Bagian 8

214 34 7
                                    


$---AssHab2---$
.
.

"Kok bisa hamil sih?"

Ichwan dibuat tak percaya dengan kabar yang didapat dari putra serta menantunya itu. Itulah alasan kenapa dirinya bersama sang istri, dan juga besannya mendatangi apartemen Chaca dan Danu.

Ia benar2 frustasi akan keadaan sekarang ini. Disaat dirinya hendak mengajak sang anak untuk ikut serta mengurus bisnisnya, justru dia berulah sampai membuat istrinya hamil diusia muda.

'Sungguh terlalu Danu ini!' Geram Ichwan.

"Ya mau gimana lagi, Pa... Semua udah kejadian diluar kendali aku sama Chaca." Danu menyahut dengan menundukkan wajah, tak berani menatap mata tajam sang ayah.

Sementara Chaca mengelus punggung sang suami. Berusaha memberi kekuatan serta meyakinkan Danu bahwa semua baik2 saja.

Dilihatnya sang ayah, Ramadan tengah bergelut dengan fikirannya sendiri. Memasang wajah datar disertai pandangan yang menerawang. Entah apa yang abinya itu fikirkan.

Apakah Ram akan marah, atau bagaimana? Chaca sendiri tidak bisa memastikan itu. Begitu juga dengan Chalifa yang duduk disisi kiri sang suami. Wanita cantik itu kini tengah beradu tatap dengan putrinya, Chaca.

Suhu ruangan berAC yang mereka tempati pun terasa panas dan penuh dengan ketegangan yang sulit dijelaskan.

"Papa ini kayak gak pernah muda aja sih." Suara lantang Santika akhirnya membuat semua atensi beralih padanya.

Ya. Ibu dari Danu itu merasa gerah tak tertahankan dengan situasi yang ada.

"Maksud Mama apa?" Ichwan tampak memasang wajah tak mengerti sekaligus cemasnya, seakan takut sang istri mengatakan sesuatu yang tak diinginkan.

"Tuan Ichwan Ramdanu, suamiku yang ganteng... anak kita ini sudah bukan ABG lagi. Dia sudah menjadi seorang suami dari Chaca, menantu kita yang cantik jelita tiada tara."

Blushhh

Wajah putih Chaca memerah seketika saat sang ibu mertua menjeda pujian terhadap dirinya.

"Mama kebanyakan gaya deh,, mau ngomong aja rempong." Nah kan, Danu jadi lupa sikon kalau sekarang ini ada ayah mertuanya yang super tegas urusan sopan santun.

Tapi nyatanya, Ramadan malah diam menyaksikan obrolan unfaedah mereka. Seakan itu sebuah tontonan seru yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Suasana menegangkan pun mencair seketika, dengan lawakan yang Santika dan Danu ciptakan tanpa rencana.

"Jadi gini loh San, maksud Mama. Kalian ini kan sudah bukan anak remaja biasa, yang kerjaannya pacaran, mojok, atau kejar2an layaknya adegan film bollywood. Lagipula, kalo memang seperti itupun gak akan bikin Chaca hamil. Lah ini, mereka kan pasangan suami istri. Jadi wajar, kalo misalkan Chaca hamil karena anak kita."

"Gitu aja kok dipermasalahin."

Lega. Itu yang Santika rasakan setelah mengeluarkan uneg2nya.

Tapi lihat hasilnya. Semua orang diruangan itu menatapnya tanpa berkedip. Seakan2 Santika telah melakukan pertunjukan yang spekta, hingga para pemirsa tak bisa berkata2.

Anta Habibi Anta "AssHab2"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang