13. Perkara Kentut

55 12 3
                                    


"Kenapa Pattimura tertangkap?"

Arial mengangkat tangan paling pertama dan Bu Nena memintanya menjawab. "Karena pengkhianatan raja Booi yang memberitahu pasukan Belanda tempat persembunyiannya. Malam 11 November 1817, Pattimura dan pasukannya dikepung empat puluh serdadu."

Vanda yang duduk di jajaran kedua paling belakang hanya mendengarkan karena tidak bisa menjawab pertanyaan acak untuk nilai tambah.

Pelajaran IPS dilanjutkan dengan mengisi soal dari buku paket. Silir angin berembus dari jendela yang terbuka, suara serangga bersahutan di atas pepohonan. Kelas berjalan normal sampai negara api menyerang, bau telur busuk melintas di bawah hidung Vanda. Odit yang duduk di sebelahnya refleks menutup hidung.

"Hmmph, bau kentut," kata Odit, melirik kepada Vanda. "Kamu kentut, ya?"

"Enggak," jawab Vanda tersinggung.

Jajaran belakang yang serasa menerima letusan bom atom bergerak-gerak gelisah. Kentut yang melepes alias tidak bersuara itu lebih bau dari kentut yang berbunyi.

Tuut!

Wah, tawa meledak di dalam kelas karena suara kentut yang kali ini berbunyi nyaring. Cowok-cowok paling heboh, saling ledek, saling tuduh. Tak sedikit lirikan menuduh ke arah Vanda. Badannya besar bukan berarti kentutnya juga besar, kan? Yang jelas bukan dirinya yang kentut.

Bu Nena menyuruh para murid diam dan fokus mengerjakan tugas lagi.

"Van, aku mau nyontek soal nomor 2 dan 5 tugas minggu kemarin," kata Odit sembari membuka buku tugasnya.

Matanya yang sudah sipit disipitkan. "Kamu udah nggak curiga aku yang kentut, kan?" Odit balas menggeleng. Vanda membalik lembaran buku. "Masa kamu nggak tahu ibu kota Inggris? London."

Odit menggangguk dan cepat-cepat menulis jawabannya. "Kalau ibu kota Peru?"

"Lima."

"Sebutin satu-persatu, Van," balas Odit serius.

Vanda mengingatkan diri bahwa tidak baik menjitak kepala temannya ini.

Duuuuutttt!!

Suasana kelas diinterupsi suara kentut yang keras. Semua murid langsung menoleh ke arah Vanda. Bu Nena setengah kesal sampai bilang, "Vanda, kalau kamu sakit perut, mending ke toilet."

"Eh, bukan saya, Bu," elak Vanda marah. Ia berdiri. "Cepirit, siapa, sih, yang kentut?" tanya Vanda penuh ancaman.

Hingga akhir pelajaran, si pelaku kentut misterius tidak ketemu. Pelajaran IPS hari ini menorehkan sejarah baru.

Vanda like as PandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang