sulit

51 19 28
                                    

   Mos atau masa orientasi siswa telah berakhir. Rasa lega menyelimuti Zahra, dengan berakhirnya MOS berarti ia tidak perlu mengikuti peraturan aneh Dirga lagi.

  Hari ini adalah hari pembagian kelas, Zahra dan Vina masuk kekelas IPA 2 dan Alqa masuk kelas IPS 1.

"Beruntung deh, gue bisa sekelas sama lo," ujar Vina sambil nyengir

"Sama."

"Kenapa Alqa nggak masuk kelas ipa juga?" tanya Vina sambil menompang dagunya dengan tangan kirinya sambil melihat kearah Zahra.

"Dia mau jadi jaksa Vin,"jelas Zahra.

"Emm, lo mau jadi apa?"

"Jadi Dokter Vin, lo?"

"Emm, kalo gue mau jadi Psikologis," ujar Vina antusias

"Lo suka jadi Psikologis?" ucap Zahra

"Iya, lagian jadi seorang Psikologis kan seru."

"Iya sih," ucap Zahra sambil tersenyum.

🌹🌹🌹

Hari pertama masuk kelas berjalan lancar bagi Zahra. Ia sama sekali tidak mengalami permasalahan dihari pertama. Tapi apakah dihari berikutnya akan tetap sama?

"Vin, pulang naik apa?"tanya Zahra, ia sedari tadi menunggu Alqa mengambil motornya di parkiran.

"Dijemput papa gue biasanya," ucap Vina sambil melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Zahra hanya membalas dengan deheman. Setelah menunggu 10 menit Alqa akhirnya datang.

"Ra," panggil Alqa sambil membuka kaca helmnya

"Benter al, nungguin Vina,"

"Emm," Alqa hanya menjawab singkat.

"Nggak papa sih Ra, pulang duluan aja," ujar Vina sambil celinggukan kiri kanan.

"Nggak Vin, gue nggak enak sama lo." ujar Zahra.

"Nggak papa Ra. Kasian kan kalo Alqa nunggu." ujar Vina meyakinkan Zahra.

"Ya udah, tapi lo ati ati ya," ujar Zahra dengan nada tidak enak.

"Iya Ra," ujar Vina menepuk pelan bahu Zahra. Zahra segera berjalan kearah Alqa dan mengenakan helm yang diberikan oleh Alqa. Segera ia naik keatas motor Alqa.

"Duluan Vin," ujar Zahra. Alqa hanya tersenyum sebentar. Hal itu langsung dibalas dengan anggukan oleh Vina.
Motor Alqa langsung melaju dijalanan.

Saat ditengah jalan angin yang membelai wajah Zahra membuatnya menggigil. Sebentar lagi pasti hujan. Alqa langsung menepi kepinggir jalan.

"Pakek jaket gue, Ra,"ujar Alqa memberikan jaketnya yang tadi ia kenakan.

"Ee nggak usah Al. Lo kan juga pasti kedinginan," ujar Zahra mendorong pelan jaket berwarna navy tersebut kearah alqa.

"Gue cowok, kuat. Lo aja yang pake."

"Tapi Al..."

"Udah pake." tak mau berdebat lebih panjang akhirnya Zahra mengenakan jaket Alqa tersebut. Jaket yang mengeluarkan aroma parfum Alqa yang sangat Zahra sukai. Alqa langsung melajukan motornya lagi sebelum hari makin sore.

"Sampe," ujar Alqa

"Ya tau pak bawel," ujar Zahra sambil cekikikan.

"Jangan lupa makan."

My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang