15. Ara

101 19 5
                                    

Jangan lupa tekan tanda bintang dulu :)
Tinggalkan jejak :)

Selamat membaca cerita Ara :)

---

"Jika ada yang bisa disebut masalah, maka dia adalah sumbernya."

Angka

---

“Sa, ngapain sih?” Angka protes ketika tangannya ditarik-tarik oleh sesosok teman dekatnya, Aksa.

“Udah ngikut aja, sekali-kali lah ikut kita have fun Ka, jangan baca novel mulu lo kayak cewek,” sahut Aksa setengah mengejek kebiasaan Angka.

Angka mendecak. “Yang suka novel kan gue, kenapa lo yang protes? Sirik lo?”

Setelah berbagai macam perdebatan antara Aksa dan Angka, akhirnya mereka sampai juga di cafe klasik favorit Aksa. Disana sudah ada Gilang dan Cakka yang menunggu.

“Ngapain disini lo, Ka?” tanya Angka pada Cakka, “mana pacar bucin lo?”

Cakka menoleh, “lo nanyain Thea? Dia udah gue anter pulang tadi.”

“Hari ini pacarnya lagi ngambek sama dia, makanya dia bisa bebas sama kita,” timpal Gilang.

Seketika Aksa dan Angka mengangguk-angguk mengerti. Hanya ada beberapa alasan yang bisa membuat mereka terpisah seperti sekarang yakni mereka sedang bertengkar atau Cakka sudah berjanji melakukan hal yang lain sebagai gantinya.

Pelayan datang dan mencatat pesanan mereka, setelah itu ia permisi untuk mengambilkan pesanan mereka.

“Angka, btw gue liat kemaren lo deket ya sama si cewek ricuh dari kelas IPS 5?” Gilang tiba-tiba bertanya membuat Aksa dan Cakka menoleh menatap Angka penasaran.

“Cewek biang ricuh? Ara?” tembak Aksa.

Gilang mengangguk, “iya, tuh cewek. Lo deket Ka sama dia?”

Angka menaikkan sebelah alisnya, “gue pacaran sama dia,” jawab Angka datar.

“SUMPAH DEMI APA LO?” Aksa histeris.  Membuat beberapa pengunjung kafe tersebut menoleh kearah mereka. Oke, memang alay tapi ini memang kenyataannya. Angka mengagguk, “emang buat apa gue boong?”

“Sumpah gue gak nyangka, Ka. Sejak kapan lo pacaran sama dia?” Gilang menimpali juga memberi pertanyaan.

“Emang penting ya?” Angka bertanya sarkas. “Gak penting.”

Mata Angka menjelajah, mengabaikan rentetan protes teman-temannya. Sampai matanya terhenti pada sesosok yang ia kenali, gadis itu, apa yang sedang dia lakukan disana? Dan kenapa dia bersama pria yang kemarin lagi?

Angka berdiri kemudian berjalan menuju ketempat Ara. Teman-temannya mengikuti gerakan Angka. Tapi sepertinya Angka terlambat, Ara sudah dibawa pergi dengan cara yang ... kurang wajar?

Hey, lihat, posisinya Ara. Sepertinya gadis itu pingsan.

Astaga, entah kenapa tiba-tiba Angka merasa khawatir pada gadis itu. Maka jadilah ia mengikuti pria yang membawa Ara tersebut yang meletakkan gadis itu dikursi penumpang sebuah mobil.

“Sial, tuh cewek kenapa sih?” Angka mengambil kunci mobilnya, meninggalkan Aksa yang datang menyusulnya. Berlari meraih mobilnya dan segera mengemudikannya mengikuti mobil yang membawa Ara tersebut.

To be continued ...

---

Terima kasih karena telah membaca cerita Ara :)

Jangan lupa tinggalkan jejak dan follow Instagram aku @ranisa_chan :)

Mampir ke work aku yang lainnya juga yah ♥️

Salam Ranisa ♥️♥️♥️

Re: Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang