55. Ara

42 12 0
                                    

Sudah puluhan kali ia memanggil nomor Ara tapi gadis itu tak kunjung menjawab panggilan teleponnya.

Tadi ia tak sengaja bertemu Ella dan bertanya Ara di mana. Ella menjawab kalau Ara pergi ke ruang kepala sekolah. Saat Angka sudah menyusulnya kesana, Ara sudah tidak ada di tempat. Ia sudah pulang, dan akan menjalankan hukuman skorsingnya mulai hari ini.

Angka berinisiatif mengunjungi apartemen Ara. Tapi hasilnya sama, nihil. Gadis itu katanya pergi meninggalkan apartemennya beberapa waktu yang lalu sebelum Angka sampai disana.

Angka sudah mencari Ara kemana-mana. Tapi ia tak kunjung menemukannya. Akhirnya, ia menghubungi seseorang yang ia yakini bisa menemukan Ara dengan cepat.

Aksa.

“Hallo,” suara Aksa terdengar ketika sambungan telepon mereka sudah tersambung.

Tanpa basa basi Angka langsung berkata, “gue tunggu dirumah sekarang juga.” Ia langsung mematikan sambungan telepon. Mengemudikan mobilnya ke rumahnya.

Ketika ia sampai, ia melihat mobil Aksa sudah terparkir manis disebelah sepeda motornya. Langsung saja, Angka masuk kekamarnya dimana Aksa pasti sudah menunggunya disana.

“Enak banget lo main nyuruh gue ke rumah lo tapi lo sendiri gak ada dirumah,” sindir Aksa ketika Angka baru saja membuka pintu kamarnya.

Angka tak menjawab.

Aksa memperhatikan raut wajah Angka. Lebih dingin dan tajam, serta datar dalam waktu yang bersamaan. Tidak seperti biasanya.

Pasti ada masalah.

“Lo nyari Ara?” tembak Aksa langsung. Siapa lagi yang bisa membuat Angka seperti ini kalau bukan gadis yang baru-baru ini sepertinya mulai mengambil hatinya. Sebelumnya Angka tak pernah terlihat seperti ini bahkan ketika Aluna sedang dalam masalah. Tapi kali ini? Hanya untuk gadis seperti Ara?

Oke, bukan hanya. Dia benar-benar berharga untuk Angka.

Jadi buang kata hanya itu.

“Lo tau dimana dia?” Angka bertanya pelan.

Aksa menggeleng, “gue udah nyoba cari dia sejak lo kabur dari sekolah tadi, tapi gue belum nemu jejak keberadaan dia sekarang.” Aksa menatap Angka prihatin, “gue sebenarnya khawatir sama Ara, karena mereka udah bertindak.”

Tatapan Angka langsung berubah tajam, “mereka udah bertindak?”

“Lo gak liat website sekolah hari ini?” Angka menggeleng. “Ka, rahasia Ara yang lo jaga udah terbongkar. Dan sepertinya cewek lo itu bakal bikin perhitungan sama lo.”

“Loh, kok gue? Bukan gue yang nyebarin!” bantah Angka.

“Lo bego ya?”

“Maksud lo apaan?”

“Gue mau tanya, emang siapa lagi orang luar yang tahu sama rahasia Ara itu selain lo?”

Dan seketika itu juga Angka mengerti apa maksud dari Aksa.

Ara pasti akan mengira kalau ialah yang menyebarkan berita itu dan membuat dia terancam untuk dikeluarkan.

Tapi sungguh, bukan Angka pelakunya. Lagipula apapun yang terjadi, Angka tidak akan pernah membuka aib cewek itu. Terlebih ketika sekarang ia sudah benar-benar menyukai cewek itu. Tidak mungkin ia mau menghancurkannya.

“Aksa, kita banting ke rencana B,” titah Angka yang langsung dibalasi anggukan oleh Aksa.

Plan B?

“Lo yakin?” Aksa tidak pernah menyangka kalau rencana ini akan dipakai. Padahal jika bisa memilih, ia tidak akan menggunakan rencana ini.

Rencana bunuh diri.

Angka tersenyum getir, mengangguk.

Re: Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang