22. Intelovegent

75 12 2
                                    


Tidak ada seragam baru atau sepatu baru, kecuali semua lembaran putih buku dalam tasnya. Tidak ada yang baik-baik saja hari ini.

Bukk!!

"Aaww!!" Arial memutar tubuh, tas selempang biru jatuh ke kakinya. "Sakit!"

Arial sama sekali tidak menyangka Vanda akan menunggunya di pintu belakang sekolah. Cewek itu menatapnya garang seperti banteng yang siap menyeruduk. Wajahnya berlipat jelek.

"Udah hebat , ya, sekarang." Vanda berjalan cepat. "Heh! Kamu ngadu apa ke mama aku?" Tanpa ragu tangannya mencengkeram kerah kemaja Arial.

Pikirannya terusik. Apa yang terjadi? Hanya dua minggu libur sekolah kenaikan kelas, tetapi segalanya terasa berubah. Arial menjadi murid terbaik, juara umum, banyak orang yang ingin berteman dengannya. Namun bukan itu yang mengusiknya saat ini, perawakan tetangganya itu yang mendadak lebih berisi dan tingginya sejajar dengan Vanda.

"Aku nggak ngadu apa-apa," desis Arial sembari menarik turun tangan Vanda dari kerahnya. "Mungkin sepupu kamu."

"Aku yakin kamu. Mama aku marah banget sampai nggak mau nganterin dan kasih uang jajan." Telunjuk Vanda menusuk dada Arial. "Pasti kamu ngadu macam-macam, kan?"

Arial memasang ekspresi dingin.

"Siniin dompet kamu!"

"Enak aja!" Arial tiba-tiba berbalik dan berlari sekencang-kencangnya. Vanda yang berat tak mungkin mengejarnya. Ia bergabung dengan segerombolan anak cowok yang sedang nongkrong di depan kantin Kang Kabayan untuk beli minum.

Vanda terengah-engah menyusul Arial. Begitu berhenti di dekat segerombolan cowok, Arial berseru, "Emang enak jadi cewek gendut?" Sekitar tujuh cowok di situ serentak tertawa, "Genduuut! Gendut nggak bisa lari!"

"Pasti berat di perut, tuh!" tanggap seseorang melebarkan ejekan.

Vanda menatap murka kepada Arial. "Beraninya keroyokan, sini maju kalau berani!"

Arial menggeleng. "Aku nggak bakal sanggup karena lawannya three in one!"

"Bro, semut bisa ngalahin gajah meski nggak masuk akal cuman karena bisikin si gajah punya penyakit kaki gajah." Cowok-cowok kembali terbahak-bahak.

Arial tersenyum miring. Mulai sekarang, Vanda tidak akan mudah menindasnya lagi.



-TAMAT


Vanda like as PandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang