Bagian 1

638 47 14
                                    


$---AssHab2---$


"Kamu cuma milik aku, Dan..."


"Iya aku tau.. Dan asal kamu tau, aku benaran tulus cinta sama kamu karena takdir Alloh, Cha... Dia yang menghadirkan kamu dihidup aku supaya aku sadar, kalau selama ini aku udah lalai menaati larangannya, dengan mempermainkan perasaan perempuan dan menyentuh yang belum halal untukku. Aku janji, setelah ini aku bakalan setia sama kamu dan gak akan kecewain kamu karena udah setuju sama perjodohan ini."

"InsyaAlloh, aku akan buat kamu selalu bahagia disisi aku..."

"Janji ya, Dan??"

"Iya. Tapi kamu juga harus bantu aku, biar bisa nepatin janji ini. Okey?"

"Hm.. pasti."

$-------------$

Pagi ini, Ia tersenyum cerah. Secerah cahaya oranye yang menelisik ruang pribadi miliknya tanpa terkecuali, karena gorden jendela yang dibuka lebar. Semalam adalah saat paling membahagiakan untuknya, tatkala sang suami menyatakan isi hatinya untuk kali pertama setelah satu bulan lamanya pernikahan itu terjadi.

Menikah diusia muda. Sungguh tak pernah terkilas dibenaknya. Terlebih ia menikah dengan sosok lelaki, yang notabene nya sebagai orang yang paling ia benci dimasa sekolah.

Kalian tidak sedang amnesia kan? Karena status Danu dimasa itu adalah playboy plus badboy akut. Gelar itu ia dapatkan dari Chaca semasa mereka masih anak SMA. Bagi Chaca, itu julukan yang cocok untuk Danu.

Senyum cerahnya pagi ini, bukan berarti dia selalu bahagia dengan kehidupan mereka. Justru ia seringkali harus menjerit, marah2, dan merasa kesal akibat tingkah polah sang suami. Terkadang Chaca juga sampai menangis karna kejahilannya yang tak pernah surut.

"Aaaaa!!"

Kan? Baru saja dibilang.

Chaca berteriak kaget, ketika sebuah tangan besar menepuk lembut salah satu pundaknya. Membuat nya menoleh dan menyaksikan ekspresi menakutkan yang suami jahil nya itu buat.

"Aduh, Habibati kenapa teriak sih? Ini masih pagi loh. Aku aja belum sempet ngapa2in kamu, satu bulan ini." Keluh Danu, dan langsung dihadiahi cubitan keras dibagian pinggang.

"Isshh! Kalo ngomong."

"Aww! Istri gue kenapa tempramen gini sih?  Salahku apa, yaholloh.." ujarnya dengan tampang so' dramatis, membuat Chaca jyjyq melihatnya.

"Yakin, mau tau apa salah kamu?" Pertanyaan Chaca diangguki oleh Danu, yang berubah ekspresi menjadi polos layaknya anak kecil tak tau apa2.

"Salah kamu itu, karena kamu pernah suka macarin cewek2 disekolah tanpa peduli kelas berapa. Asalkan menarik, langsung deh dikejar. Inget dosa!" Terang Chaca, dengan nada bicara yang menunjukkan kekesalan dikalimat terakhir. Chaca memalingkan wajah menghindari tatapan Danu.

Terpaksa masalalu yang mendadak terkilas difikirannya Chaca jadikan jawaban. Dan anehnya, hati Chaca yang pagi ini masih amat baik2 saja, bahkan ia bermaksud untuk membalas candaan Danu justru terasa sakit.

Seketika Danu menatap Chaca sendu. Rasanya hati ikut perih melihat Chaca nya murung. Yah, kalau sudah begini, sudah bukan saat yang tepat mengajak Chaca bercanda dengannya lagi.

'Sebenernya Chaca kenapa? Sejak kemarin, mood dia rubah2 mulu.'

Danu mendesah gusar. Perlahan ia pun mendekati Chaca yang tengah duduk ditepi kasur milik mereka. Danu tidak ingin Chaca semakin sulit untuk dibujuk seperti kejadian semalam.

Anta Habibi Anta "AssHab2"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang