Mohon maaf ya; buat yang reques genre komedy di cb ini.
Author belum bisa kabulin deh kayaknya, padahal udah dicoba sebisa mungkin
Semoga dipart2 berikutnya author bisa hadirkan feel comedynya yak, buat kalian ^^Jangan bosan buat kasih vote dan komentar kalian ♡
$----------$
.
.
.Danu tampak menyesali keputusannya waktu itu. Yang menuruti keinginan Chaca agar mereka langsung kuliah saja, dibanding melakukan pengenalan selama satu tahun. Padahal ayahnya Chaca sudah beberapa kali menawarkan hal itu padanya.
Lihat saja sekarang. Chaca jadi terlihat egois. Ia lebih mengutamakan kepentingan sendiri, dengan beralasan ingin meraih cita2 sebagai sarjana. Sampai Istrinya itu tidak menyadari, kalau Danu lebih menginginkan Chaca yang seperti dulu. Selalu memperhatikan kerapihan, dan kebersihan rumah, juga rajin memasak.
Tapi nyatanya, kini Chaca lebih banyak menyibukkan diri dengan buku berserakan dimeja, atau terkadang dikasur mereka. Urusan memasak, Chaca hanya akan melakukannya jika Danu minta. Lalu masalah beberes? Inilah yang Danu pusingkan. Setiap ia ingin melakukannya, ada saja yang jadi masalah antara dirinya dan Chaca.
Seperti minggu pagi ini, Chaca memekik histeris memanggil namanya.
"Ya Alloh, Danu.. Ini vas bunga yang Ummi kasih, kenapa bisa pecah??"
"Aduh, Cha... aku gak sengaja nyenggol tadi, pas lagi nyapu." Sesal Danu, yang masih memunguti pecahan beling diatas lantai karena ulahnya.
"Lagian siapa yang suruh kamu buat nyapu sih, Dan..." ujar Chaca.
Danu memandang Chaca, seraya menggaruk kepalanya meski tidak gatal. "Aku cuma pengen beberes aja, Cha. Sejak kita sibuk sama tugas kuliah kan, kamu jadi jarang ngurus rumah."
Ya, Danu tidak salah mengatakan hal itu. Dua minggu ini, Danu lah yang melakukan pekerjaan yang biasanya Chaca kerjakan. Tapi karena kesibukannya sebagai anak kuliahan, maka Danu memilih untuk mengerjakannya dihari minggu saja.
Entah perasaan macam apa yang bersarang dalam hati Chaca. Ia seperti ditampar oleh kata2 suaminya itu, walau ucapan Danu tidak bermaksud menudingnya. Tanpa menunggu lama, ia pun ikut berjongkok dihadapan Danu dan mengambil alih plastik bening berisi pecahan beling itu dari tangan Danu.
"Mm sini, biar aku aja yang singkirin ini. Kamu mending mandi, tuh baju kamu udah basah gara2 kena keringat." Ucap Chaca, membuat Danu merasa tersentuh dengan perhatian kecilnya.
"Gak, Cha.. Ini aku aja yang tuntasin." Danu menolak dengan halus, agar Chaca tidak tersinggung.
Dan detik berikutnya, suami dari Chaca itu pun tersenyum miring. "Mm.. mendingan kamu masakin aku masakan yang enak. Jadi abis aku selesai buang pecahan ini, aku mandi. Ntar kita bisa makan bareng."
Melihat penampilan Chaca tanpa penutup kepala didepannya seperti ini, membuat Danu merasa beruntung. Karena ia bisa memiliki sesosok bidadari tanpa sayap dalam hidupnya. Apalagi sekarang Chaca tengah tersenyum padanya. Entah bagaimana jadinya, kalau Chaca tidak ditakdirkan menjadi jodohnya. Pasti sampai sekarang Danu masih memiliki gelar sebagai playboy akut.
"Hei,, playboy akut. B aja deh ngliatinnya,, sampe gak berkedip gitu." Teguran Chaca sontak membuat Danu tersadar dari lamunan singkatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anta Habibi Anta "AssHab2"
FanfictionOn Going 29 September 2020 WAJIB BACA "Assalaamualaikum Habibati" "Hari ini aku nggak masak lagi, bi.... Seharian repot ngurus Fiza. Apalagi akhir-akhir ini dia rewel banget, nggak tau kenapa." curhat Chaca dengan wajah sedihnya. "Maaf ya, Cha... G...