17. Perkara Gendut

43 11 1
                                    


Baru saja merasa terbang tinggi karena jalan-jalan dengan cowok idamannya kemarin, Vanda langsung terhempas ke dasar jurang begitu teman-teman sekelas memutuskan menjadikannya penyanyi solo untuk acara perpisahan kakak kelas.

Perbandingannya yaitu, Vanda cantik, tapi ... gendut.

Apa yang salah karena gendut?

Vanda berbaring terlentang di kasurnya. Ada lubang mengaga di atap dalam pikirannya, ia bisa berjalan masuk ke sana begitu saja. Jauh ke belakang, Vanda tidak pernah merasa terganggu karena badannya tidak selangsing girlband.

Menyenangkan sekali jika ia bisa menari-nari memamerkan perutnya atau digandrungi banyak cowok seperti Luna.

Seharusnya Vanda merasa bangga wali kelas memilihnya karena suaranya bagus dan lantang, tetapi beberapa murid bilang ia lebih baik berdiri di bagian belakang saja karena badannya yang besar. Kurang ajar. Meski akhirnya teman-teman setuju menjadikannya penyanyi solo, rasanya tidak menyenangkan.

Tercium aroma vanila dan mentega cair. Mamanya tersenyum kepadanya dan kembali ke loyang-loyang kue. Vanda duduk di kursi meja makan, mencomot biskuit retak yang dipisahkan dalam piring.

Mamanya sibuk mengurus toko kuenya, sesekali membuat uji coba di rumah. Mama berjuang mencari nafkah untuk mereka berdua dan lima karyawannya. Papa sudah meninggal delapan tahun lalu, dirinya masih kecil untuk mengerti kenapa papanya tidak mau bangun meski mama sudah menangis keras di samping tempat tidur.

"Ada apa?" tanya mama karena Vanda diam saja.

"Ma, aku bisa nggak jadi kurus?"

Vanda lebih mirip papa yang turunan Cina, kulitnya putih dan matanya sipit. Namun, keluarga mereka sepertinya sudah turunan tembam-tembam. Sepupunya, Ronald juga begitu, mereka tumbuh segendut anak-anak panda seperti yang sering kali diejek Arial.

Jemari buntat mamanya yang sibuk mengoles mentega di loyang berhenti, menatapnya dengan raut serius. "Ada yang ngejekin kamu?"

Mama duduk di sebelah Vanda. "Semua orang bisa berubah, tapi kamu nggak usah berubah untuk menyenangkan orang lain." Mama tersenyum, binar matanya seperti melihat sosok papa di wajahnya.

Vanda like as PandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang