′Seventeen

10.2K 1K 90
                                    

MarkHyuck area~

Happy Read!
........................................................................




Pagi itu di daratan kota Seoul, semua orang nampak sibuk kesana-kemari. Sekedar berolahraga ringan atau berjalan-jalan di temani hangatnya sang mentari serta menikmati akhir pekan yang begitu di tunggu-tunggu setelah menghadapi kerasnya bekerja dan sekolah tempo hari.

Sama halnya seperti pria Seo ini, memakai sweater panjang dan celana training, di telinganya tersumpal earphone, kaki-kaki jenjangnya menapak kecil jalan demi jalan yang di lewati.

Hal ini tak mungkin terjadi jika saja Renjun dan Lucas tidak memaksanya. Seo Donghyuck tidak terlalu suka berolahraga oke, dan karena itu tubuhnya berisi sedemikian rupa seperti ini.

"Sudah... Sudah, hah aku tidak kuat."

Renjun berdecak kesal melihat Donghyuck yang bersimpuh di kursi taman. "Ayolah bulat, lihat Lucas sudah hampir sampai di sungai Han."

Pemuda Huang itu menarik lengan Donghyuck susah payah. Renjun mungil dan Donghyuck tinggi berisi, tentu saja dengan perbedaan badan yang signifikan membuat Renjun kesusahan membuat Donghyuck berdiri.

"Ya! Rasanya aku mau mati saja Huang, biarkan aku duduk terlebih dahulu sebelum ajal menjemputku." Racau Donghyuck yang masih terengah-engah.

Tak!

"Mulutmu benar-benar ingin ku sumpal dengan sepatu Hyuck." Ketus Renjun si pelaku yang menabok lengan sahabat bulatnya.

"Huang! Aaaaaa, aku lapar. Kau sangat jahat, bawa aku pulang! Aku lapar huweeee." Rengek Donghyuck pada Renjun. Ia lalu menatap siluet Lucas yang berbalik ke arahnya dan Renjun.

"Astaga ku kira kalian di culik om-om pedofil." Ujar Lucas.

"Sembarangan! Kita bukan anak kecil sialan." Sangkal Renjun menggebu-gebu. Pria kelahiran Jilin, China itu memang seorang yang mudah marah dan bermulut pedas.

Lucas meringis dan mengalihkan pandangannya pada Donghyuck yang terduduk lesu di kursi taman. "Manis, kau lapar? Aku tahu ada kedai ramyeon disini. Ayo kita kesana!"

"Berhenti memanggilku manis Lucas! Ish dasar pria bongsor menyebalkan." Pekik Donghyuck kesal, ia lapar jangan membuatnya naik darah. Karena Donghyuck akan semakin lapar sampai rasanya mau mati. Oke, itu berlebihan.

Mereka bertiga berjalan menuju kedai ramyeon yang di maksud Lucas.

Memasuki kedai itu dan memesan tiga ramyeon serta minuman.

Netra Renjun melotot garang saat melihat Ramyeon milik Donghyuck yang berkuah merah, itu pasti ramyeon yang sangat pedas.

"Ya Tuhan, Donghyuck! Kenapa pesan ramyeon sepedas itu? Kau belum makan apapun pagi ini, jika perut bulatmu sakit aku tidak mau ikut serta mengurus segala rengekanmu nanti." Tegur Renjun pada Donghyuck. Sedangkan yang di tegur hanya memakan mie pedasnya dengan khidmat.

Lucas hanya menggelengkan kepala dan tersenyum lebar melihat tingkah polah kedua temannya—






—Yang sangat lucu dan menggemaskan.

Oke, tinggalkan Lucas.

..

"Eomma~"

Ten terkejut saat tubuhnya tiba-tiba di tubruk oleh Donghyuck. Hampir saja jari-jari cantiknya tercebur ke dalam minyak panas.

"Hei! Eomma sedang menggoreng ikan, sana mandi badanmu bau sekali Hyuck." Ten menoleh ke belakang dan menegur anaknya.

"Ish! Eomma tidak seru!" Donghyuck mengerucutkan bibir mungilnya, kakinya menghentak-hentak kesal sambil berjalan menuju kamar mandi.

Setelah mandi Donghyuck berjalan ke ruang tamu untuk menonton tv. Ia tidak ikut sarapan karena perutnya sudah kenyang dengan ramyeon.

"A-apa? Ya! Berita macam apa ini?! Aish! Berita tidak bermutu!" Lelaki berpipi gembil itu memekik kesal saat melihat berita yang menampilkan skandal kencan Mark dengan idol wanita.

Dia menggigit bantal sofa dengan ganas. Donghyuck merasakan panas di hatinya, walaupun hanya skandal yang masih di pertanyakan kebenarannya.

Tapi, sebagai fans yang terlanjur mencintai idolanya dalam konteks mencintai sesungguhnya akan merasa sakit hati saat melihat idolanya terlibat skandal kencan. Bukan perkara egois, tapi yeah perasaan tidak bisa di setting oleh manusia itu sendiri.

Cinta hadir karena kebiasaan, dari yang sekedar kagum menjadi suka, dari suka menjadi sayang, dari sayang menjadi cinta, dan jikalau takdir tidak seindah yang di harapkan maka dari cinta itu akan menjadi duka.

Berani mencintai maka harus siap tersakiti.

Sesakit apapun itu, kita tidak bisa menghindarinya saat terlanjur memasuki labirin 'percintaan'.

Donghyuck tanpa sadar meneteskan air matanya saat pikirannya melalang-buana, memikirkan hal-hal di luar nalar yang masih menjadi opini-nya semata.

Irisnya membelalak, "Apa Mark hyung mendengar percakapanku dengan Mommy? Karena itu Mark hyung menghindar lalu... Lalu dia membuat skandal kencan palsu agar aku menyerah?! Ah! T-tidak mungkin. Tidak tidak, oke Seo Donghyuck hentikan pemikiran konyol ini. Tapi, tapi bagaimana jika itu benar? Huwaaaaaa Eomma!" Cerocos Donghyuck yang di akhiri dengan pekikan keras memanggil sang Eomma.

"Ada apa Hyuck?!" Ucap Ten dengan  panik. Ia bahkan meninggalkan Johnny di meja makan.

Donghyuck menatap Ten memelas, "Huweeeee Eomma, Mark Lee iblis itu menyakitiku huhu dia jahat dia benar-benar iblis!" Rengeknya pada Ten, ia mendusal ke badan Ten dengan manja.

Ten menghela nafas kasar saat netranya melihat berita di tv, ia mengelus surai Donghyuck dengan lembut. Bibir tipisnya melantunkan nyanyian merdu sekedar untuk menenangkan anaknya yang sedang frustasi masalah cinta.

Tak lama kemudian Donghyuck terlelap dengan kepalanya yang bertumpu di paha Ten. Donghyuck lelah menangis, batinnya juga lelah menghadapi materi cinta yang tak ada ujungnya.

Masih pagi memang untuk tertidur tapi Donghyuck merasa lelah jadi alam bawah sadarnya otomatis memprogram agar pria menggemaskan ini tertidur untuk melupakan sejenak hal-hal berat yang dialaminya.

.
.
.
.
.

"MARK LEE!"

"Oh my God, kenapa berteriak Mom? Telingaku berdengung jadinya."

Mark mengusap-usap telinganya yang berdengung setelah mendengar teriakan keras Mommy nya di ujung telfon.

"Kenapa kau berkencan lagi hah?! Jika saja aku tidak sakit sudah ku pangkas habis rambutmu itu!"

Pemuda Kanada itu bergidik ngeri, "Mom, itu hanya skandal palsu yang di ciptakan agensiku. Ya semacam untuk menaikkan rating perusahaan, Mommy tahu betul ketatnya persaingan dunia entertainment seperti ini."

"Tapi kenapa kau menerimanya Mark?! Kau dan Jaehyun sama, Semua lelaki sama saja! Tidak peka! Aku sedang sebal padamu, jangan menemuiku! Temui saja pacar barumu itu! Dan aku akan seharian bersama Donghyuck, calon menantuku satu-satunya dan selamanya, camkan itu." Taeyong mengakhiri panggilan setelah memarahi Mark. Ibu hamil satu itu sedang sensitif, ia begitu kesal karena anaknya tidak peka dengan atensi Donghyuck.

"Padahal Mommy juga laki-laki, tunggu. Apa maksud Mommy dengan calon menantu satu-satunya? Oh God! Jangan-jangan Mommy menjodohkanku dengan Donghyuck?! Argh! Aku bisa mendadak gila!"

Jaemin dan Jeno yang rebahan di karpet beradu game sampai terlonjak kaget saat mendengar Mark memekik sambil meninju sofa.







***

Hai-hai guys! Maaf ya kalau chapter ini agak membosankan, aku ngetik kilat soalnya.

Terimakasih 1K readersnya 💞

See you in the next chapter 👋


Don't forget to vote and comment guys! 😗💚

[✓] Impossible? ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang