Alarm pengingat hari spesial yang ditandai Arial dalam ponselnya berdering pagi ini. Kesempatan berkenalan tanpa terlihat kentara.
Hadiah sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, terbungkus dalam kertas kado merah muda bermotif kucing putih yang cantik. Secantik pemilik kelahiran 11 Maret, Aluna Zamira.
Di sekolah, siapa yang tak kenal Aluna? Cewek populer yang akrab dipanggil Luna itu bahkan terkenal sampai sekolah lain. Wajahnya bak Dewi Afrodit.
Kelas 7C menjadi sorotan karena ditempati Luna yang bagai berlian ditumpukan dedak. Dedak yang dimaksud adalah cowok-cowok yang berebut cari perhatian.
Setiap jam istirahat, Arial sering mengintip ke jendela kelas 7C bersama teman-temannya, atau pada waktu olahraga, cowok sekelas akan berebut mengacungkan tangan untuk membantu Bu Nena mengembalikan buku paket ke perpustakaan hanya agar lewat lapangan basket.
Arial menyembunyikan hadiahnya dari mata panda dalam tasnya, tetapi cewek menyebalkan itu menepak bagian depan tasnya. Untung saja kadonya yang sebesar kotak sepatu tidak penyok.
Ia memilih baju dari butik maminya dan memesan ukuran yang menurutnya standar dipakai Luna setelah meminta pendapat Mami. Ketika mengingat lagi ekspresi maminya yang terang-terangan tersenyum membuat Arial tersipu.
***
Arial menatap jam di atas papan tulis. Kantin penuh sesak pada jam sekarang, ia lebih suka menghabiskan bekalnya di kelas. Pada hari spesial ini, anak satu sekolah yang tergabung dalam grup dadakan perayaan ulang tahun merencanakan pesta kejutan kecil-kecilan. Tidak mengejutkan, mengingat banyaknya penggemar.
Pesta ulang tahun akan diadakan di lapangan basket sepulang sekolah, kue dengan hiasan unicorn sudah dipesan, balon-balon warna merah muda tinggal ditiup.
Jam yang ditunggu tiba. Lapangan basket ramai dengan sorak-sorai dan nyanyian ulang tahun. Kebanyakan yang hadir pastinya cowok dan semua murid 7C. Pesta kecil-kecilan mereka berhasil membuat Luna terharu.
Arial menunggu gilirannya memberikan kado. Ia pernah memimpikan cewek itu sekali atau dua kali. Apa salahnya melamunkan menjadi pacarnya? Toh, mereka tidak akan mengobrol.
Hanya saja, mereka akan berhadapan. Dalam tiga langkah lagi. Dan untuk pertama kalinya Arial akan berbicara kepada Luna.
Luna menerima hadiahnya sembari tersenyum lebar, tetapi Arial berdiri dengan sanyum kaku. Tangan cewek itu terulur dan menanyakan siapa namanya.
Menatap sesaat ke arah awan yang tercerai dari gumpalan lainnya di langit, Arial merasakan hawa udara di sekitarnya mendadak berubah panas.
Demi jakunnya yang belum tumbuh. Arial merasakan jantungnya berdegup di tenggorokannya.
Kemudian, dengan berani, seolah merayakan kesempatan satu-satunya, Arial menerima uluran tangan Luna dan menjabatnya dengan tegas sembari berkata, "Arial ... Arial Nugraha kelas 7A."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanda like as Panda
Teen FictionBagaimana jadinya kalau kamu menjadi objek penindasan Vanda? Bagi Arial, Vanda nggak seimut dan semanis Panda seperti yang dikata orang. Dia cewek galak, pemalas, kasar, dan si Ratu Tega yang merasa bisa mengintimidasi seluruh dunia. Bagi Vanda, Ar...