❄️62❄️

4.3K 500 23
                                    

Author Po'v

"Gimana Josh? Udah lu urus?" Tanya Johnny begitu masuk kedalam ruangan Joshua.

Joshua menghembuskan nafasnya dan mengusap wajahnya kasar, sontak Johnny menyerngit bingung melihat respon temannya.

"Udah. Tapi gw rasa Doyoung gak bakal puas sama hukuman yang diterima Minji." Ucapnya dan Johnny hanya terdiam.

"Setelah semua yang udah dia lakuin?" Joshua mengangguk membenarkan pertanyaan Johnny.

Mereka pun kembali terdiam, hingga Doyoung masuk kedalam ruangan Joshua bersama Yoorim yang menggandeng Doyoung.

"Bang Josh.. tolong gantiin gw pas rapat nanti ya. Gw sama Yoorim mau kerumah papa dulu." Joshua mengangguk dan tersenyum kecil kearah Yoorim yang juga tersenyum kearah nya.

"Duluan ya bang Josh, bang John" pamit Yoorim dan mereka berdua langsung keluar dari ruangan Joshua.

Joshua menghembuskan nafasnya lega. Johnny menatap iba kearah pintu yang sudah tertutup.

"Gw ngerasa bersalah banget sama mereka berdua." Ucap Joshua dan Johnny hanya bisa terdiam.

"Gw tau kok mereka berdua udah ikhlas sama semuanya Josh. Kapan lu mau ngasih tau semuanya ke Doyoung?" Tanya Johnny, Joshua hanya menggeleng tidak tau sembari menghembuskan nafasnya.

Johnny menepuk bahu Joshua sebelum dirinya keluar dari ruangan Joshua. Sedangkan itu, Joshua hanya bisa menatap pintu yang sudah tertutup dengan pandangan kosong.

Rasa bersalah, dan tidak enak mengerubungi hatinya. Entah kenapa untuk pertama kalinya dirinya tidak puas dengan hasil kinerjanya itu. Tapi apalah daya.. ia sudah melakukan semuanya dengan semaksimal dirinya bisa.

Sedangkan itu, disisi lain dimana terlihat seorang perempuan yang terduduk dilantai tanpa memperdulikan hawa dingin yang menusuk dikulitnya dengan tatapan kosong melihat besi-besi yang berdiri dihadapannya hingga membentuk sebuah ruangan yang lumayan sempit.

Tak lama, ada 2 orang polisi yang perlahan-lahan membuka gembok yang mengunci ruangan itu dan membuka pintunya.

"Nona Minji. Ada yang ingin bertemu dengan anda." Ucap salah satu polisi yang menyadarkan lamunan Minji.

Minji bangkit dari duduknya dan perlahan jalan keluar diikuti oleh 2 polisi tadi hingga ke ruangan khusus keluarga menjenguk para narapidana.

Minji menghela nafas begitu melihat Jaehyun dihadapannya tengah menatapnya tajam.

"Gw kira lu gak bakal sudi buat ngejenguk gw" ucap Minji pelan sembari tersenyum kecil kearah Jaehyun.

Jaehyun tersenyum miring dan mengendus kasar.

"Kalau bukan demi keadilan yang harus diterima Yoorim dan juga anaknya.. gw gak bakal sudi buat ngeliat muka lu. Jadi jangan pernah ke ge-eran." Minji menatap Jaehyun tajam, sedangkan itu Jaehyun juga masih menatapnya tajam.

"MAU APA LAGI HAH?! BELOM CUKUP TEMAN LO ITU NGEBUAT GW NGEBEKAM DIPENJARA SEUMUR HIDUP GW HAH?! LO MAU BUNUH GW?! SILAHKAN! AYO TEMBAK GW JAE! TEMBAK!" Teriak Minji yang mengeluarkan air matanya.

Jaehyun tersenyum kecil dan menggeleng dan itu membuat Minji semakim emosi.

"Gak segampang itu lu mati. Gak adil buat Yoorim rasanya kalau lu langsung mati gitu aja." Ucap Jaehyun dengan suara dalamnya.

Untuk pertama kalinya, seorang Kim Minji merasakan ketakutan yang teramat sangat didalam hatinya. Nafasnya berubah menjadi mengebu-ngebu, sedangkan itu dia merasakan tangannya yang gemetar ketakutan.

Him [Kim Doyoung] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang