"Masih belum terlacak, Rex. Mungkin selama ini ia selalu berpindah-pindah negara."
Rex mengusap keningnya pelan. Semuanya semakin runyam dan kacau. Bisa saja Rex mengabaikannya, namun Darron Miles merupakan salah satu ancaman apalagi Rex tidak selalu bersama Sasa. Ditambah lagi kondisi Rex yang tidak bisa melihat tentunya menyulitkannya untuk menjaga gadis itu.
"Hubungi uncle. Mungkin aku bisa memberikan kesepakatan dengannya," ucap Rex.
"Baik," jawab Larg dan ia keluar dari ruangan Rex. Rex menghela nafas lelah.
Pintu ruangan kembali terbuka beberapa detik kemudian. Rex mengangkat wajahnya, mengira-ngira siapa yang memasuki ruangannya saat ini.
"Masih sanggup?" Suara baritone itu terdengar. Mark Lorgan berdiri disana sambil menatap Rex sayu. Anaknya itu, terlalu keras kepala.
"Aku mau papa menceritakan sesuatu," ujar Rex sambil menautkan kedua jari-jarinya. Sang papa mendekat dan duduk dihadapan Rex dan mejanya.
"Mengenai?"
Rex tersenyum miring. "Mengenai Mason Miles."
Raut wajah papanya berubah ketika mendengar nama tersebut. Nama yang sudah lama tidak disebutkan bahkan dibuang.
"Atau harus kukatakan..."
"Mason Lorgan?"
Keheningan menyelimuti. Papanya menatap Rex yang hanya memberi senyum miring. Sebenarnya apa yang direncanakan oleh anaknya ini?
Menyerah, akhirnya ia mengalah. Rex mungkin baru berusia 18 tahun, namun Rex memiliki pemikiran yang tajam dan logis. Sekuat apapun sang Papa mengelak, nantinya Rex akan mengetahuinya kan?
"Saat itu, ada dua bersaudara. Mason dan Mark. Tentunya yang meneruskan perusahaan keluarga adalah anak pertama, Mason. Sayangnya, ia justru jatuh cinta pada gadis yang ditemuinya di club. Tentu saja gak ada anggota keluarga yang setuju. Tapi ia tetap bersikeras, hingga akhirnya ayahnya memberinya pilihan."
Mark menyandarkan punggungnya, pikirannya kembali bernostalgia di hari itu. Hari yang sangat diingatnya. "Ia diizinkan untuk melanjutkan hubungannya. Sebagai gantinya ia dihapus sebagai pewaris dan perempuan itu tidak akan diterima menjadi bagian Lorgan. Mason menyetujuinya, ia menikah dengan perempuan itu. Sesuai perjanjian, istrinya tidak diizinkan menggunakan nama Lorgan. Karena itu, Mason menggunakan nama belakang istrinya. Miles, Mason Miles."
Rex mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Selama ini ia mencoba mencari informasi dari berbagai pihak dan akhirnya ia menemukan kejelasannya dari mulut ayahnya sendiri.
"Setelah kejadian itu, anak kedua yaitu Mark. Diangkat menjadi pewaris, ditambah lagi ia menikah dengan sosok terpandang orang tuanya langsung menyetujuinya."
Kini, semuanya menjadi jelas. Darron Miles adalah sepupu Rex. Anak dari Maron Miles, kakak dari papa Rex.
Rex mengetukkan telunjuknya ke meja. "Aku mau menerima mereka."
Papanya langsung melotot tidak percaya. "Jangan bilang..?!"
Rex mengangguk. Perkiraan papanya tepat sekali. "Aku mau menerima mereka. Sebagai anggota keluarga Lorgan."
Sebelum papanya berbicara kembali, Rex langsung memotong, "pernah gak Papa pikir? Papa beruntung karena jatuh cinta dengan Mama, orang yang derajatnya gak jauh dari papa. Bukankah gak adil untuk Mason? Hanya karena ia jatuh cinta dengan perempuan yang tidak sekaya kita? Gak ada orang yang bisa memilih siapa orang yang dicintainya. Kalau bisa memilih pun, aku yakin uncle akan memilih perempuan yang sederajat."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Blind Boy
Teen FictionTanpa sengaja, Sasa adalah penyebab Rex menjadi buta. Tiga tahun kemudian, mereka berdua dijodohkan. Sasa berusaha untuk menolak perjodohan ini. Namun Rex justru berusaha agar Sasa menerima perjodohan ini hanya untuk balas dendam. "Your mine, bae"...