penghibur

22 11 3
                                    

Adu mulut sekarang tengah terjadi antara Vina dan Mila. Pasalnya Vina melihat Mila yang sengaja menumpahkan jusnya ke baju Zahra membuat baju gadis itu kotor. Vina sebagai sahabatnya tak terima Zahra mendapatkan perilaku begitu.

"Lo tuh ngga usah belagu cuman gara gara papa Lo yang punya sekolah!" bentak Vina.

"Hello! Siapa Lo?! Berani banget Lo ngatur gue!" balas Mila tak mau kalah.

"Udah Vin, malu diliatin yang lain," ucap Zahra mencoba menengahi, karena sedari tadi mereka telah menjadi tontonan siswa di kantin.

"Ngga bisa Ra, manusia kayak dia harus diajarin sopan santun!" ucap Vina menunjuk muka Mila. Zahra menjadi semakin kalang kabut, ia tak pernah melihat Vina semarah ini.

"APA LO?!" balas Mila kesal.

"Lo tuh ya dikasih tau! Minta maaf sama temen gue!" perintah Vina yang dibalas tatapan remeh Mila.

"Lo kira gue mau hah?!"

"Harus mau!"

"Udah Vin, kita kelas aja," ajak Zahra semakin tak enak.

"Udah Ra, Lo diem aja. Biar gue hadepin nih nenek lampir!" ujar Vina membuat Mila naik pitam.

"APA LO BILANG?! NENEK LAMPIR HAH?!" suara Mila terdengar nyaring.

"IYA, KENAPA NGGA SUKA?!" balas Vina tak kalah kuat. Zahra semakin binggung. Sampai tiba tiba sebuah tangan mencekam tangan kanan Vina.
Vina menoleh mendapati Ilham yang menatapnya dingin.

"Ikut gue," perintah Ilham dengan nada santai.

"Urusan gue belum selesai kak," Vina menepis tangan Ilham. Ilham sedikit tersentak dengan perlakuan Vina, namun segera ia menetralkan ekspresinya.

"Udah Vin, kita pergi aja," Zahra masih mencoba menenangkan Vina.

"Hah! Beraninya bawa pacar hah?!" ucap Mila membuat Vina makin kesal.

"Gue ngga ngajak dia kesini!" balas Vina kesal. Ilham semakin kesal dibuat perempuan itu, segera ia menarik tangan Vina.

"Diem!" bentak Ilham saat Vina terus memberontak ingin melepaskan tangannya.

"Apaan sih kak!" ujar Vina tak setuju. Zahra yang ditinggalkan oleh Vina dan Ilham berlari menyusul dua orang itu. Sementara Mila menatap mereka dengan tatapan meremehkan.

"Kayak anak kecil!" komentar Ilham kepada Vina yang sedari tadi menatapnya marah. Sedangkan Zahra hanya diam memperhatikan kedua orang itu, ia tak mungkin ikut campur urusan pasangan ini.

"Kenapa kakak jadi ngatur ngatur?" tanya Vina jengah, apa sebenarnya mau lelaki ini.

"Lo itu pacar gue Vin, lo ngga seharusnya mempermalukan gue," balas Ilham.

"Ini gue yang asli kak, lo belum kenal gue kak!" Vina sukses membalikan ucapan Ilham hari itu.

"Lo balas dendam?" ucap Ilham masih dengan nada santainya.

"Buat apa?" Ilham hanya diam tak menjawab Vina. Zahra yang sedari tadi diam binggung saat tiba tiba ada yang menarik tangannya kebelakang. Ia sontak menatap kaget orang yang menarik tangannya.

"Tenang," ujar orang itu yang tak lain adalah Deno.

"Kenapa kak?"

"Lo bisa Bantu gue, Ra?" Bukan menjawab Deno justru balik bertanya.

"Bantu kakak?" Deno mengangguk.

"Bantu apa kak?" tanya Zahra karena ia heran tumben tumbenan seorang Deno meminta bantuan kepadanya. Biasanya ia akan meminta bantuan kepada Vina.

My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang