BAB 14

40 16 5
                                    

~GEBYAR LITERASI ~
"Syifa lelah, jika hanya terus merasakan rasa sakit yang menjadikanya tubuh ringkih yang sangat lemah"
:
{Alvivinur}
•<Takdir Dari Sang Pencipta>•

Hay hay hay..
Kangen nggak sama aku? ck.😆
Maaf ya baru bisa up date lagi nih,tugas numpuk terus jadi nya lama banget.

_happy reading_😄😊

Azzam memegang kepala nya yang terasa sedikit pening, ingatanya kini beralih pada pertanyaan Syifa yang masih terngiang di telinganya.

"Apakah ini sudah waktunya, untuk Syifa tau tentang penyakitnya? "
Batin Azzam dengan raut wajah khawatir.

Entahlah, yang dipikirkan Azzam saat ini hanya lah bagaimana jika Syifa mengetahui bahwa ia mempunyai penyakit sejak dulu,ia bahkan belum siap untuk menceritakan semuanya.Ia mengacak rambutnya frustasi. Ia lalu beristighfar di dalam hati untuk menenangkan hatinya yg sudah berkecamuk dengan rasa yg begitu rumit untuk dijelaskan.
Ia mencoba melupakan kejadian tadi dan kembali fokus pada tujuanya sekarang, yaitu pergi ke kantor ayahnya.

***

"Hadirin sekalian,ini lah saatnya kita menyaksikan acara yang paling dinanti yaitu pertunjukan dari kelas 10 dan 11"ujar seseorang diatas panggung yang diikuti dengan sorak para penonton yang menggema.

Aku dan beberapa anggota OSIS lainya duduk di bagian samping panggung untuk ikut menyaksikan acara gebyar literasi tersebut.Tentunya setelah usai menyiapkan dan mengatur acara ini dari beberapa menit yang lalu sebelum acara dimulai.aku menyisir setiap sudut ruangan ini, sangat penuh dan ramai,dengan barisan dan deretan yang begitu sesak ditambah dengan sorakan para si penonton membuat acara ini rasanya semakin menggema.Para siswa duduk di deretan bagian belakang sedangkan para siswi duduk di deretan bagian depan.

Pertunjukan drama dari kelas 11 sukses membuat para penonton merasa sangat terhibur dan juga baper sekaligus, rasanya sangat menyenangkan dan asyik sekali. Namun rasa senang itu tak bertahan lama ketika aku merasakan sakit dikepalaku. Aku memegang pelipisku yang terasa begitu pening hingga aku harus meng-aduh kesakitan dengan nada yang lirih.

"Syifa loe kenapa? "tanya Disya kepadaku setelah ia mendengar keluhan ku.

Walau suara ku terdengar lirih karena suara yang penuh dengan sorakan diruang ini namun Disya berada tepat disamping ku ,itu yang membuat ia masih bisa mendengar keluhanku.

"enggak tau Sya, tiba tiba aja kepalaku sakit banget"ungkap ku mengeluh padanya.

"loe kayanya sakit deh Fa, kita keruang UKS aja ya? "ajak Disya peduli yang melihat wajah pucatku.

"kaya nya nggak perlu Sya, sebentar lagi pasti rasa sakitnya hilang"tolak ku halus menampilkan sebuah senyuman.

"loe yakin?badan loe aja lemes gini Fa. Loe udah makan pagi kan? "tanya Disya.

Bahkan aku baru ingat jika sejak tadi pagi belum ada sedikit makanan yang masuk kedalam perutku. Aku menggeleng sambil menampilkan deretan gigi.

"yaelah.. pantes badan loe lemes gini, cacing cacing dalam perut loe itu pasti sekarang lagi pada disko buat minta makanan ke loe"jawab Disya berdecak yang diakhiri dengan kekehan.

Aku menatap Disya dengan seulas senyuman lebar.

"ada ada aja kamu Sya"ucapku mengelengkan kepala.

"ya udah gue beliin makanan buat loe ya? "tawar Disya mulai bangkit dari tempat duduknya, namun niatnya terurung kala aku berkata.

"Disya.. nggak usah, aku nggak papa kok, lagian aku juga bawa bekal tadi pagi",ujarku menahan Disya dengan mengenggam tanganya sebelum ia melangkahkan kaki.

"oke ,berarti loe setuju buat ikut sama gue"kata Disya menarik tanganku.

Aku lantas mengernyitkan dahi bingung.

"eh sebentar, ikut kamu? Kemana? "

"ke rumahnya bu rintil buat ikut arisan,ya ke UKS lah Syifa.. "ucap Disya memutar bola mata malas.

"tapi.. "

"nggak ada penolakan! "potong Disya mulai menarik tangan ku kembali.

Kali ini aku hanya meresponya dengan anggukan pelan,aku juga tak bisa mengelak jika memang benar badanku terasa sangat tidak enak ditambah dengan rasa pening dikepalaku yang semakin berdenyut keras, rasanya aku benar benar sudah tak kuat lagi berada disini. Saat aku mulai bangkit dari tempat dudukku ,aku merasakan tubuhku yang hampir mulai tumbang.

"eh, loe nggak papa kan? "ucap Disya khawatir memegang kedua bahuku.

"pusing banget Sya"jawabku singkat memegangi kedua pelipisku kembali.
Semakin lama rasa pening di kepalaku ini semakin bertambah berdenyut cepat ditambah tubuhku yg begitu lemas.

"gue bantu loe jalan ya? "ucap Disya.

Disya mulai merangkulku untuk berjalan, setelah mendapat anggukan singkat dariku. namun gerakanya terhenti ketika seseorang memanggilnya.

"Disya..!!! "panggil seorang lelaki tampan bertubuh tegap dari arah belakang yang mampu membuat semua cwek kagum akan ketampanannya dan harta milik keluarga nya yg berlimpah ruah itu.Siapa lagi kalo bukan Galang Syahputra sang kakak kelas sekaligus sang idola di sekolah SMA ini.

Aku dan Disya membalikan badan serentak bersama dengan langkah kaki Galang yang menghampiri kami.

"Ngapain kak Galang kesini? "tanyaku saling menatap dengan Disya.

Disya hanya bergedik tidak tahu sambil menaikan kedua bahunya.

"emm.. Sorry ya ganggu loe, loe lagi nggak sibuk kan? "

"enggak kok kak, emang ada apa? "

"bagus kalo gitu, to de point aja ya. Loe bisa kan gantiin posisinya Nina. Soalnya dia tadi izin pulang karna ada kepentingan yang nggak bisa dia tinggalin,gimana?"ucap Galang menanti jawaban dari Disya.

"kalo masalah itu si, bisa bisa aja kak. Cuma gue bingung aja nanti siapa yang nemenin Syifa ke UKS "jawab Disya yang kini menatap kearahku.

Aku hanya menunduk dan terus menunduk.

"loh Syifa sakit? Sakit apa? "tanya Galang dengan bola matanya yang membulat, pertanda bahwa Galang sedang dalam keadaan khawatir.

"Mm.. nggak papa kok kak, cuma kurang enak badan aja,Sya aku bisa ke UKS sendiri kok men.. "

"Kalo gitu biar gue aja yang akan nemenin Syifa ke UKS "tungkas Galang memotong kata Syifa.

Aku menatap Galang terkejut. Bagaimana mungkin aku akan berjalan dengan Galang si idola di SMA ini. Membayangkanya saja sudah mampu membuatku takut dan gugup, takut jika nantinya akan menjadi bahan gosip dan gugup karena dia mahramku. Bukan hanya aku saja yang terkejut, dilihat dari gelagat Disya, tampaknya ia juga tak menyangka dengan apa yang di ucapkan oleh Galang.

"kak Galang serius? "tanya Disya meyakinkan bahwa telinganya masih normal.

~BERSAMBUNG~
Ha? Galang mau nemenin Syifa beneran nih? 😱
Kira kira Syifa setuju nggak ya? Gimana juga reaksi Syifa?

Ikuti terus ya...
Jangan lupa votmentnya
Trima kasih.

Takdir Dari Sang PenciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang