❄️59❄️

4.5K 498 16
                                    

Author Po'v

Doyoung menghela nafas begitu melihat Yoorim yang terus-terussan duduk terbengong diruang tengah apartemen barunya itu. Doyoung menghampiri Yoorim dan memeluknya.

"Udah pulang?" Tanya Yoorim pelan dan Doyoung mengangguk singkat, dan mereka berdua pun terdiam dengan pikiran masing-masing.

Sudah sekitar 6 bulan mereka yang masih belum bisa menerima keadaan, mereka terlalu sedih dengan perasaan masing-masing.

"Yoo" panggil Doyoung yang duduk tepat di samping Yoorim.

"Aku capek sama keadaan kita yang begini.." Yoorim tersenyun simpul dan mengangguk mengerti.

Yoorim mengerti kalau Doyoung kecewa terhadap dirinya yang tidak bisa menjaga buah hatinya, setidaknya itu lah dipikiran Yoorim.

"Aku ngerti Doy.. maaf." Doyoung menghela nafas dan menggeleng pelan. Doyoung memeluk Yoorim dan itu membuat Yoorim kembali menangis.

"Aku mohon.. kita sama-sama lupain rasa sakit ini Yoo, aku gak mau kita terus-terussan murung karna kejadian itu. Aku mohon Yoo.. jadi Yoorim yang dulu ya?" Ucap Doyoung yang menghapus air mata Yoorim.

Seketika rasa bersalah muncul dihati Yoorim. Dirinya sungguh egois, dia hanya memikirkan kesedihannya tapi tidak dengan Doyoung, dia hanya berpikir kalau Doyoung kecewa dengan dirinya.. padahal Doyoung sama sekali tidak pernah menyalahkan dirinya maupun orang lain, dan keadaan.

Jika dipikirkan.. ketika Yoorim kembali sedih karna mengingat kejadian terkutuk itu yang mengakibatkan anaknya meninggal, Doyoung selalu datang dan menenangkan dan menghibur Yoorim. Tapi Yoorim tidak pernah bisa menghibur kembali Doyoung. Egois bukan?

"Maafin aku.." parau Yoorim yang langsung memeluk Doyoung.

"It's okay. Ini bukan salah kamu.." Yoorim menyembunyikan wajahnya ditekuk leher Doyoung.

Doyoung tersenyum kecil dan mengangkat Yoorim untuk duduk dipangkuannya. Sudah bermenit-menit Yoorim duduk dipangkuannya, akhirnya Yoorim mengangkat wajahnya dan menatap Doyoung yang sedang tersenyum hangat kepadanya. Yoorim tersenyum kecil dan mengecup kedua pipi Doyoung.

"Ayo lupain masa lalu.. dan fokus kembali ke masa depan.." Yoorim mengangguk dan kembali memeluk Doyoung.

Entah kenapa dirinya merasa lebih tenang jika ada Doyoung disampingnya, rasanya Yoorim tidak ingin lagi berjauhan kembali dengan Doyoung.

Sedangkan Doyoung?, Hatinya tenang begitu mengetahui Yoorim sudah kembali seperti dirinya lagi.. ya semoga saja.

"Kamu udah makan?" Tanya Doyoung dan Yoorim menggeleng.

"Makan dulu yuk" ajak Doyoung dan Yoorim kembali menggeleng.

"Aku mau disini aja." Ucapnya yang kembali memeluk erat Doyoung.

Doyoung melingkarkan tangannya dipinggang Yoorim dan mencium puncak kepala Yoorim. Mereka berduapun kembali merasakan kehangatan yang telah lama hilang karna kejadian itu.

Doyoung kembali teringat dimana saat Yoorim yang benar-benar histeris karna melihat perutnya yang kembali rata, bahkan sekitar 3 hari Yoorim terus-terussan terbengong ditengah malam hingga kembali menangis histeris, bahkan tidak ada sesendok nasi ada diperut Yoorim dikala itu. Doyoung memejamkan matanya dan mengeratkan pelukannya dipinggang Yoorim. Dirinya tidak bisa lagi kembali mengingat kejadian mengerikan itu, rasanya Doyoung sangat gagal untuk menjaga Yoorim dikala itu.

"Kamu laper Doy?" Tanya Yoorim yang melepaskan pelukannya dan menatap Doyoung, Doyoung mengangguk pelan dan membuat Yoorim langsung berdiri dan berjalan kearah dapur.

Him [Kim Doyoung] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang