tetangga baru

19 10 2
                                    

Hari ini seperti biasa rutinitas seorang perempuan di hari  libur adalah membantu pekerjaan rumah. Itulah yang dilakukan oleh Zahra saat ini.

"Bunda, biar Zahra aja," ucapnya mengambil alih mencuci piring yang tadi Tami lakukan.

"Ntar kamu capek Ra,"

"Ih Bunda, Zahra kan strong," ujar Zahra sambil tersenyum.

"Iya iya," ucap Tami kemudia ia melihat piring yang berisikan sebuat red velvet diatas meja.

"Ra nanti ganti kue itu sama brownies dikulkas ya, terus anterin ke tetangga kita yang deket taman rumahnya," jelas Tami baru ingat bahwa pagi pagi sekali ada tetangga baru yang mengantarkan kue sebagai awal silaturrahmi.

"Owh iya bun, tetangga baru ya?" tanya Zahra sambil terus melanjutkan mencuci piringnya.

"Iya, ya udah Ra bunda keatas dulu ya mau ngerapiin kamar tamu," ujar bundanya sambil beranjak. Zahra sudah tahu bahwa akan ada sepupunya yang menginap disini.

Setelah selesai mencuci piring ia segera melanjutkan pekerjaan yang di perintahkan oleh Tami tadi yaitu mengembalikan piring tetangganya. Seperti kebiasaan setiap orang kalau mengembalikan piring harus diganti makanan lain.

Zahra segera membawa piring berisi kue itu keluar rumah, saat keluar ia mendapati Alqa sedang mencuci motornya.

"Kemana Ra?" tanya Alqa yang melihat Zahra berjalan keluar gerbang rumahnya.

"Ke rumah tetangga baru ngembaliim piring," jawab Zahra menoleh ke arah Alqa.

"Mau ditemenin?" tawar Alqa.

"Ngga usah Al, lanjutin aja,"

"Ngga papa sih sebenernya," ucap Alqa

"Serius, gue udah gede kali tau jalan pulang," balas Zahra terkekeh, tak habis habisnya Alqa mengangapnya anak kecil.

"Yakin?"

"Iya mister Alqa,"

"Iya," jawab Alqa kemudian Zahra pamit untuk mengantarkan piring itu. Sampailah Zahra disini disebuah rumah nuansa Eropa klasik dengan chat abu abu.

"Permisi," ujar Zahra didepan gerbang. Tampak sang pemilik segera keluar rumah, seorang laki laki yang tampak seumuran dengannya.

"Permisi kak, ini mau nganterin piring," ucap Zahra tersenyum.

"Owh iya makasih," laki laki itu membuka gerbangnya dan mengambil piring di tangan Zahra.

"Iya kita kan tetanggaan, nama lo siapa?" tanya laki laki itu mengulurkan tangan kanannya.

"Zahra kak," jawab Zahra membalas uluran tangan laki laki itu.

"Kalo gitu kenalin, gue Alfajar Andreo, bisa lo panggil Fajar."

"Ah iya kak," Zahra membalas canggung.

"Mau gue anter balik ngga?" tawar laki laki yang dibalas cepet Zahra dengan gelengan.

"Ngga usah kak, lagian deket kok," ucal Zahra menolak, lagian memang betul bahwa jaraknya tak jauh.

"Oh iya, kalo gitu sekali lagi makasih," ujar Fajar mengangkat sedikit piring di tangannya. Zahra hanya mengangguk ia segera pamit pulang, pekerjaan rumahnya masih ada.

Saat perjalanan pulang sebuah motor berwarna merah berhenti tepat disamping Zahra membuat perempuan itu menoleh.

"Ra," sapa orang yang tak lain Austin.

"Eh kak," sapa Zahra.

"Dari mana lo?" tanya Austin basa basi. Tujuan Austin datang kesini adalah suruhan Dirga untuk mencari tahu sesuatu, dan ia tak sengaja melihat Zahra.

My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang