Bagian 7

239 35 31
                                    

$---AssHab2---$

Danu tampak tergopoh2 membawa Chaca dalam gendongannya menuju ruang kesehatan. Perasaannya campur aduk untuk saat ini. Antara marah, kesal, dan khawatir akan keadaan sang istri.

Danu marah karena tak habis fikir dengan perbuatan sipelaku yang tega mengunci istrinya dalam kamar mandi. Kesal, karena ia merasa tidak bisa menjaga Chaca. Dan khawatir itu sudah pasti, karena saat ini kondisi Chaca sangat rentan sebab adanya kehidupan dalam tubuh sang istri.

"Ul,, loe urus tuh si Tasya sama mantan2 gue yang lain. Buat persaksian, dan kalo perlu bikin mereka di DO sama Bu Dekan." Printah Danu, pada Faul yang langsung dipatuhi olehnya.

Sementara Mely dan Putri yang berlari menyusul, dengan cekatan membantu menata bantal untuk Chaca.

"Berani banget mereka lakuin ini sama habibati gue." Danu masih mendumel tak jelas usai menidurkan Chaca diatas brankar.

Saat ini, ia ditemani kedua sahabat Chaca. Menunggu hasil pemeriksaan yang tengah dilakukan oleh perawat wanita dikampus itu.

"Gimana keadaan Chaca, kak. Dia baik2 aja kan?" Tanya Danu tak sabaran.

Perawat yang memang masih terbilang muda itu pun tersenyum lembut, melihat tingkah Danu yang begitu khawatir. Usianya mungkin antara dua atau tiga tahun diatas Danu. Sebab itulah, rata2 anak kampus memanggilnya Kakak Lesty.

"Kamu gak perlu cemas. Karena kondisi Chaca baik2 aja. Dia cuma lemes aja kok, karena sempat panik berada diruangan terkunci." Jelasnya.

"Terus,, kenapa Chaca bisa pingsan kak?" Danu kembali bertanya.

"Iya, seperti yang barusan aku bilang. Chaca cuma syok sesaat. Gak ada yang perlu dikhawatirin lagi." Ujar Kak Lesty penuh kesabaran. Apalagi menanggapi ketidaksabaran Danu.

"Aku tinggal dulu, ya. Kalian cuma perlu siapin bubur panas sama teh panas, buat jaga2 kalo Chaca udah sadar nanti." Ujarnya lagi, dan Danu mengangguk patuh. Begitu juga dengan Mely dan Putri.

"Yang sabar ya, Dan.. Kan kamu udah denger sendiri barusan. Kondisi Chaca baik2 aja." Hibur Mely.

"Iya. Asal Chaca gak kenapa2 aja, itu udah bikin aku lega." Sahut Putri setelahnya.

"Mm kayaknya kamu terlalu berlebihan deh, Dan.. kalo sampe bikin Tasya di DO." Tambah Mely, dan disetujui oleh Putri.

Masih dengan wajah marah,
Danu langsung menatap tajam kearah mereka berdua.

"Gue gak peduli. Karena ini gak cuma menyangkut satu orang, tapi calon anak gue juga. Loe berdua ngerti gak sih?!" Emosi Danu. Mely dan Putri yang takut melihat kemarahannya pun menunduk seketika.

$---------$

Chaca yang sejak setengah jam lalu masih terlelap, perlahan membuka kedua matanya. Menerjap beberapa kali, hingga penglihatannya semakin jelas.

Menoleh kesamping, membuatnya melihat wajah lelah sang suami yang tertidur pulas. Dengan posisi duduk, dan kepala berbantal lengan disisi brankar tempat Chaca tidur saat ini.

Chaca tidak berani mengusik kenyamanan Danu. Jadi ia biarkan saja suaminya itu tidur, meski sebenarnya rasa lapar mulai menjalari perutnya. Chaca mulai mendudukkan tubuh lemasnya. Lantas satu tangannya ia ulurkan, bermaksud mengambil minuman diatas nakas dekat brankar, tetapi tidak sampai.

Hingga suara pintu dibuka pun terdengar, dan orang itu dengan cepat membantu pergerakan Chaca karena dilihatnya wanita itu nyaris menumpahkan minumannya sendiri.

Anta Habibi Anta "AssHab2"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang