End🏁
Ketika seorang sahabat bisa lebih posesif melebihi pacar ataupun suami.
"Gak ada yang boleh nyakitin lo kecuali gue dan Bokap lo, kalo sampe ada cowok yang nyakitin lo, orang itu akan mati ditangan gue."
- Jaemin Nathanael Chakraluna
💐💐💐💐�...
"Hmm? Berarti kita pernah didalam kondisi yang sama." Balas Jaemin menghela nafas dan menghisap kembali rokoknya sebelum melanjutkan ucapannya.
"Lo tau, gue sendiri awalnya gak yakin sama perasaan gue. Dan bodohnya gue malah ingin membuktikan apakah rasa yang muncul ketika gue bersama dia adalah rasa cinta, berkali kali gue coba pacaran sama cewek lain demi membuktikan apakah rasanya sama. But yah, memang beda rasa cinta dengan rasa tertarik." Jelas Jaemin.
"Jadi pada akhirnya, gimana perasaan lo sama dia?" Tanya Mark.
"Hmmm....I really love her so much...gue gak bisa ninggalin dia sekalipun gue memaksakan diri untuk jatuh cinta dengan perempuan lain." Balas Jaemin menunduk.
Disini Mark bisa melihat, jika sebenarnya Jaemin adalah seorang laki-laki yang mencintai seseorang dalam diam.
"Hahaha...jadi mellow kan?" Tanya Jaemin.
"Hmm...tapi kenapa lo ngelakuin semua ini?" Tanya Mark heran.
"Entah..." balas Jaemin menatap kearah langit.
"Kalau lo cinta sama dia, lo pasti akan tetap mempertahankan semuanya dan mencoba untuk memperbaiki semuanya." Kata Mark membuat Jaemin menggeleng dan tersenyum.
"Terkadang memang titik tertinggi dari mencintai adalah mengikhlaskan. Ikhlas, sekalipun menurut lo itu perih, namun ada kesan tersendiri ketika melihat dia bahagia." Balas Jaemin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi, lo yakin ingin mengikhlaskan dia untuk gue?" Tanya Mark.
"Yaa, asal lo bisa tulus mencintainya." Kata Jaemin lalu mematikan puntung rokoknya.
Mark menghela nafas panjang, ia benar benar tidak pernah berada dikondisi seperti ini. Bahkan separuh hidupnya tidak pernah digunakan untuk bersenang senang apalagi untuk jatuh cinta.