[27] Regresif.

2.8K 390 91
                                    

Mingyu baru saja memberhentikan mobilnya secara asal di depan UGD.

Jam 11 malam kurang di depan UGD Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran sangat ramai oleh anak OSIS Inti yang berlarian dari parkiran menuju UGD.

Jungkook baru saja kecelakaan.

Warna merah pekat khas darah membekas di tangan Eunwoo dan Winwin. Warna merah itu juga terus mengalir ketika Eunwoo dan Winwin mengangkat tubuh Jungkook untuk dipindahkan ke brankar UGD.

Jeritan Lisa juga terdengar menyedihkan, dia tidak mempedulikan kaos putihnya yang tertembus oleh darah Jungkook tadi.

"Jungkook!" jerit Lisa ikut berlari menuju Jungkook yang kini berada.

Jungkook, lelaki itu baru saja diberikan penanganan darurat. Dokter memberikannya penyangga leher karena Jungkook didiagnosa mengalami cedera tulang leher ringan.

"Dia tidak bernapas, dokter!" seru seorang perawat yang membuat dokter jaga UGD itu langsung memfokuskan perhatiannya ke Jungkook.

Dokter itu langsung melakukan intubasi yang langsung diambil alih oleh perawat lalu mengambil stetoskopnya dan membuka baju Jungkook perlahan.

Bagian ujung dada kanan lelaki memar merah kebiruan. "Ini buruk," gumam dokter itu.

Hasil dari pemeriksaan darurat adalah tulang rusuknya patah dan tulang yang patah itu menusuk paru-paru kanan yang menyebabkan pendarahan paru-paru kanan, kemudian dokter bilang diafragmanya kemungkinan robek, dan yang terakhir patah tulang kaki kanan.

"Kita harus memindahkannya ke ruang operasi," kata dokter bedah umum itu. "Siapkan ruang operasi 2."

Dokter bedah umum jaga tadi menghampiri mereka, "Dengan keluarga Jungkook Arjuno Handito?" panggilnya.

Jaehyun langsung maju. "Iya, saya, dok... Saya sepupunya," dustanya demi kebaikan.

"Kita harus mengoperasi pasien. Dia mengalami patah tulang rusuk dan parahnya tulang rusuk yang patah itu menusuk paru-paru. Dia harus segera cepat dioperasi, jika tidak paru-parunya akan dipenuhi darah," jelas dokter itu.

Jaehyun menatap dokter itu, "Operasi dia, dokter! Dia harus selamat! Saya mohon!" seru Jaehyun memohon.

Sementara Lisa yang mendengar penjelasan dokter itu perlahan memundurkan langkahnya sampai punggung yang kini ringkih itu menyentuh tembok. Tubuhnya perlahan merosot dan kini dia menenggelamkan wajahnya di antara kedua lututnya. "Ini salah gue, ini salah gue," gumamnya. "Gara-gara gue, Jungkook jadi kayak gini."

"Ini salah gue!" jeritnya kemudian mencengkram helaian rambutnya dan mengulang kalimat itu hingga beberapa kali.

"Bukan salah lu, Lis," ucap seseorang yang juga ikut duduk di sebelah Lisa dengan pelan.

Lisa perlahan melirik ke seseorang yang berada di sebelahnya. Jaehyun.

Lisa menatap Jaehyun sendu, "Maafin gue, Jae. Seandainya gue nggak ngomong kayak gitu pasti ini nggak bakal kayak gini. Nggak becus ngurusin masalah percintaan sendiri," ucapnya.

Jaehyun menatap lurus ke depan, melihat OSIS Inti yang sibuk menenangkan Eunha yang masih menjerit-jerit, "Kenapa lu nggak bilang ke kita kalau Solbin ngancem lu?" tanya Jaehyun.

Lisa hanya terdiam.

"Seandainya dia nggak balik, Lis... Pasti lu lagi bahagia banget sama si Jeka. Gue inget banget, gimana senengnya gue, Mingyu, sama Eunha pas ngelihat lu jadian sama Jeka. Rasanya... bagi Jeka itu, lu itu dunianya dia yang sebenarnya." Jaehyun tersenyum saat mengucapkannya.

[sekretaris]

Mei. 2018.

Jungkook memasuki tempat tongkrongan mereka yang biasanya dengan langkah dan raut wajah yang kesal.

sekretarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang