6.LAPANGAN BENTENG

134 48 11
                                    

Hari ini banyak murid-murid yang pulang cepat. Karna mereka tau bakalan ada kejadian besar di lapangan Benteng, karna bagi anak-anak yang melewati lapangan Benteng mereka lebih pulang cepat, bahkan ada juga yang bolos dulu, dan ada juga yang mampir kerumah nya temen dulu sampai masalah selesai.

"Ini yang kesana cuman angkatan 14 doang?" tanya Faisal pada Febi yang sibuk mengikat dasinya di atas kepalanya.

"Iyaa, mereka juga cuman bawa 5" jawab Febi sambil menggunakan jaket berlambang Garuda.

"Lahh kitakan ber 6?" ucap Latif pada Febi.

"Apay gak ikut, dia mau ikut ke acara hotel ayahnya" ucap Gustin pada Latif.

"Semuanya udah siap?" tanya Athur pada kelima temen-temennya.

"Selalu siap" ucap Faisal yang sudah mau menyalakan motornya.

Dan merekapun berjalan menuju jalanan karawang, sambil menggerung-gerungkan gass motornya, untuk memberi isyarast pada anak-anak sekolah untuk memberi jalan pada mereka.

"Ehh ko itu anak-anak SMA Angkasa kok pada lari-lari ya?" tanya Alaika pada temen-temennya, yang melihat temen sekolahnya berlarian. Ntahlah ada yang menuju kafe ini, ada yang menuju kuliahan, dan ada juga yang menunggu jemputan.

"Mungkin nyari angin, atau nungguin jemputan mereka di situ kali" ucap Anggi yang melihat anak SMA nya di bawah kafe.

Yaa bener memang mereka hari ini sedang berada di kafe untuk mengerjakan tugas kerpok mereka.

"Misi Mbaa ini pesenannya" ucap Seorang Pelayan kafe dan memberikan koffe dan macha yang mereka pesen.

"Makasih kak" ucap Anggi sambil tersenyum dan dibalas senyum oleh Pelayan kafe.

"Nihh Anggi kamu rangkum yang ini, nah Padilah kamu catet yang pentingnya, Alaika sama aku yang ngegambarnya" ucap Erna yang membagi-bagikan tugasnya.

Sesampainya di lapangan Benteng, mereka memarkirkan motornya dengan asal. Lagi pula juga lapangan ini begitu luas, bahkan bisa dibilang lapangan favorit bagi anak Patra dan anak Garuda. Lapangan benteng yaitu lapangan dimana mereka bertengkar antara, kekasih, sekolah, atau pun teman yang terluka. Tapi hari ini nthlah bahkan anak Garuda tidak membuat masalah apa-apa pada mereka.

BUGHH...BUGHH...BUGHH

Tiga pukulan mengani pelipis bibir Gustin dan pinggir kelopak matanya, yang di serang oleh Rico.

"Maksud lu apa anj deketin rerey?!" tanya Rico pada Gustin dengan nada tingginya.

"Heh heh heh! Jadi lu ngajak kesini cuman masalah Rerey?" tanya Febi pada Alfet sambil menahan Rico yang terus-terusan menyerang Gustin.

"Iya, memang nya kenapa?" jawab Alfet. "Lagian kita udah lama kan gak berantem seperti ini. Di karnakan temen lu rebut kebahagiaan temen gw, gw jadiin duel" lanjut nya.

BUGHH...BUGHH..

Dua kali pukulan mengenai rahang Rico, yang dipukul oleh Gustin, andai Rico bukan sodaranya, sudah ia habisi dia disini juga.

"Maksud lu apa mukul gw dengan tiba-tiba! Lagian juga apa salahnya gw suka sama Rerey? Emang lu siapa hah?! Lu itu hanya mantan brengseknya!" ucap Gustin sambil melepaskan kerah baju sekolah Rico.

"Gw gak seberengsek yang lu kira" ucapnya yang membela diri nya sendiri. "urusan nya lu gaboleh suka sama dia, dan hanya gw yang suka sama dia, h a n y a g u e" lanjutnya dengan menatap Gustin tajam.

"Halah anj, lu tuh cuman anak mamih yang nyasar jadi sepupuh gw!" ucap Gustin, sambil mendorong Rico hingga lelaki itu terjatuh.

"Tin tahan dulu Tin, lu harus inget ini cuman cewek. Banyak cewek di sekolah yang lebih baik dari Rerey" ucap Faisal sambil menarik Gustin untuk mundur.

G A R U D ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang