Motor sport kuning yang terparkir di halaman tetangga depan rumahnya adalah cahaya matahari bagi Vanda. Motor itu sebagai tanda Bang Ravie ada di rumah. Kesempatan jarang kalau bukan akhir pekan, mengingat kakak temannya itu sudah indekos semenjak kuliah di daerah Jatinangor.
Vanda buru-buru berdandan agar terlihat cantik dan lebih dewasa, lalu mengambil buku PR. Langkahnya penuh semangat sembari menenteng sekotak kue dan buku Bahasa Inggris. Ia menunggu pintu dibuka setelah memencet bel.
Pintu terbuka, sosok jangkung yang langsing berotot menyambutnya. "Bang Ravie," sapa Vanda, hampir memekik saking senangnya.
Bang Ravie tersenyum, lalu berubah menjadi tawa kecil yang ramah. "Eh, Vanda, mau ketemu Arial? Dia lagi mandi."
"Enggak, kok." Vanda menyerahkan kue dari tangannya. "Ini dari Mama buat Bang Ravie yang mau bantu Vanda ngerjain PR." Vanda mengangkat bukunya dengan tampang polos.
Bang Ravie mengerjap, Vanda nyengir, dan mereka tertawa. Akhirnya, Vanda duduk di ruang tengah, membuka buku PR, lalu diam menunggu Bang Ravie yang mengambil air minum.
***
Satu teko berwarna oranye dan sekotak kue brownies menemani mereka belajar sore ini. Vanda duduk beralaskan karpet turki di seberang Bang Ravie. Vanda menopang dagu, hanya menatap Bang Ravie yang menunduk sembari membaca materi pelajaran. Memandang cowok itu setara menatap Jungkook versi kulit hitam manis berlesung pipi yang menambah kadar diabetlove. Vanda sudah meleleh tiap melihat senyumnya. Jantungnya berdebar keras seiring meningkatnya kebucinan.
Nama keluarga ini unik, Tante Lucida memberi nama anak-anaknya seperti font style di komputer. Karakteristik Bang Ravie sangat sesuai, memberi kesan manis dan namanya tertulis extra bold di hati Vanda.
Bang Ravie adalah sosok yang menjadi cahaya baginya. Bukan hanya karena sikapnya yang ramah, tindakannya yang lembut, parasnya yang memesona, tetapi perilakunya bisa dijadikan teladan. Dia rajin, suka menolong, sopan, pintar, mandiri, dan kuat. Tidak heran banyak cewek yang suka dari muda sampai tua. Bang Ravie itu simbol cahaya masa depan.
Pintu kamar mandi terbuka, memecah lamunan Vanda. Cahaya kegelapan muncul dengan kaus biru oblong dan celana selutut. Arial menatapnya dengan tatapan bertanya, lalu masuk ke kamarnya. Tak lama kemudian, Arial kembali dengan membawa buku PR. Rambutnya sebasah tikus tercebur sudah disisir rapi, wangi bedak bayi dan minyak kayu putih tercium. Dasar bayi.
***
"Tumben kamu belajar?" sindir Arial begitu duduk di samping abangnya. Tangannya mengambil sepotong kue dan melahapnya dalam sekali gigit.
"Yey, aku rajin belajar. Kamunya aja yang nggak tahu."
"Bibir kamu minyakan gitu. Udah gendut, jangan banyak makan gorengan." Arial menarik selembar tisu di meja dan menyodorkan kepada Vanda.
Vanda merengut, ingin memberitahu pakai lip gloss, tetapi malu. Terpaksa ia menerima tisu dan mengelap bibirnya.
"Ehm." Bang Ravie berdiri. "Abang mau ke kamar dulu cek tugas kuliah. Kalian lanjut aja dulu."
Mereka memandangi Bang Ravie yang naik tangga sampai menghilang ke balik pintu kamar. "Van, kamu dandan juga Bang Ravie nggak bakal suka." Arial memulai perang.
Bibir Vanda mengerucut. "Bang Ravie tuh suka aku, dari tadi dia senyum-senyum ke aku," jawabnya percaya diri.
"Lah, mending senyum-senyum, aku nahan ketawa setengah mati." Arial langsung tertawa sembari memegangi perutnya.
Vanda menatap jengkel, menarik bukunya dan mencatat jawaban tugasnya. Ia mengabaikan Arial yang masih tertawa.
"Panda," panggil Arial setelah tawanya reda. Tidak ada tanggapan.
"Vanda," ulangnya.
"Apa?" Vanda mengangkat wajah dan jepret cahaya dari handphone Arial berkedip di depan matanya.
Arial menunjukkan hasil jepretannya. "Kamu nggak usah cosplay jadi panda juga." Dalam foto, pipi Vanda sewarna tomat, pensil alis yang dijadikan eyeliner luntur terkena keringat hingga matanya belepotan dengan warna hitam.
"Siniin HP-nya!" Vanda menerjang sementara badan Arial yang ringan menghindar dan memelesat ke tangga.
"Bang Ravie!" teriak Arial yang dikejar panda jadi-jadian sembari tertawa puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanda like as Panda
Teen FictionBagaimana jadinya kalau kamu menjadi objek penindasan Vanda? Bagi Arial, Vanda nggak seimut dan semanis Panda seperti yang dikata orang. Dia cewek galak, pemalas, kasar, dan si Ratu Tega yang merasa bisa mengintimidasi seluruh dunia. Bagi Vanda, Ar...