25.SALAH PAHAM

87 32 16
                                    

Dewasalah, jadilah manusia yang tau kapan harus berhenti, kapan harus beristirahat dan kapan harus melanjutkan perjalanan. ~Gustin

"Tante kita pamit, ke sekolah ya" ucap Alaika pada Nurma sambil menyalimi, dan di usul oleh yang lain.

"Iyaa, sayang hati-hati ya" ucap Nurma.

"Bun, berangkat" ucap Anggi, sambil membukakan layar kaca mobil nya, dan melakson pada Bunda nya, lalu meninggalkan halaman rumah nya.

"Semalem, lu tidur jam berapa Na?" tanya Padilah yang duduk di pinggir Anggi.

"Tidur jam 12" jawab Erna santai.

"H-hah? Truss lu gak ngatuk sekarang?" tanya Amel.

"Nggk lah, udah biasa" ucap nya. "Kan nge drakor dulu" lanjutnya sambil cengengesan.

"Ouh, pantes" ucap Biah, yang langsung memainkan ponselnya.

Dan, mereka pun sibuk memainkan ponselnya masing-masing, begitu pun dengan Anggi yang sibuk menyetir dan fokus menatap jalanan.

"Eh, Reni katanya mau ngajak kita maen" ucap Padilah yang sedang membalas chatingan nya dengan Reni.

"Dimana?" tanya Anggi sambil menyetir.

"Di kcp katanya" jawab Padilah.

"Boleh tuh" ucap Alaika. "Lagian, kita jarang jalan-jalan ke situ lagi" lanjutnya, dan di buat setuju oleh Erna,Biah, dan Amel.

"Tapi kapan?" tanya Amel.

"Minggu katanya" jawab Padilah.

Dan, mereka pun tiba di sekolah nya. SMA ANGKASA, yang cukup terkenal karna di penuhi oleh cogan-cogan, dan seleb.

Saat mereka keluar dari mobil Anggi, terlihat geng Garuda yang sedang duduk di motornya dan berincang soal yang mau pergi kepanti. Bukan mereka saja yang tau, bahkan guru-guru dan murid yang di sekolah juga tau dengan apa yang mereka lakukan. Tapi, tetap saja yang nama nya punya masalah, guru akan memberikan hukuman pada mereka, jika mereka mengitu hal yang dilarang dari pihak sekolah. Contohnya seperti mengikuti atau mengadakan tauran, memalak adik kelas, dan lain sebagai nya.

"Trur lu ngapa, kemaren waktu si Pad datang malah pergi?" tanya Latif yang sedang membukakan jaket Garuda.

"Gak tau, gw cape berjuang buat orang yang gak pernah hargain gw, atau anggap gw ada" ucap Athur yang membuat temen-temennya terdiam.

Benar, apa yang di lakukan Padilah itu memang hal yang salah. Seharus nya dia mengahargai sedikit perasaan Athur pada nya.

"Dewasalah, jadilah manusia yang tau kapan harus berhenti, kapan harus beristirahat dan kapan harus melanjutkan perjalanan" ucap Febi sambil menepuk pundak Athur.

"Gw mau, lu berjuang lagi buat Padilah" ucap Gustin. "Gw yakin, ada penyelasan di mata dia atas sikap lu yang perlahan menjauh" lanjutnya, yang membuat Athur sedikit tidak mengerti.

"Maksudnya?" tanya Athur.

"Gak tau, gak paham" ucap Gustin gajelas dan langsung melepaskan jaket nya.

"Gajelas lu Tin" kessal Athur.

"Ck, lu tau gk? Alhir-akhir ini dia gk jalan sama Doni karna apa?" tanya Gustin, yang membuat Athur menggeleng kepalanya. "Karna, si Doni itu udah pacaran sama si Reni beatbox" lanjutnya.

"Hah?!" kaget latif, yang sedang memakan Sari Roti nya.

"Hooh, dia itu cuman jadiin si Pad, cadangan kalau misalkan si Reni, pergi ke luar kota" ucap Gustin.

G A R U D ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang