26. Ara

75 18 2
                                    

Sebelum baca, tolong tanda bintang di pojok kiri bawah dulu 🌟

Please, komentarnya juga di ramein ♥️

Selamat membaca cerita Ara ♥️♥️♥️

---

Bersembunyi di balik topeng bernama senyuman adalah cara terbaik untuk menyembunyikan kerapuhan seseorang yang sekaligus juga mengungkapkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersembunyi di balik topeng bernama senyuman adalah cara terbaik untuk menyembunyikan kerapuhan seseorang yang sekaligus juga mengungkapkannya.

---

Warning!
Mungkin part ini alay, please kasih kritik dan saran yang membangun untuk ku karena aku masih benar-benar amatir.

---

Ara bagian 26

Ara kembali dengan sebuah nampan ditangan.

“Lo ngeliatin apa?” tanya Ara pelan.

Angka menoleh, “ini foto nyokap lo yah?” tanyanya menunjuk sebuah foto.

Ara mengikuti arah tunjukkan Angka kemudian mengangguk, “iya itu foto Mama.” Ia tersenyum, senyum yang Angka pahami maksudnya.

“Nyokap gue juga udah meninggal, eh, maksud gue nyokap tiri gue udah meninggal,” ralatnya. Seketika mata Ara membulat, “lo punya mama tiri?” tanyanya hati-hati sambil meletakkan nampan diatas meja didepan sofa, ia kemudian duduk disana diikuti Angka.

“Ya, gue punya. Gue punya dua nyokap dalam satu rumah dulunya, tapi nyokap tiri gue udah meninggal jadi gue tinggal punya satu,” jelasnya. “Oh ya, dan dia nyokapnya Kak Aluna.” Ia menambahkan.

Ara tersenyum entah kenapa ia merasa lega. “Lo aneh ya,” kata Angka tiba-tiba. “Aneh kenapa?” tanya Ara. “Gue kira lo bakal natap gue kasihan tapi ternyata lo malah kayak ngerasa lega gitu.” Angka berkata santai.

Terkadang, Ara merasa penasaran. Apa Angka bisa membaca pikirannya yah jadi dia sering benar menebak hal yang dipikirkan Ara saat itu.

“Gue gak bisa baca pikiran.” Tuh kan, sekali lagi Angka benar. “Ekspresi wajah lo itu gampang banget gue tebak.” Ara tidak mengerti. Kata orang, ekspresi wajahnya ini sangat sulit di tebak. Lalu kenapa Angka bisa dengan mudah menebaknya? Ah sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Menyusahkan saja.

“oh ya, tentang tadi,” kata Angka lagi, kenapa lo gak natap gue pake ekspresi kasihan?”

Ara tercekat, bingung harus menjawab apa. “Mungkin karena gue ngerasa ternyata gak cuma gue aja yang nasibnya sial punya orang tua kayak mereka.” Ara menunduk.

“Lo gak boleh ngomong begitu,” kata Angka membuat Ara menaikkan kepalanya, “biar gimana pun, mereka itu orang tua lo, orang yang udah ngelahirin dan juga ngebesarin lo.”

“Mama sama Papa kandung gue, mereka gak pernah ngebesarin gue!” ucap Ara cepat. Tiba-tiba saja kalimat itu keluar, membuat ia sendiri terkejut dengan apa yang baru saja diucapkannya.

Tiba-tiba saja Angka memangkas jarak diantara ia dan Ara, menarik cewek itu kepelukannya. Ia tidak tahu kenapa, yang ia tahu hanyalah bahwa saat ini Ara pasti ingin menangis dan memerlukan sebuah sandaran, dan betul saja, Ara menangis di dada bidang Angka. Mengeluarkan emosinya yang tertahan selama ini. Tentang kekecewaannya kepada keluarga kandungnya, ayah angkatnya, dan juga kerinduannya pada mamanya yang sudah lebih dulu pergi meninggalkannya, semua itu tiba-tiba saja ia luapkan pada Angka. Bukan lewat kata-kata, tapi hanya lewat air mata ia meluapkan semuanya.

Ara tidak tahu kenapa ia bisa-bisanya mendadak menangis seperti ini, tapi Angka sudah menyentil bagian sensitif dirinya yang ia simpan sendirian sejak lama.

Cewek yang penuh kejutan itu sekali lagi membuat Angka terkejut dengan tangisannya. Angka tidak menyangka kalau ternyata Ara menyimpan rahasia sedalam itu. ternyata setiap orang orang itu menyembunyikan dirinya yang sebenarnya melalui sebuah topeng yang membuat orang tidak bisa menebak seperti apa kehidupannya yang sebenarnya.

Seperti Ara. Angka sama sekali tidak menduga kalau cewek itu ternyata memiliki masalah yang berat tentang hidupnya. Dia sangat hebat bermain drama dan membuat semua orang tertipu dengan aktingnya.

Kamu hebat, Shafara Kamila.

To be continued ...

---

Terima kasih telah membaca cerita Ara ♥️♥️♥️

Bagaimana part ini?

Alay?

Berlebihan?

Biasa aja?

Gak jelas?

Tolong kritik dan sarannya untuk ku yang masih amatir.

Luv dariku ♥️

Ranisa ♥️♥️♥️

Re: Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang