07. Ara

119 21 8
                                    

Jangan lupa tekan tanda bintang sebelum membaca :)
Di tunggu komentar nya :)

Selamat membaca cerita Ara ♥️

---

“Makasih,” ucap Ara setelah tersadar dari shock nya.

Angka mengangguk. “Nama lo Shafara Kamila, kan?”

Kini giliran Ara yang mengangguk.

Tak ada yang aneh jika penyelamatnya itu langung mengetahui namanya karena semua orang pasti mengenal Ara.

Memang siapa yang tidak mengenal Ara, si langganan hukuman setiap upacara senin pagi? Ara lah yang akan selalu dipanggil pertama kali jika razia dadakan dilakukan. Bahkan tak jarang, Ara maju sendiri tanpa perlu menunggu dipanggil. Jadi semua orang pasti mengenal dirinya.

“Gue, Angkasa. Lo bisa panggil gue Angka,” kata Angka mengulurkan tangannya yang disambut oleh Ara, “dan mulai sekarang lo jadi pacar gue.”

HEH??!!!!!!!!!

Ada yang aneh? Tentu saja aneh!

Bagaimana mungkin seseorang yang baru berkenalan langsung berpacaran?

Hey! Ini bukan zaman seperti masa perjodohan yang mana hanya sekali bertemu langsung menikah!

Setidaknya tidak bagi Ara.

Astaga, cowok menyebalkan apa lagi yang sedang dihadapi Ara sekarang ini?

Ara mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. “Sorry, lo tadi barusan bilang apa?” ketus Ara. Ia rasa sudah tak ada lagi alasan untuk bersopan santun pada orang didepannya yang merupakan sosok penyelamatnya tadi.

“Lo budeg ya?” sarkas Angka, “gue bilang mulai sekarang lo jadi pacar gue!” katanya penuh penekanan di akhir kalimat.

“Heh lo bego ya?” balas Ara tak kalah sangar, “gue gak mau!”

Angka tersenyum sarkas. Eh, dia senyum mengejek. Ah tidak! Dia tersenyum meremehkan. Astaga, aku tidak tahu! Intinya dia tersenyum yang senyumnya sangat horor dimata Ara sekarang ini.

Ara merasa akan ada bencana yang menimpanya sebentar lagi.

“Oh, jadi lo lebih milih rahasia lo terbongkar dan lo dikeluarin dari sekolah ini?”

Sontak kalimat itu membuat Ara terkejut. Apakah dia tahu rahasianya?

Tapi tunggu dulu, apa jangan-jangan ini cuma bualan semata? Memangnya rahasia apa yang Angka ketahui tentang Ara? Mereka kan baru ketemu hari ini!

“Gue gak ngerti maksud lo,” sahut Ara berpura-pura setelah berbagai pergulatan yang terjadi di bathinnya.

“Kemarin malam, Hotel Jelita kamar 4043 jam 21. Apa perlu gue sebutin lebih jelas lagi?” sinis Angka.

Ahaa! Kini Ara mengerti maksudnya Angka. Benar-benar mengerti.

Jadi rahasia itu yang dimaksud Angka? Tapi kenapa Angka memintanya jadi pacarnya dan tidak langsung melaporkannya ke pihak sekolah? Itu masih menjadi tanda tanya dalam pikiran Ara.

Seakan menjawab pertanyaan Ara, Angka berkata, “sebenernya gue bisa aja langsung ngelaporin ke guru, tapi karena gue lagi baik hati jadinya gak gue laporin deh.”

Nada suara Angka terdengar sangat mengerikan di telinga Ara meskipun diucapkan dengan sangat datar olehnya.

“Kalau gue nolak?” tantang Ara.

Of course, rahasia lo bakal terbongkar dan lo tahu sendiri lah akibatnya,” katanya. “Oh ya satu lagi, lo gak boleh marah kalau gue selingkuh. Gak boleh protes terhadap semua yang gue lakuin.”

Ara menghela napas. Resiko nya sangat besar kalau ia sampai menolak Angka. Ia tidak ingin kehidupannya lebih berantakan lagi daripada sekarang ini.

Tapi ... ah sudahlah! Hidupnya sedang dipertaruhkan sekarang ini.

“Oke, gue mau. Tapi inget, gue bukan boneka yang bisa lo mainin sesuka hati lo.”

Angka mengangguk.

Astaga ... mimpi apa gue kemaren sampai jadi kek gini? Sial amat!

To be continued ...

---

Ternyata Angka adalah iblis yang menyamar jadi malaikat, wkwk.

Jangan lupa tinggalkan jejak :)

Salam Ranisa :)

Re: Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang