Panda

38 16 4
                                    

Rabu adalah hari paling dibenci seorang Dirga Libreo, karena pada hari ini adalah pelajaran paling memuakan bagi seorang Dirga. Yaitu sejarah, kenapa bagi Dirga masa lalu itu untuk dilupakan bukan untuk dikenang. Namun tidak bagi Deno yang sangat mencintai pelajaran sejarah melebihi dia mencintai pasangannya.

"Lo kok bisa tahan No, pelajaran kayak gini?" Tanya Dirga yang masih terus menyalin materi yang ada di papan tulis.

"Sejarah tuh asik mas bro," jawab Deno yang masih terus menyalin seperti Dirga.

"Gue kalo disuruh milih keliling lapangan atau ikut pelajaran sejarah, mending gue lari," delik Dirga yang sudah beberapa kali menguap pada saat pelajaran sejarah.

"Nih ya bro, pelajaran sejarah kelas kita tuh punya dua keuntungan," "pertama, gue emang suka dari dulu. Kedua Bu Siska cantik bro," papar Deno yang sesekali melirik Bu Siska. guru yang memang paling muda di SMA Arkana ini, umurnya baru terpaut 23 tahun.

"Cewek aja pikiran Lo," sinis Dirga yang sudah tahu arah jalan pikiran sahabatnya ini.

"Lihat noh, si Ilham kalem aja. Ngga kaya Lo yang dikit dikit lirik Bu Siska," imbuh Dirga sambil melihat Ilham yang ada di barisan sebelah kanannya, dia duduk bersama Naufal.
Jangan kalian tanya dimana Austin, ia sedang sibuk menganggu Akintan yang sedang sibuk menulis.

"Dir, sepupu lo ngga jauh beda ye sama lu" Deno melihat kearah Austin yang terus mengacau Akintan.

"Biasa, bawaan gen," ucap Dirga asal.

"Gue kan juga sama, berarti gue satu gen sama Lo dan Austin." Ucap Deno ngaco.

"Najis punya saudara kayak Lo," ucap Dirga sadis. " Yang ada bisa hancur nama besar keluarga Libreo," lanjutnya yang makin memojokkan Deno.

"Terus, terus aja hina gue. Lancar tuh mulut ngehina gue," ucap Deno yang dibuat buat seperti mengambek.

"Harus itu."

"Yang dibelakang tolong diam," peringat bu Siska dengan nada yang lembut. Karena memang Bu Siska adalah orang Sunda yang tidak bisa berbicara nada tinggi atau membentak. Maka dari itu banyak guru guru laki laki yang mendekatinya.

"Gara gara lo kan No," ucap Dirga menyalahkan Deno.

"Ya ampun, ku menangis membayangkan...." Ucap Deno dengan muka dibuat seperti orang habis disiksa.

"Udah diem, ntar pecah kaca sekolah." Ledek Dirga yang tak hentinya kepada Deno.

"Punya temen kok gini amat," ucap Deno sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

***

Pulang sekolah ini yang dilakukan Dirga adalah ingin menjenguk Zahra.

"Mau kemana Lo?" "Ke selingkuhan satu atau dua?" Tanya Deno yang mengenal watak sahabatnya ini.

"Enak aja, gue mau jenguk Zahra." Jawab Dirga dengan nada sewot.

"Halah, seorang Dirga Libreo sampe sekarang jomblo. Imposebel" ucap Deno meledek.

"impossible No," koreksi Austin

"Halah sama aja dah,"

"Mana si Ilham?" Tanya Dirga dengan alis terangkat satu, sejak keluar kelas ia tak melihat Ilham.

"Biasa, nemenin pacarnya." Jawab Deno yang tadi melihat Ilham membonceng perempuan.

"Ilham udah Move on?" Tanya Austin yang tak tahu apa apa, bagaimana Austin bisa tahu tentang Ilham karena ia pernah mendengar Cerita tentang Ilham saat mereka kumpul.

My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang