Marah

63 23 21
                                    

"Udah..ya.. udah. adik adik sekarang kakak bakal bagi kalian menjadi beberapa kelompok," ucap Dirga yang kemudian melirik kearah Zahra. kemudian niat modunya keluar.

"Kakak bakal tunjuk empat orang buat gabung kelompok kakak." ucap Dirga sambil tersenyum, seluruh siswi langsung berebutan ingin didepan, dengan harapan dipilih oleh Dirga.

"Kamu..." Dirga sambil menujuk kearah wanita berambut kecoklatan, yang tak lain Zahra. Seketika semua mata tertuju ke dia, Zahra yang binggung malah menoleh kebelakang dan tidak ada siapa pun disana, karena semua sudah maju kedepan.

"Sa...saya kak?" Zahra sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya kamu," ucap Dirga sambil tersenyum.

'kenapa sih kakak itu senyum senyum muluk, jangan jangan udah rada rada...' batin Zahra.

Lalu Zahra langsung maju kedepan dengan langkah malasnya. Kemudian dirga juga memilih beberapa orang lagi, namun ia tidak memilih Alqa. Ya kerena sesuai rencananya.
Kemudian dilanjutkan dengan senior yang lain memilih timnya.

"Nah, sekarang kan semua udah ada tim nih. Kakak akan kasih tau gamenya." jelas Dirga
"Jadi gamenya, kalian harus cari pasangan masing masing, setiap pasangan harus Cewe cowo, dan nanti bakal main permainan." jelas Dirga kemudian seperti biasa, seluruh siswi yang dipilih Dirga berharap akan menjadi pasangan Dirga.

"Hay, nama lo siapa?" sapa seorang gadis disebelah Zahra yang merupakan tim dirga juga- Arvina ferdinand- gadis dengan rambut sepunggung dan berkulit kuning langsat.

"Hay juga, nama gue Zahra Kanaya. Bisa lo panggil Zahra, Salam kenal." ucap Zahra dengan senyum manisnya.
"Nama lo siapa?" tanya zayhra

"Nama gue Arvina Ferdinand, bisa panggil gue Vina." jawab Vina.

"Adik adik, sekarang kakak bakal pilih pasangan kakak ya" suara berat yang berasal dari seorang laki laki yang tak lain, Dirga.

"Emm...lo ya," tunjuk Dirga kearah zahra.

"Sa..saya kak." ucapan yang sama seperti sebelumnya.

"Iya lo lah, siapa lagi," ucap Dirga tersenyum lagi, senyum yang membuat wanita terpesona padanya, namun bagi zahra senyum itu menyeramkan. Tak lama Zahra bediri disebelah dirga, ada rasa tidak enak ketika berada di dekat dirga.

'dapet juga' batin dirga

"Nama lo?" tanya Dirga basa basi.
Zahra terdiam sejenak kemudian ia menjawab,

"Zahra Kanaya, kak."

"Bagus namanya." ucap Dirga mencoba mengoda Zahra.

"Makasih kak," ucap Zahra singkat, ia rasanya ingin cepat pergi dari sini. Rasanya tidak nyaman.

"Ok, kakak bakal kasih tau cara mainya, kalian cukup taroh balon di dahi kalian, secara berpasangan. Lalu abis itu kalian harus jalan sampe ke garis finish." jelas Dirga, ia segera mengambil balon berwarna merah.
Game pun dimulai, rasa tidak nyaman semakin menyelimuti Zahra. Saat itu Alqa berpasangan dengan seorang perempuan, ia menolak menjadi pasangan mila padahal mereka satu tim.

Ditengah permainan Dirga memegang tangan Zahra, segera Zahra menarik tangannya terkejut. Membuat balon merah di dahinya dan dirga jatuh.

"Kok nggak mau, bukannya seneng ya kayak yang lain?" tanya Dirga dengan senyum miringnya, ia juga mencoba memegang tangan Zahra lagi. Dan segera Zahra menepis tangan Dirga lagi.

"Maaf ya kak, kakak salah nilai gue kayak gitu," jelas Zahra, membuat Dirga tersenyum meremehkan. Tidak ada perempuan yang menolak jika bersama Dirga.

My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang