16. Biglove

33 11 1
                                    


Dalam diri setiap cewek, pasti memiliki sisi keperawanan.

Siapa sangka, hari ini kencan pertamanya dengan Bang Ravie. Yah, bisa dikatakan seperti itu.

Pergi ke bioskop.

Wajahnya merona semerah roknya. Vanda duduk di ruang tamu rumah Arial, berpura-pura sibuk mengelus kucing abu-abu sembari menunggu. Ia menurunkan Kitty dari pangkuan dan menepuk-nepuk rok selututnya ketika Arial keluar dari kamarnya.

"Vanda." Tangan Arial melambai agar Vanda mendekat ke kamarnya. "Sini, aku dapat hadiah baru."

Vanda menengok ke dalam kamar dan melihat miniatur jam big ben berwarna emas di atas meja belajar. "Bagus."

"Tapi kamu nggak boleh pegang." Buru-buru Arial menutup pintu kamarnya. "Itu asli dari Inggris."

Vanda mencebik. "Pamer. Eh, gimana penampilan aku?" tanya Vanda sembari menyentuh dua cepol rambutnya di sisi kepala.

Arial menatapnya, lalu mengangguk-angguk, tangannya mengusap dagu. "Tetap bulat."

Vanda menggertakkan gigi.

***

Mereka sekeluarga pergi sore hari ke mal untuk makan dan menonton film. Keluarga Arial selalu membawa Vanda karena selain sudah dekat dengan keluarganya, anak yang sebaya dengan Arial hanya Vanda di lingkungan blok rumah mereka.

Om Aldo permisi sebentar menerima telepon, Tante Lucida pergi memesan camilan, sementara Bang Ravie yang pergi terpisah menggunakan motor belum datang. Vanda memelototi Arial agar tiket mereka bertukar. Tentu saja untuk duduk di sebelah Bang Ravie. Arial yang keras kepala menggeleng. Mereka berebut tiket di kursi tunggu hingga Arial hampir terjengkang.

Kedatangan Bang Ravie langsung mempermanis temperamen Vanda. Abangnya nyaman melakukan basa-basi santai. Cewek itu tersenyum imut. Menyebalkan.

Mereka masuk ke ruang bioskop tak lama kemudian. Menonton film aksi super hero. Jantung Vanda berdebar-debar begitu duduk di sebelah Bang Ravie dan lampu digelapkan.

Saat di pertengahan film, tangan Bang Ravie mengambil pop corn dari bungkusan di tangan Vanda. Hatinya menjerit kegirangan. Selama momen pribadi dan singkat itu, Vanda merasakan pipinya merah merona.

Vanda like as PandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang