Dua puluh dua

421 43 8
                                    

Rex memberi kecupan singkat di kening Sasa sebelum cewek itu menuruni mobil. Setelah berpamitan singkat, Sasa turun dari mobil dan memasuki rumahnya. Tak lama lagi ia akan menemui Darron dan Sasa langsung bergegas untuk bersiap-siap. Mungkin Rex akan marah jika ia tahu, tapi Rex tidak tahu bukan? Sasa hanya tinggal merahasiakan semua ini. Ia membuka lemari, dan segera berganti baju.

<<<•>>>

Rex meraba jam tangannya. Ia menghela nafas sambil mengusap keningnya sendiri.

"Gak kusangka kamu mau menemui dia, Rex," kata Larg sambil sesekali melirik spion untuk melihat Rex.

"Hanya ingin menegaskan lagi. Aku harap ini yang terakhir. Aku gak bisa kalau dia menyukaiku, Larg."

Larg mengangguk paham. Kemudian ia membelokkan mobil ke arah salah satu cafe di kota.

<<<•>>>

Sasa memasuki mobil dan menyebut nama salah satu cafe ke pak Agung. Ia menatap ponselnya, Darron berkata bahwa ia sudah menunggu. Sasa menatap ke jendela, tepatnya ke langit. Dalam hatinya ia merasa tidak enak entah kenapa.

"Saya jemputnya jam berapa, miss?"

"Nanti Sasa telfon aja, pak."

Tak lama kemudian, Sasa tiba. Ia segera turun kemudian memasuki cafe. Tapi pandangannya terfokus ke sesuatu. Rex disana! Duduk sendirian dengan segelas kopi dihadapannya. Yang membuat Sasa heran, Rex sendirian. Tidak ada Larg ataupun anak buahnya yang lain.

Tapi Sasa segera mengalihkan pandangannya. Mungkin ia akan menemui klien atau semacamnya. Sasa mengedarkan pandangan dan menemukan Darron yang sedang memainkan ponsel. Setelah memejam mata sambil menghembuskan nafas, Sasa menghampirinya.

<<<•>>>

Raline menatap dirinya di cermin kecil yang dipegangnya. Ia sudah berada di mobil namun sayangnya jalan yang ia lalui macet. Raline mendesah risau, Rex pasti sudah menunggunya. Ia juga tidak tahu apakah Rex sedang bersama asistennya itu atau tidak, tapi Raline tetap mengirimnya pesan.

Raline M
Kak, maaf. saya kejebak macet

Setelah beberapa menit, akhirnya Raline sampai. Ia langsung turun dan berlari memasuki cafe. Raline melotot kaget ketika melihat Sasa dan seorang laki-laki. Rex mengajak Sasa?!

Tapi setelah Raline memerhatikan lebih seksama, Sasa bukan bersama Rex! Dia bersama orang lain. Raline melihat sekeliling hingga akhirnya ia menemukan Rex dan segera menghampirinya.

"Maaf saya telat kak. Jalanan macet," ucap Raline sambil duduk dihadapan Rex.

"Iya."

<<<•>>>

"Jadi apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Sasa sambil mengangkat sebelah alisnya.

Darron tersenyum miring. "Hm... sebenarnya aku hanya ingin memberi kamu informasi."

"Aku gak minta informasi apapun," sela Sasa dingin.

"Oh ya? Mungkin kamu gak minta, tapi dengan baik hati aku akan memberi kamu informasi yang mungkin... disembunyikan Rex."

Sasa mengerutkan keningnya. Setelah dipikir-pikir Rex juga tidak pernah bercerita atau mengatakan apapun mengenai dirinya. Tapi tunggu... untuk apa juga mereka saling bercerita?!

My Blind BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang