"Pagii mah ,pagii abang" sapa Erna ketika melihat Ibu nya dan Abang nya yang menanti di mejamakan untuk sarapan bersama.
"Morningg sayangg" ucap mereka kompak
"Abang tumben manggil sayang, biasa nya juga adek" ucap Erna dengan heran pada sikap Abang nya yang sekarang.
"Emang gabole ya manggil sayang sama adek sendiri hemmh?" tanya Vani pada Erna.
"Hemm, gk papa sih cuman agak sedikit aneh aja dengernya" ucap Erna sambil mengambil ayam goreng kesukaanya.
"Udh-udh cepet makanya jan pada berantem, nanti telat sekolahnya" ucap Novi meleraikan kedua putra putrinya itu.
"Siapa juga yang berantem?" tanya mereka kompak, membuat gerak tangan novi yang ingin mengambil nasi untuk putrinya berhenti. Sekilas melirik pada putra putri nya itu sambil geleng-geleng.
"Abang hari ini gak usah jemput Erna ya, soalnya Erna mau kerpok sama Anggi, Padilah, dan Alaika" ucap Erna sambil memberitahukan kegiatannya hari ini, agar Abang nya tidak menunggunya saat jam pulang.
"Kerpok dimana?" tanya Vani pada adiknya yang sedang makan dengan lahap.
"Di kafe deket kuliahan nya Abang" jawabnya sambil meminum air putih.
"Ouhh ywdah, tapi nanti pulangnya sama siapa?" tanya Vani sedikit menghawatirkan adiknya, karna pulangnya ntah dia bersama siapa.
"Anggi bawa mobil ko" jawab Erna sambil membereskan piring kotornya.
"Mah kita berangkat dulu ya" ucap Vani sambil menyalimi Novi.
"Oke nanti Abang langsung pulang ya" ucap Vani dan di Angguki ole Erna.
"Belajar yang benar ya sayang" ucap Novi sambil mencium kening, pipi kiri dan kanan nya Erna.
"Iyaa mahh" jawab Erna yang menggunakan helem.
Sesampainya di sekolah Erna, disambut dengan Padilah, Anggi, dan Alaika.
"Lama bangett lu, lelet kaya siput" ucap Padilah sedikit kesal.
"Cuman telat 3 menit" jawab Erna dengan muka yang menggemashkan.
"Mukanya gemesh ih jadi pen nyekek gw" ucap Anggi yang membuat raut wajah Erna menjadi cemberut.
"Padilah? ini temen kamu bukan? bawa pulang gihh, kalau mau rongsokin" ucap Erna yang mebuat anggi kesel.
"Yehh yang kaya gini di roksokin? mana laku?yang kaya ginimah di taro aja di kecomberan pinggir sekolah" jawab Padilah yang membuat tawa Erna tertawa.
"Dasar temen gada akhlaqq" ucapnya dengan ketus.
"Udah-udah gausah berantem, ayo kekelas" ucap Alaika yang melerai perdebatan mereka, memang soal perdebatan temen-temennya yang gak berfaedah itu Alaika lebih memilih nyimak.
Saat mereka mau lengakahkan kaki ke dalam area sekolah, mereka melihat suara deruman motor dari arah belakang mereka, yang membuat langkah kaki mereka berhenti dan langsung berbalik dan melihat ke arah deruman itu, siapa lagi jika bukan anak anak Garuda. Mereka memarkikan motor dengan rapih, begitu pun dengan sikap Erna yang ntah berubah menjadi gugup, dan malu untuk memasuki area sekolahnya.
"Naa lu gapapakan?" tanya Alaika yang memperhatikan raut wajah Erna yang sedikit gugup.
"Eh- a-aku ga papa ko" jawabnya yang terbuyarkan pikirin anehnya oleh Alaika.
"Yawdah ayok masuk" ucap Anggi yang sudah risih mendengar gombalan dari Latif.
Memang akhir-akhir ini Latif sangat mendekati Anggi dan menggombal. Ntahlah semenjak kejadia pertengkaran anatra Erna dan Febi. Geng Garuda menjadi anak yang sangat SKD (Sok Kenal Sok Dekat)
"Teteh Anggi ko buru-buru amat, mau kemana? Mau kepelaminan sama aa Latif ya?" tanya Latif yang menjegat langkah kaki, Anggi, Erna, Padilah, dan Alaika.
"Bisa minggir gak?" tanya Anggi dengan muka galaknya.
"Ihh teteh anggi ko galak sih, aa La-latif nya na-nangis nihh" rengek Latif yang gak ada air matanya.
"Najiss ih" ucap Anggi yang jijik melihat muka Latif seperti anak kecil. Bukan ada kegemeshan di mata Anggi, namun ada ke ilfealan di mata Anggi.
