30.ERNA, HUJAN, DAN RADIL

69 25 32
                                    

Pergi kalo itu buat lu sakit, jangan liat ke depan kalo itu buat lu sakit lagi, liat ke belakang ada hati yg masih membutuhkan lu. ~Radil.

Sesampainya di depan rumah Febi. Erna pun memberikan helem pada Febi, dan ia tersenyum senang ketika melihat rumah Febi yang sangat megah seperti istana. Ia senang, dan tak sabar ingin bertemu dengan Sinta.

"Yu masuk" ajak Febi sambil menggenggam tangan Erna.

"Hahaha, Om Arka ni bisa aja" ucap seorang gadis yang tertawa ria.

"Iyaya, Tante Maya juga udah gak sabar melihat tunangan kamu sama Febi" ucap Seorang wanita sambil mengelus rambut gadis yang di pinggir nya.

Saat Febi membuka pintu, terdengar suara tawa yang membuat dirinya dan Erna saling bertatapan. Dengan sedikit penasaran Febi pun masuk dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan Erna. Ia pun berjalan menuju ke arah sumber suara.

Pasti wanita jalang yang ayah bawa, sama cewek yang mau di jodohin ke aku aku batin Febi.

"Eh Fe-" ucapan seorang gadis itu terhenti ketika melihat Febi menggenggam tangan seseorang.

Erna pun di buat bingung ketika melihat seorang gadis yang tersenyum ketika melihat Febi. Namun Febi? Lelaki itu hanya biasa saja dan santai menatap semua orang ada di ruang tamu. Tetapi, ada senyum jahat di bibir Febi yang membuat Erna menyerngit semakin bingung.

"Febi, sini nak ada Fatimah. Kita akan membicarakan prihal tentang pertunangan mu dengan Fatimah Nak"ucap Maya yang sengaja mengatakan kata tunangan.

Seseorang yang sedang bersama Maya dan Arka adalaha Nur Fatimah yang sering di panggil Fatima. Seorang gadis yang akan di jadikan tunangan oleh perjodohan ayah nya dengan Maya, dan keluarga Fatimah.

Erna hanya ter senyum cangguh melihatnya hatinya sakit saat mendengar perkataan ibu Febi, Febi yg mengetahui Erna cangguh menggengam dengan lembut agar memberikan isarat dalam ngenggaman itu 'jangan percaya ucapan mereka Na' batin Febi yang membuat Erna mengerti dengan arti tatapan nya.

"Saya tidak ada waktu untuk membicarakan hal yg tidak penting bagi hidup saya" ucap Febi datar dan menusuk.

"Bih" ucap Erna berbisik sambil mengusap lembut punggung tanggan Febi, Febi yg mendapatkan usapan itu mengubah raut wajah nya menjadi lembut kepada Erna.

Maya yg melihat itu pun mentap sinis pada Erna ,Arka berdiri dari tempat duduknya menghampiri Febi dengan perasaan marah.

"INI PENTING FEBI!!!" bentak Arka murka di hadapan Febi.

"Penting buat Febi apa penting untuk Ayah hah?" tanya Febi datar.

'PLAKK'

Satu tamparan mendarat di pipi sebelah kanan Febi, sambil mengeluarkan darah di sudut bibirny. Erna yg melihat itu hanya menutup matanya rapat-rapat dan meprerat pengangan tanganya. Sedangkan Fatimah berda di pelukan Maya. Sinta datang dan menghampiri Arka dengan raut wajah yang sangat marah.

'PLAKK'

"Kamu boleh sakiti saya setiap hari,tapi tidak dengan putra saya!!" teriak Sinta dengan tidak terima anak nya di perlakukan seperti ini oleh seorang Ayah. "Gini cara perlakuan kamu mendidik anak hah?! Dengan kekerasan iya?!" tanya Sinta.

"Apa belum cukup kamu sakitin aku hah?! Kamu hanya tau harta dan harta, tanpa tau rasa sakit saat seseorang yg kita sayang mempertahankan apa saja deminya seseorang, APA KAMU PANTAS UNTUK DI PANGGiL SEORANG AYAH OLEH PUTRA KU?" bentak Sinta, Febi yang melihat kemarahan Ibu nya pun, berjalan ke arah Sinta dengan tangan yang masih setia yang menggenggam tangan Erna.

G A R U D ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang