnya Adel pun kembali berbicara, "Jangan deketin sahabat gue lagi, kalau lo cuman mau buat dia sakit kak!" setelah itu Adel pergi dari kelas Nevan.
•••••
"Sabar ya, Dy. Biasanya hubungan mereka gak akan bisa bertahan lama," lontar Kak Nina, membuat Dyra bisa untuk tangguh dan tidak terus-terusan memikirkan Nevan ataupun menangisi Nevan lagi.
TBC💜🌈
.
.
.
Update: 27 september 2020
Salam manis: Nanaz💜
@nanaznih
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE FOREVER [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction❛❛Selamat Pagi, Bidadari♥️❛❛ Dari perkenalan yang Absurd di aplikasi chatting dan munculnya sebuah rasa diantara mereka. Hingga mereka berdua sepakat untuk membuat sebuah Janji Selamanya. Sampai mana Janji mereka akan bertahan? start : 02 juni 202...