"Ehhh bebep Dilahh" goda Athur pada Padilah.
"Naonn? Rek saruana siga si Latif hah?!" tanya Padilah dengan galak, yang membuat Geng Garuda menertawakan perjuangan Athur.
Memang, semenjak Athur kenal sama Padilah dia sudah mempunyai rasa sayang sama Padilah, tapi Ntahlah apakah dia jatuh cinta?padahal sudah berkali-kali Padilah menolak nya masih saja dia mengganggunya, Athur memang pakboii, Tapi ntahlah semenjak bertemu Padilah rasa pakboiinya sudah musnah menghilang begitu saja. Padalah diri nya dan Padilah juga baru kenal beberapa hari, kenapa diri nya langsung menyatakan perasaan pada Padilah. Ia pun tak mengerti mengapa diri nya seperti ini.
"Jan galak-galak dong sama calon pacar tuh" ucap Athur dengan tangan yang memegang tas, yang di gendong ke satu pundak (ala-ala anak kuliahan gitu)
"Bodoamat" ucap Padilah yang menyimpan tangannya di depan dada
"Ehh, Feb tu cewek yang lu peringatin kan?" tanya Gustin pada Febi yang dari tadi memperhatikan Erna yang sedang gugup, dan salting.
Memang, ia dan Erna sudah berjalan kemaren hari. Namun, tidak ada pembicaraan soal masalah yang di sekolah. Febi pun tak.memberi tahu kan pada temen-temen nya, jika diri nya sudah mengantarkan Erna atas suruhan Mamah nya.
"Ikut gw" ucap Febi dengan nada dinginnya sambil menarik tangan Erna. Seolah ia tak tahu dengan kejadian kemarin yang mengatantarkan Erna pulang.
"Ehh-mau kemana?" tanya Erna yang menghentikan langkah Febi.
"Ke club" jawab Febi asal.
"Hah? Apa? gak aku gak mau ikut kesitu Feb!!" rengek Erna sambil menarik-narik tangan Febi agar melepaskan nya.
"Heh Febi lepasin gak tangan temen gw!" ucap Alaika yang menarik tangan Erna.
"Tau lu, punya hak apa lu tarik-tarik tangan temen gw?" tanya Anggi yang sok tampang jagoan.
"Heh?! emngnya lu siapanya Erna? Pacarnya? Kakanya? Temen aja Erna kagak deket sama lu" ucap Padilah yang masih menyimpan tangannya di depan dada.
"Gw gak ada urusan sama lu bertiga" ucap Febi datar dan meninggalkan mereka sambil menarik tangan Erna, dan membuat para gadis di sekolah takjub melihat tingkah febii yang sekarang. begitu pun, dengan kaum hawa yang bercelotehan karna iri dengan Erna.
"Siapasih tuh cewek ganjen bangett"
"Febii pengen dong dipegang tangannya kaya gitu"
"Pake pelett apasih tuh cewek,ko bisa-bisanya ya febii kaya gitu sama dia"Dan masih banyak celotehan lain, mungkin mereka iri kali sama Erna yang sudah mungkin bisa dibilang deket sama Febi. Tapi, ntah sejak kapan Febi seperti ini, biasanya dia kalau bersama cewek biasa aja bahkan bisa dibilang bodoamat.
"Gercep bangett tuh anak pedekatenya" celetuk Gustin yang membuat anak-anak Garuda memperhatikan dirinya.
"Apaan lupada liatin gw kaya gitu?" tanya Gustin yang melihat muka temen-temennya tertuju pada mukanya.
"Muka lu kaya cangkudu buruk aja bangga" celetuk Faisal yang langsung meninggalkan mereka, Dan di ikuti oleh Apay.
"Anggota gak ada abadnya lu!" teriak Gustin maki-maki faisal yang sudah pergi dengan Apay.
"Heh Gustin awas ya kalau sampe terjadi apa-apa sama Erna lu gak akan pernah kita maafin" ucap Padilah secara mengancam.
"Ngapa kek gw gw sih jadinya?" tanyanya.
"Karna lu wakil ketuanya!" ucap Padilah dan Anggi secara bersamaan, dan langsung meninggalkan kaum adam yang kurang waras itu.
"Nasib jadi wakil ketua gini amat dah" ucap Gustin sambil melihat kepergian Padilah, Anggi, dan Alaika.
"Sabar ya, hirup mah perih" ucap Athur sambil cengengesan.

KAMU SEDANG MEMBACA
G A R U D A
Teen FictionErna Nurdiana, gadis yang memiliki mata coklat, dan di sukai banyak orang karna sifat nya yang rendah hati, baik, jujur, dan ramah. Erna memiliki seorang sahabat yang sangat menyangi nya, bahkan jika mereka bersamaan, selalu coupel dengan baju team...