06. Ara

138 19 4
                                    

Jangan lupa tekan tanda bintang :)
Comment nya jangan ketinggalan :)

Selamat membaca cerita Ara :)

---

Mungkin Aluna itu sedikit lucu bagi Ara.

Dia sepertinya mengasyikkan.

Tapi jangan nilai seseorang dari cover nya. Bisa jadi itu hanyalah topeng untuk menutupi kesedihannya. Bukankah biasanya yang lebih banyak tertawa dialah yang paling banyak menanggung luka? Dia tertawa hanya untuk menutupi kesedihan hatinya. Karena ia tahu, tidak ada gunanya untuk berlarut-larut di dalam sebuah kesedihan.

Oke, kembali. Jadi sekarang Ara sudah berada di perpustakaan. Di rak nomor 900 yang berisi buku-buku tentang Sejarah dan Geografi. Keduanya merupakan mata pelajaran yang Ara benci.

Tapi ya sudahlah, untuk apa mempedulikan mata pelajaran apa yang Ara sukai dan tidak Ara sukai. Toh dia tetap harus menjalankan hukuman merapikan buku sekarang.

Di sisi lain, bukannya sibuk menyusun buku sesuai nomor klasifikasi, Angka justru asyik membaca sebuah novel klasik berjudul Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Novel yang dulunya sempat dilarang karena menuai berbagai kontroversi. Buku yang sangat menarik bagi orang yang dapat memahaminya.

Sesaat matanya teralihkan oleh sebuah suara berisik yang mengganggu konsentrasinya dalam membaca. Matanya melirik ke arah sumber suara bising tersebut.

Betapa terkejutnya Angka tatkala tahu kalau suara bising itu berasal dari gadis yang sejak kemarin mengganggu pikirannya. Shafara Kamila.

Sedang apa gadis itu disini? Itulah yang ada dipikiran Angka sekarang. Tapi sekali lagi, kenapa ia harus peduli? Itu bukan hal yang penting.

Tapi kenapa matanya selalu mengikuti setiap gerak-gerik gadis tersebut? Seakan matanya tak mau lepas dari sosok manis yang menarik perhatiannya ini?

Tunggu dulu! Apa Angka baru saja mengatakan kalau Ara itu manis dan menarik perhatiannya? Lupakan! Angkasa bilang padaku agar kalian melupakan semuanya!

Oke, Angka, aku sudah bilang kepada pembaca agar melupakannya. Sisanya terserah mereka.

Kembali pada Angka.

Dia terus memperhatikan Ara sampai kemudian matanya melihat kalau rak yang ada dibelakang Ara goyang karena tak sengaja terdorong oleh seorang siswa yang sedang berusaha meraih buku yang letaknya diatas.

“Awas!” peringat Angka.

Ara menoleh, matanya membulat melihat sebentar lagi rak yang tak terisi oleh banyak buku itu akan segera menimpanya.

Tubuhnya tak bergerak. Tak bereaksi. Hanya suaranya yang dapat mengeluarkan suara teriakan yang sayangnya malah dibungkamnya dengan tangannya sendiri.

Secepat kilat Angka berlari, meraih Ara yang tak jauh dari nya dan menyelamatkannya dari timpaan rak buku tersebut.

To be continued ...

---

Cieee ditolongin.

Bayangkan kamu yg ada diposisi Ara, bagaimana?

Btw kemarin cast nya sudah aku post ya.

Salam Ranisa :)

Re: Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang