15. Perkara Big Ben

58 14 2
                                    


Minggu pagi keadaan rumah ramai. Hari ini keluarganya lengkap, yang belakangan jarang terjadi. Percakapan, tawa, derit lantai yang terinjak, denting perkakas, desing mesin. Arial membuka mata dan menjulurkan leher dari sofa ruang tengah melihat papinya menonton berita, abangnya memperbaiki motor di teras, maminya sambil mengobrol di telepon sedang memasak di dapur.

"Tumben kamu masih ngantuk," kata papinya sembari menepuk kaki Arial yang berbaring tengkurap di sofa. "Mau nonton kartun?"

Arial menggeleng dan cemberut.

Papinya tertawa melihat ekspresi putra bungsunya. "Mam, ini ada yang lagi ngambek, nih."

Maminya menyahut dari dapur, "Siapa?"

Bang Ravie datang dengan cemong terkena oli. "Yang gak dikasih oleh-oleh dari klien Papi." Bang Ravie mencolek pipi Arial dengan tangannya yang bernoda.

"Ih, Abang. Jorok!" Arial mengelap wajahnya ke kulit sofa. "Nggak ada yang ngambek." Namun, bibir Arial cemberut lagi. Ia sudah menantikan miniatur jam Big Ben untuk koleksinya dari klien papinya yang orang Inggris sudah sejak lama. Papinya menjanjikan bahwa Mr. Ferdinan akan membelikan untuknya.

Papi dan Bang Ravie yang gemas dengan tampang lucu Arial bergerak untuk menggelitiki. Mereka bekerjasama, Papinya memegangi kedua tangan Arial dan Ban Ravie menggelitik ketiak dan sisi tulang rusuknya. Alhasil, Arial berteriak-teriak bercampur tawa dan minta ampun-ampunan.

Setelah berjuang membebaskan diri dari tangan kuat papinya dan serangan abangnya, kini baju dan wajah Arial sekotor Bang Ravie. Napasnya masih terengah ketika maminya datang sembari membawa senampan jus jeruk.

Mami berdecak. "Ya, ampun, kalian mesti mandi lagi." Menaruh nampan di meja, lalu maminya mengeplak tangan Bang Ravie yang terjulur mengambil gelas. "Cuci tangan dulu."

"Nanti sore kita ke bioskop, ya. " Tangan papinya mengacak rambut Arial. "Habis mandi, coba tengok ke kolong tempat tidurmu."

Mata Arial membulat kaget. Ia langsung berlari ke kamarnya disusul teriakan bahagia ketika membuka kotak hadiahnya.



292 word

Vanda like as PandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang