2.ERNA DAN FEBI

244 64 57
                                        

Sesampainya dirumah Erna membantu ibunya yang sedang membuat kueh nastar, yang di pesan oleh temennya.

"Nih Erna kasiin ke rumahnya tante Sinta ya" ucap ibunya sambil memberikan kue nastar yang sudah di bungkus.

"Iyah mah.." ucap Erna sambil mengambil bingkisan yang ibunya berikan.

"Hati hati ya sayang" ucap ibunya.

"Iyaa mah" ucapnya sambil menyalimi.

Memang tadi jam sekolah hanya sebentar, karna ada rapat soal perlombaan. Makan nya semua murid di pulang kan.

Sesampainya di rumah si alamat Erna melihat takjub pada rumah sang pembeli kueh ibunnya, yaa rumahnya begitu sangat besar, yang membuat Erna tak percaya bahwa ada rumah yang sebesar ini, tak lama kemudian Erna pun masuk kerumah itu.

"Assalamu'alaikum" ucap Erna yang melihat seorang Satpam di dedapan rumah besar itu.

"Waalaikum salam" jawab Satpam itu sambil menyamperi Erna yang berdiri sambil tersenyum.

"Ini bener rumahnya bu Sinta Pak?" tanya erna pada pak satpam.

"Iyaa nenk bener, ada apa ya?" tanya balik Pak Satpam pada erna .

"Ini saya mau nganterin pesenannya bu Sinta" jawab Erna sambil menunjukkan kueh yang iya bawa.

"Ouh yawdah atuh marii silahkan masuk" ucap Pak Satpam yang membukakan pintu gerbang sambil dan mempersilahkan Erna masuk.

"Makasih Pak" ucap erna sambil. tersenyum, dan di angguki Pak Satpam.

Erna pun melangkahkan kakinya ke dalam rumah mewah itu, sambil merasa tak percaya bahwa di kotanya ada rumah yang semewah ini.

"Assalamu'alaikum" ucap Erna sambil mengetuk pintu rumah bu Sinta.

"Waalaikum salam" ucap seorang laki laki yang membukakan pintu untuk Erna.

begitu pun dengan Erna yang melihat seseorang yang ada di depannya, apakah dia putra dari pemilik rumah ini? Tanya Erna pada dirinya sendiri.

"Ngapain lo kesini? Ngintilin gw ya?" tanya seseorang itu.

yahh bener seseorang yang membukakan pintu itu Febi cowok yang tak sengaja erna senggol di sekolah tadi.

"Ishh, siapa juga yang mau ngintilin kamu, GR nya jan ketinggian deh" ucap Erna dengan males melihat wajah tampan Febi. Tampan?yaa Erna akuin bahwa Febi itu memang tampan, cuman sikap nyebelinnya aja yang gak ketolongg.

"Siapa sih Feb?" tanya seorang gadis dari dalam rumah itu siapa lagi jika bukan Sinta?ibunya Febi "ehh erna ya? Putrinya novikan?" tanya Sinta sambil melihat Erna yang berdiri di depan Febi

"Ehh iy-iya tante, ini Erna mau nganterin pesanan tante" ucap Erna seraya membirikan bingkisannya kepada orang yang memesannya.

"Makasihh sayang" ucapnya sambil melihat kue nastar yang Erna bawa

"Iyaa tante sama sama, yawdah kalau gitu Erna pamit pulang ya tante" ucap nya sambil menunggu jawaban dari sinta.

"Ehh kok buru-buru bnget mau kemana?" tanya sinta.

"Ma-mau pulang tante" jawabnya sambil kikuk

"Masuk dulu yu? Kita makan siang bareng bareng" ucap Sinta sambil menarik tangan Erna untuk masuk.

"Ehh e-enggk usah tante" jawabnya sambil menarik balik tangan tante Sinta "soalnya Erna mau bantuin ibu bikin kuehh nastar lagi" lanjutnyaa sambil melepaskan tangan Sinta yang tadi ia pegang.

"Ouhh gitu ya, hemm yawdah gimana kalau pulangnya di anterin Febi mau?" tanya Sinta sambil melirik putra nya yang sudah memasang wajah kesal.

"HAH?!" kaget Erna sambil melirik Febi yang menatapnya dengan tatapan dingin "e-enggk usah tante erna bisa pake angkot ko" ucapnya menolak.

"Eh eh ehh, gabole nolak sama yang inimah yah" ucap Sinta sambil melipatkan tangannya di dada.

"Febi km anterin Erna ya kerumahnya, jangan sampai lecet, jangan di bawa kemana mana dulu, dan satu lagi. Jangan di bawa ngebut, paham" ucap sintaa yang di jawab dengusan kesal oleh Febi.

Erna menunggu Febi yang sedang mengambil jaket di dalam kamarnya, dan di temani oleh Sinta.

"Febi itu kalau di sekolah bandel ya?" tanya Sinta yang memecah keheningan antara mereka berdua.

"Nggak tau" jawab Erna sambil cengengesan

"Lohh ko gk tau? bukannya satu sekolah ya?" tanya nya.

"Jarang ngeliat tantee, cuman tadi pagi ajaa liatt karna ke salah pahaman" ucap Erna

"Ouhh gituu y-" ucapnya terpotong oleh Febi yang sudah menaiki motor KLX nya.

"Buru naik" ucap Febi dengan suara dingin.

"Emm..ywdah tante Erna pamit pulang dulu ya" ucap Erna sambil menyalimi sinta

"Iyaa sayang hati-hati ya dijalannya" ucap Sinta sambil mengelus puncak rambut kepala Erna.

"Iyaa tantee" ucapnya sambil tersenyum dan menaiki motor KLX milik Febi.

Febi pun melajukan motor KLX nya yang berwarna hitam, dan di temani stiker yang berlambang Garuda dengan kecepatan sedang.

"Jangan ngebut-ngebut Febi!" teriak Sinta namun tak terdengar oleh Febi.

Ditengah perjalanan hanya ada keheningan antara mereka berdua, tidak ada yang ingin memulai berincang.

"Ibu lu jualan kue nastar?" tanya Febi sambil memcahkan keheningan

"Hah..e..i..iya ibu aku yang bikin" jawab Erna sedikit gugup.

"Lu gak malu sama anak sekolah?" tanya Febi sambil melirik Erna ke arah kaca spion.

"Kenapa harus malu?" tanya Erna "lagian aku udh biasa hidup sederhana kaya gini" lanjutnya. Dan langsung di jawab Ouh oleh Febi.

"Nanti depan lampu merah belok kiri ya" ucap Erna memberitahukan alamat rumah nya, dan di anggguki kecil oleh Febi.

"Makasih ya" ucap Erna yang memberikan helemnya pada Febi "mau mampir dulu gak?" tanya Erna pada Febi ketika ia sampai di depan rumah nya.

"Nggk usah, gw mau langsung ke markas" jawab Febi dengan datar.

"Ouhh git-" ucapnya terpotong oleh Febi.

"Gw balik" potong Febi yang melajukan motornya ke jalan raya karawang.

G A R U D ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang