teman lama

31 10 0
                                    

Hari minggu sangat ditunggu oleh setiap orang, karena cuman hari itu mereka bisa menikmati libur. Zahra dan Alqa sedang menikmati liburnya dengan pergi ke sebuah danau buatan didekat rumahnya. Mereka kesana untuk jogging pagi, tetapi Zahra cepat sekali meminta istirahat.

"Cantik ya Al," ujar Zahra memuja Danau buatan yang tak luas namun sangat indah itu.

"Iya," jawab Alqa singkat. Meskipun ia terlihat biasa saja tapi tak bisa dipungkiri ia sangat tertekan sekarang. Pasalnya ia sangat tak ingin bertemu mamanya, tapi wanita itu terus datang kerumahnya.

"Al," panggil Zahra lembut. Alqa hanya menoleh menunggu Zahra melanjutkan kalimatnya.

"Lo ngga ada pikiran buat nerima mama lo?" Tanya Zahra hati hati, ia tahu ini topik sensitif untuk dibahas.

"Ra," Alqa memang hanya memanggil nama Zahra, tetapi bagi Zahra itu artinya tidak.

"Emm Al, lo kepilih buat olimpiade kan?" Zahra berusaha mencairkan suasana, ia tak suka suasana tegang itu.

"Iya," laki laki dengan kaos hitam yang dibalut dengan jaket navy itu masih tetap menjawab seadanya, sifatnya tak pernah berubah.

"Lombanya dimana?" Lagi lagi Zahra bertanya, kalo sudah seperti ini Alqa harus siap meladeni Zahra bertanya.

"Di Bandung,"

"Eh, jadi lo nginap?"

"Iya Ra," Zahra langsung berkutat dengan pikirannya, kalo Alqa ke Bandung untuk lomba itu artinya ia sendirian. Seketika raut wajah gadis itu langsung murung.

"Kenapa?" Tanya Alqa yang melihat perubahan mimik wajah Zahra.

"Itu artinya ngga ada yang bantuin kalo ada kak Dirga dong,"

"Lo tenang aja, gue disana cuman 1 minggu," Alqa mencoba menenangkan sahabatnya ini, ia tahu ia tak bisa meninggalkan Zahra sendiri.

"Seminggu ya," ulang Zahra, Alqa hanya mengganguk. Zahra langsung mengehala nafasnya.

"Ya udah, gue bisa jaga diri kok," ucap Zahra yakin, Alqa hanya membalas dengan mengacak acak puncak kepala Zahra. Zahra yang diperlukan begitu hanya tersenyum, lagi lagi pipi dan perutnya memanas.

"Lanjut?" Tanya Alqa singkat, mana mungkin jogging hanya dihabiskan dengan bersantai disini. Zahra hanya mengganguk layaknya anak kecil. Mereka segera melanjutkan larinya, namun lagi lagi kegitan mereka terhenti karena ada seseorang yang memanggil mereka.

"Zahra kan?" Seseorang itu bertanya karena merasa tak asing dengan muka Zahra.

"Iya, lo-" Zahra terdiam mencoba menggingat, siapa orang ini?

"Lo lupa sama gue Ra?" Tanya orang itu sambil memutar bola matanya, Zahra hanya menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Ia mencoba mengingat, orang ini tampak familiar.

"Ih Zahra mah, ini gue Laura, temen SD lo," ya, perempuan itu adalah Laura Valeryn Wijaya, gadis yang sangat dibenci Dirga.

"Ya ampun Lau, gue seneng banget ketemu lo lagi," ucap Zahra sambil menggengam kedua tangan Laura.

"Ih gue juga, ngga nyangka ketemu lo disini,"

"Lo sih pindah ke Malang, jadinya kan kita lost contact," mereka berdua bercerita riang menggingat masa SD mereka tanpa menghiraukan lelaki yang kini berdiri seolah ia merupakan patung di danau ini.

"Eh, ini siapa?," ucap Laura yang tak tahu siapa laki laki bersama Zahra itu.

"Lau masa sekarang lo yang lupa," ucap Zahra membuat Laura menatapnya cengo, Laura tak ingat siapa laki laki ini.

My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang