BAB 2

127 59 36
                                    

               ~INSIDEN~

"Bukanya dia lelaki yg dingin itu?"
:
{Asyifatul Khasanah}

"Lu kalo jalan pake mata dong, punya mata nggk sih loh!!"
Ucapnya kasar kepada vila

"Ma.. Maaf kak, aku nggk sengaja,"
Ucap Vila ketakutan sambil menunduk

Melihat hal tersebut aku bergegas membayar di kantin kemudian menghampiri Vila.

"Astaghfirulloh Vila,"
Ucapku sambil membantu vila berdiri.

"Kamu nggak papa kan? "
Lanjutku ketika melihat baju Vila yg basah karena tumpahan minuman tadi.

Vila hanya mengeleng-geleng kan kepalanya tanda ia tidak papa namun masih dengan tatapan menunduk.

"Pokonya lu harus ganti ya minuman gue yg udah lo tumpahin!!"
Ucapnya lagi tak terima dengan nada yg tinggi.

"Maaf ya kak sebelumnya, tapi kan Vila nggk sengaja kak, jadi Vila nggk salah dan nggk berhak mengganti minuman milik kakak yg udah tumpah,"
Ucapku membela Vila dengan nada yg sopan.

"Eh.. Lu siapa lu, oohh.. Lu bocah baru ya, berani lu bantah gue!!"
Bentaknya dengan nada yg tinggi.

Perdebatan kami ternyata menjadi tontonan untuk para siswa di kantin saat ini. Namun tak ada satu siswa pun yg berani menengahi perdebatan kami.

"Kak saya sudah mencoba berbicara sopan dengan kakak,udahlah Vila kita pergi aja dari sini,"
Sambil menarik tangan vila kemudian berbalik badan berniat meninggalkan perdebatan itu.

Dalam benak hatiku.. Sungguuh ingin sekali rasanya menonjok muka lelaki yg ada dihadapanku ini.Aku tak ingin ada perdebatan semacam ini disekolah, sama sekali tak pernah terbayang dalam pikiranku.rasanya aku muak dengan sikap lelaki yg tak ada sopan santunya sedikit pun.

Aku lalu memutuskan pergi dari situasi yg rumit ini,
Namun cepat-cepat kami ditahan oleh dua lelaki temanya.

"Eh.. Mau kemana kalian,"

Aku mencoba berjalan ke arah samping kiri dan kanan, namun langkah kaki kami diikuti oleh dua temanya yg rese itu. Kami telah dikepung dikelilingi anak laki-laki.
Sungguh Menyebalkan sekalii...

"permisi kak kami mau lewat,"
Ucapku dengan nada yg tegas.

Sedangkan Vila hanya terdiam seribu bahasa masih dengan tatapan menunduk. Sepertinya dia begitu takut mengahadapi kakak kelas yg nakal ini.

"Maaf ya adik kelas yg cantik, kalo mau lewat ada bayaranya dulu hahaha,"
Ucapnya meledek lalu diikuti tawa teman-teman nya.

Kini amarahku mulai mengumpul menjadi sebuah gumpalan bola api besar.
Aku bersitighfar di dalam hati lalu berdoa semoga Allah segera memberikan pertolongan pada kami.

"Ayo sini ikut sama kami,"
Salah seorang lelaki menarik lenganku kemudian di genggamnya erat-erat.

eits.. Jangan salah paham ya,
Tidak ada sentuhan kulit dengan kulit diantara kami,karna aku selalu memakai sarung tangan ketika pergi sekolah. Supaya terhindar dari sentuhan lelaki walau tak sengaja.

"Aauu.. Sakit, lepasin kak,"
Aku mencoba sekuat mungkin melepaskan lenganku dari genggamanya.

Dari dalam kantin tampak Ranggi sangat cemas dengan Syifa dan Vila, takut mereka terluka, akhirnya Ranggi memutuskan pergi menuju kantor berniat melaporkan kejadian ini kepada guru BK.

"Lepaskan dia!!!"
Teriak seorang lelaki memberanikan diri.

Reflek semua orang menoleh pada lelaki tersebut.

Takdir Dari Sang PenciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang